Bagian| Dua Puluh Dua

2.4K 192 42
                                    





****
Enough?
****


Behind the scene, bagian terlewat sebelum sarapan. Jimin meminta satu hal kepada Bang Ha Neul, yaitu menelfonnya --- hanya agar ponselnya berdering kemudian dia akan menguji respon Kang Seulgi.

Dan, Park Jimin kegirangan karena berhasil membuat Kang Seulgi memasang wajah kesal. Gadis itu cemburu tertahan kan? Artinya masih cinta kan?

"Jimin, ibu ingin bicara!"

Jimin berhenti melenggang menuju kamarnya, di pertengahan tangga dia mendengar suara ibunya dan berbalik dengan senyuman.

"Sekarang, Bu?"

Nyonya Park mengangguk, Jimin menghela nafas sebentar kemudian mendatangi ibunya yang berada di ruang tamu.

"A--ada masalah apa,Bu?"

Jimin peka situasi. Ibunya memasang wajah serius sekarang. Dia tidak bisa untuk ketawa-ketiwi seperti sebelumnya.

"Sudah sejauh mana tesismu?"

"Te--tesis? Kenapa tiba-tiba Ibu---"

"Ibu selalu mengawasi perkembangan akademik mu, dan kau sudah jarang bimbingan, bahkan proposal saja belum selesai."

"Aku juga sibuk membantu Prof. Kim, Bu. Masih berusaha me-manage waktu," jelas Jimin.

"Yakin? Bukan karena sibuk mengejar Seulgi?"

Jimin terdiam. Mampus. Dia ketahuan lebih banyak menghabiskan waktu membuntuti kencan Seulgi daripada mengerjakan proposal penelitiannya. Sebenarnya, Taehyung juga sudah jarang menghubunginya untuk menyelesaikan penelitian sejak lima bulan terakhir. Dilraba juga hanya mengirim pesan sesekali.

Kalau Yoongi --- sama seperti dirinya. Bahkan mungkin, penelitian Yoongi jalan di tempat saja.

"I--ibu itu aku ---" tergagap pertanda dia mengaku salah dengan sendirinya.

"Kalau soal Seulgi, ibu dan ayah sudah sepakat akan menjodohkan kalian. Kau hanya perlu fokus pada pendidikanmu, ayah ingin kau mendaftar doktoral di Oxford tahun ini juga."

"Bagus kalau ibu dan ayah merestui kami, tapi aku akan mendapatkan Seulgi dengan caraku sendiri."

"Kapan? Kau terlalu banyak bermain akhir-akhir ini. Tadi malam ke club kan? Besok ke mana lagi? Begini saja, kalau kau tidak bisa mendapatkan gelar mastermu dan mendaftar doktoral tahun ini. Ibu dan ayah tidak akan pernah merestui kalian, tidak akan ada pernikahan."

"Lalu aku dan Seulgi akan pacaran seumur hidup, begitu Bu?"

"Lihatlah, kau jadi bodoh sekali sekarang! Fikirkan ucapan ibu. Kau tau sendiri kalau ibu tidak pernah main-main."












Korea University, hari yang sama dengan perjanjian Park Jimin dengan ibunya.

Seulgi memarkirkan Lamborghini miliknya ke depan gedung Pascasarjana. Skripsinya sudah selesai dia revisi, itulah kenapa dia datang se-sore ini ke gedung S2 jurusan manajemen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONE SIDE | KSGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang