"Dia cuma ingin mengincar harta kita! Ga ada pertemanan ga ada cinta!"
"Bego lu ya? Dia juga kaya! Lagian emang lu pernah beliin dia mobil? Emas? Berlian? Engga kan? Matre darimana? Gue juga ga pernah ngasih apa-apa ke dia kecuali hadiah ulang tahun biasa."
"Sekarang memang belum, karena gue ga memberikan dia kesempatan itu." Jimin menghela nafas, "Tapi, pacarnya yang di Jepang bukannya bukti terkuat? Im Jaebum! Bukti kalau dia mencari pria yang ---"
"Jaebumie?" Sooyoung terkekeh.
"Apa hubungannya dengan Im Jaebum?" Sooyoung menyerngitkan keningnya, "Ah~ karena dia kaya itu ya?" Jimin terdiam.
"Pertama, gue kasih tau kalau sebenernya gue cuma usil tadi pagi. Seulgi tidak pernah bilang kalau dia mau ketemu Jaebum. Kedua, Im Jaebum memang kaya raya tapi Seulgi ga pernah nerima dia. Itu karena dia sibuk mengejar laki-laki bernama Park Jimin yang tolol!"
"..."
Sooyoung emosi sekali. Park Jimin datang ke kediamannya malam ini hanya untuk mengatakan omong kosong. Bahkan jika itu benar, Sooyoung tidak keberatan karena dia memang punya banyak uang. Membaginya pada Seulgi sangat-sangat tidak masalah.
One Side
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi-pagi sekali, di kediaman keluarga Kang sudah terdengar keributan. Seulgi yang baru bangun berjalan mengenakan piyamanya menuruni anak tangga dan berjalan menuju ruang tengah dimana suara berasal.
"Butuh berapa banyak?"
"Ha Neul bisa pinjam pada teman." Kang Ha Neul mendudukkan dirinya. Sepertinya keributan mereda tapi suasananya kembali mencekam.
"Berapa banyak ibu tanya!" Bentak nyonya Kang.
Seulgi mengusap matanya yang masih sedikit buram, dia benar-benar baru bangun. "Ada apa kak?"
