01. Salah Rumah

2.6K 293 24
                                    

Sebagian orang yang baru pindah ke tempat baru pasti akan merasakan yang namanya tersesat. Walaupun jaman sekarang sudah ada yang namanya google maps, tapi tetap saja ada yang tersesat karena saking paniknya mencari jalan.

...

Sekolah.

Biasanya menjadi tempat yang menyimpan banyak cerita dan warna baru kehidupan untuk sebagian remaja yang menikmati.

Contohnya seperti salah satu remaja bertubuh sedikit gempal yang kini celingak-celinguk melihat sekitar. Sampai ia diam karna dikejutkan dengan sebuah tepukan dibahunya.

"Ngapain sih celingak-celinguk kayak gitu?" Tanya remaja bertubuh bongsor yang entah datang darimana.

"Nggak papa." Jawabnya sembari menggeleng.

'Shadana Chello Harsa', batin remaja bertubuh bongsor tadi melirik name tag orang di depannya.

Chello melihat seragam orang didepannya, niatnya ingin melihat nama remaja bongsor disampingnya, tapi kok tak ada name tag nya. Ia mengerutkan keningnya karena bingung.

"Jevan. Jevan Samudra Abimanyu." Ucap Jevan menahan senyum seakan-akan tau pemikiran Chello, "Kamu siswa baru?" Lanjutnya.

Sementara Chello hanya mengangguk, "Udah 2 minggu lalu."

Jevan terkekeh sesaat karena gemas, dia langsung memeluk pundak Chello berjalan ke kelas.

"Name tag nya dimana? Kok nggak ada."

"Sebenarnya name tag punyaku belum dipasang, lupa." Jelas Jevan dengan cengiran khasnya.

"Lupa apa hilang?" Chello menatap jahil Jevan.

Mereka tiba di kelas dan meletakkan tas masing-masing.

"Lupa beneran." Sahut Jevan dengan cengiran khasnya.

Suasana kelas kala itu tak setenang biasanya karna kedatangan Chello.

"Itu siapa? Ganteng banget ya gusti."

"Putih banget astaga, temennya Jevan ya?"

"Jevan kok nggak bilang-bilang sih punya temen se-shinning itu."

"Pengen kenalan, tapi kalo dia nggak bisa Bahasa Indonesia gimana?"

"Tapi, tadi ngomong sama Jevan pake Bahasa Indonesia, grogi sih sebenarnya."

"Tukeran tempat duduk boleh nggak sih?"

"Akhirnya ada tambahan vitamin di kelas."

Jevan sebenarnya risih mendengar bisikan yang sampai bisa ia dengar, apalagi yang menyangkut namanya. Dirinya melirik Chello yang kebetulan duduk disampingnya.

Tapi sosok disamping terlihat tenang-tenang saja dengan ponsel pintarnya. Ia menghela napas, dalam batinnya dirinya berdoa agar panas di kupingnya mereda.

"Risih ya, Jev?" Tanya Chello mempause game yang dia mainkan.

"Siapa sih orangnya yang nggak risih kalo namanya diomongin keras gini?" Jawab Jevan malas.

"Kenapa emang? Nggak diomongin jelek juga, biarin aja sih." Chello kembali fokus dengan game di ponsel pintarnya.

"Tapi Chell, kuping ku jadi panas rasanya. Nggak enak tau." Jevan menelungkupkan wajahnya dimeja.

"Ck. Kalah lagi." Gumam Chello mematikan ponselnya melihat ke arah Jevan.

Chello fokus menatap telinga Jevan yang memerah.

Best Friend  | ChenJi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang