Seindah sayapmu yang begitu memukau. Seindah warnamu yang mempesona. Kadang begitu melenakan namun kadangkala menyakitkan karna aku takkan pernah bisa menggapaimu kecuali hanya dalam angan...
Hari ini adalah hari pertama Emu back to school setelah hampir tiga minggu lamanya terkurung dirumah dan dirumah sakit yang membosankan itu. Hatinya merasa sedikit lebih baik walau masih terasa luka yang begitu menyesakkan. Iapun kembali pada kegiatan lamanya menempeli adik bungsunya Amuchi kemanapun tampa memberi kesempatan tuk mereka (Amuchi & Anka) berduaan. Hal inilah yang kadang membuat Anka jengah dan juga kesal padanya.
Amuchi Pov.
Aku tau kalau Anka cemburu dan juga kesal dengan Emu tapi kali ini aku biarkan saja. Karna aku sudah capek mencari alasan tentang hubungan kami berdua (Aku dan Emu). Aku juga malas berdebat dengan kak Emu karna aku nggak pengen dia droup lagi.
"Gomenne Anka, aku melukai hatimu lagi..." bisik hatiku. Aku merasa sangat bersalah karna ini kesekian kalinya aku menolak ajakan Anka untuk hanging out bersama sekaligus double date dengan Hammy dan Lucky.
"Kau bilang, kau sangat mencintaiku Chii. Tapi kenapa kau selalu menolak ajakanku dengan bermacam alasan dan akhirnya malah memilih pergi bersama Emu? Kau anggap apa aku ini? Ban serep gitu?!" Anka kelihatan sangat marah dan juga kesal. Yah, itu sich karna aku lagi-lagi menolak ajakannya karna jamnya bentrok dengan jadwal cek up Emu. Aku memang wajib menemani Emu setiap kali cek up karna tak ada yang bisa pergi bersamanya selain aku. Aku juga tak kan tega membiarkan kakakku itu pergi sendirian walaupun di Seito Hospital itu ada Taiga nisan dan Asuna Neesan yang menemaninya disana. Namun untuk kesana aku wajib menemaninya.
"Iiee....Anka! Bukan begitu. Aku...."
"Ah, sudahlah! Aku sudah muak dengam alasanmu yang itu...itu juga! Sekarang, lebih baik kita jalan sendiri sendiri aja deh! Silakan nikmati kebahagiaanmu bersama Emu. Mulai kini lo, gue end!" Anka berlalu tampa aku sempat meluruskan kesalah pahaman ini.
"Ankaaa...." Aku mencoba berteriak. Tapi Anka kelihatannya memang sudah tak peduli lagi. Aku tertunduk lemas. Belum seumur jagung hubungan kami akhirnya kandas juga sampai disini. Aku hanya bisa menghela nafas panjang.
"Haah....kenapa aku pengecut sekali? Apa katanya tadi? Menikmati kebahagiaan bersama Emu? Yang benar saja! Duh Kamisama! Apa aku harus bilang kalau Emu itu adalah kakakku. Jadi Anka tidak akan salah paham begitu. Yah, mungkin aku memang harus menjelaskannya karna aku tidak ingin kehilangan Anka!"
Berpikir demikian aku segera beranjak.Amuchi End.
Baru saja Amuchi akan beranjak tapu langkahnya terhenti dan ia kembali menghempaskan pantatnya dikursi taman sekolah itu. Kata-kata Parad kembali terngiang ditelinganya.
"Chii....jangan sampai orang lain tau masalah Emu dan keluarga kita. Emu itu tetap seorang Ishiguro bukan Iwanaga. Apalagi kalau sampai mereka tau keadaan Emu yang tidak baik-baik saja sekarang. Jika sampai orang lain tau tentu akan menambah runyam masalah dalam keluarga kita. Ingat juga kalau keadaan mental Emu yang tidak stabil itu. Dan dia bisa saja berbuat nekat. Harusnya kau lebih mengenal dia daripada aku karna memang dia sangat dekat denganmu daripada aku. Walaupun aku ini adalah saudara kembarnya...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly paper (End)
FanfictionEmu : "Aku tidak mengerti, seberapa banyakpun perbedaan diantara kita, sebanyak apapun luka dan cobaan yang mengelilingi langkah kita, aku tetap tak bisa jauh darimu dan selalu ingin berada didekatmu." parad : "Akupun ingin kau tau, meski sayapku ak...