sandiwara emu

363 35 77
                                    

Amuchi termenung memainkan pena ditangannya. Ingatan tentang percakapan dirumah sakit kembali terngiang ditelinganya.

Flashback

"Aku sungguh tak mengerti dengan semua ini. Emu terkena Amemia Aplastic Chronic? Sudah sampai tahap ini. Bagaimana bisa dia sanggup melakukan perjalanan jauh dan nekat melukai dirinya sendiri. Sungguh dia tidak sayang nyawanya sedikitpun!"  Taiga kelihatan agak kesal dengan ulah adik ketiganya itu.

"Nisan ternyata tidak mengenal Emu nisan sebaik nisan mengenal Parad nisan. Dia itu sangat keras kepala!"

"Bagaimana kau bisa tau? Kau baru saja mengenalnya beberapa bulan ini kan?" bantah Taiga lagi.

"Aku adiknya. Emu nisan memang memiliki tubuh kecil yang hampir setara denganku. Tapi kekerasan hatinya dan tekatnya mengalahkan tubuhnya yang kecil dan kelihatan lemah itu. Dia seperti Mama. Lemah lembut namun sangat berbisa disaat bersamaan. Harusnya nisan menyadari hal itu..."

"Analisamu sudah sejauh ini, Chii? Kau bahkan lebih mengenal dan memahaminya daripada aku!" Taiga menggelengkan kepalanya.

"Chii benar, nisan! Emu itu tak bisa kita pahami hanya dari luarnya saja. Dia itu penuh kejutan yang kadang kala bikin aku muak. Anemia Aplastic Chronic? Apa apaan itu! Padahal Appa Gai cuma bilang kalau dia hanya memiliki imun yang rendah saja. Hah! Benar benar tak masuk diakal. Sandiwara apalagi yang dimainkannya kali ini?" Parad tertawa sinis.

"Autoimun Parad!" Ryuga membetulkan perkataan adik keempatnya itu.

Butterfly paper (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang