02.

2.4K 81 2
                                    

Pagi itu Re berangkat kerja lebih cepat, sebagai senior Marketing disebuah perusahaan properti ternama milik Pamannya, Re dikenal sebagai sosok ambisius dan selalu berhasil mengejar target berapapun yang diberikan oleh atasannya. Dan meski semua orang di kantor tahu siapa Re sesungguhnya, namun mereka salut atas kinerja dan kerja keras Re selama ini. Re tidak hanya mengandalkan nama keluarganya semata.

"Pagi cantik"

Suara Gerald Santoso terdengar riang, menyapa. Menolehkan kepalanya, Re mendapati sosok tampan dan tinggi blasteran China-Jawa itu kini berusaha mensejajari jalannya.

"Dari kemarin aku telpon kok nggak diangkat sih, Robin habis mengadakan pesta besar tuh" mereka bersamaan menuju lift.

"Akhirnya ya, dia capai target juga" kata Re dengan suara renyah merdu bak biduan.

Keduanya berdiri menunggu lift terbuka.

"Kemarin kamu kemana sih emangnya, nggak bisa dihubungi seharian. Justin sama Jason sampai nyariin?" Geralt terus menuntut jawaban.

Re menghela nafas panjang.
'Disekap sama Varhen di apartemenku sendiri' batin Re.

Lalu teringat lagi percintaan panas lagi mereka didalam dapur apartemennya, membuat sesuatu dalam diri Re kembali memanas.

Terdengar bunyi denting bel dan pintu lift membuka.

"Nah, tuh kamu mau masuk nggak?" tanya Re.

Gerald sudah hendak bicara lagi namun kedatangan gerombolan karyawan yang dikenali Gerald sebagai junior mereka di kantor segera mengurungkan niatnya.

Re tersenyum kecil, senang karena lagi-lagi berhasil mengelak.

Re dan Gerald sudah saling mengenal sejak kuliah, keduanya bertemu disebuah klub malam terkenal di Jakarta Pusat. Re tahu persis Gerald menginginkan dirinya bukan cuma sekedar tubuhnya semata, tapi seluruhnya. Itu sebabnya Re berusaha tidak terlalu berlebihan dalam memperlakukan Gerald.

Gerald bisa jadi sangat manis dan hangat diatas ranjang, tapi hanya itu. Re tidak pernah menginginkan sebuah hubungan lebih dari pelepasan seksual. Kecuali bersama Varhen. Sahabat baiknya sejak kecil yang entah bagaimana ceritanya bisa menjadi partner seks tanpa kontrak tertulis sejak bertahun-tahun lalu. Jauh sebelum Re mengenal Gerald.

Bisa dibilang Re benci hubungan serius dan itu karena Ayah Kandung yang tidak pernah Re kenal. Menghamili ibunya diwaktu muda lalu meninggalkannya begitu saja. Beruntung Ibu Re, Amelia, adalah seorang Handoko, sehingga kehidupan Re tidak pernah kekurangan suatu apapun sejak masih bayi.

Meski Kakek dan Neneknya sangat membenci Ayah kandung yang bahkan tak Re kenal, namun Nenek dan Kakeknya begitu mencintainya. Re adalah cucu emas sekaligus satu-satunya cucu perempuan dari ketujuh cucu mereka.

Tapi Re akhirnya tumbuh besar juga menjadi sangat membenci Ayah Kandungnya. Ibunya menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan. Bisa dibilang Re tumbuh tanpa sosoknya dan hanya bisa melihat Ibunya dalam kondisi normal dalam pesta-pesta besar pencitraan keluarga. Sisanya, Ibunya selalu dikurung dikamarnya, diberi penenang agar tidak mengamuk serta membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.

Itu sebabnya Re membenci hubungan. Re tidak percaya cinta kecuali yang diberikan oleh keluarganya.

Lift yang mereka naiki mulai berjalan perlahan dan berhenti dilantai 14. Tempat kantor Re dan Gerald berada.

"Aku duluan ya" tukas Re, melewati Gerald.

"Presentasi pagi?"

Re menjawab dengan kuluman senyum manis. Yang selalu bisa membuat lelaki manapun terjebak selamanya dalam pesonanya.

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang