14.

519 35 1
                                    


*******************

Leonald tak terlalu berlama-lama berada di tempat Varhen, ia harus bergegas pergi dengan dalih harus segera beristirahat karena besok sekali akan bertemu kawan lama sekaligus calon klien.

Varhen memutuskan berada di Klub hingga menjelang subuh kala akan tutup. Ia sempat bertemu Regina serta si gadis baru, Cateyanna yang tengah asyik berbincang dengan seorang pelanggan seusia dirinya. Ketika melewati si gadis baru, ia merasa tatapan perempuan itu mengikutinya. Namun Varhen tak mau mempermasalahkan.

Sejak kejadian kesalah pahaman tersebut, baik Varhen maupun Cateyanna berusaha keras saling menghindar, kecuali untuk urusan bersifat profesional ia tak bakal mau menemui gadis Rusia tersebut. Itu juga tak sendiri, ada Marco yang menemani.

Situasi menjadi canggung sejak itu, Varhen sejujurnya membenci dirinya karena ialah bos ditempat tersebut, namun harus bermain petak umpet pada karyawannya sendiri.

Marco sudah menunggunya di luar Klub, ia akan mengantarkan Varhen pulang malam ini.

Setibanya di Apartemen, pria tersebut mencoba mengenyahkan Rachella jauh-jauh dari pikirannya. Mematikan ponselnya, akhirnya tak lama setelah itu ia segera terlelap dalam alam mimpi.

******************

Pukul tiga siang Varhen terbangun akibat dering alarm jam di nakas samping kiri kasurnya. Terduduk, Varhen memijat pelipisnya, kepalanya terasa berdenyut. Antara ia salah posisi tidur atau kurang lelap, entahlah.

Hal pertama yang dia lakukan adalah menghidupkan ponsel dan mengecek pesan. Pupilnya melebar kala mendapati satu voice mail dari Rachella. Dan beberapa pesan lain.

Membukanya, rupanya itu ajakan pertemuan dari Rachella untuk dirinya. Sore ini.

Varhen berusaha menelpon Rachella, tapi lagi-lagi tak diangkat.

Untungnya tak lama kemudian, satu pesan masuk ke inbox line chat milik Varhen.

Rachella : Lagi rapat, chat aja. Ketemuan di Klub kamu ntar malem, setengah delapan. Oke.

Varhen tak bisa menahan senyumannya. Meletakkan ponselnya, ia berdiri untuk membuka tirai jendela kamar, membiarkan cahaya hangat siang beranjak sore terpancar ke dalam kamarnya.

Kemudian, sebuah tekad muncul di hati laki-laki itu.

Malam ini juga, Varhen akan membuktikan keseriusannya pada Rachella. Dia akan mengajak wanita itu meresmikan hubungan mereka yang tak jelas selama ini.

Varhen menghubungi Marco dan meminta untuk membantunya, lalu bergegas ke kamar mandi. Ada banyak hal harus ia persiapkan, tak ada waktu untuk bersantai.
***************

Seusai rapat Rachella menunggu hingga ruangan sepi agar ia bisa bicara berdua saja dengan Kakak sepupunya. Menutup pintu ruang rapat, Jason yang sejak tadi sudah menunggu kesempatan segera memeluknya dari belakang.

"Miss you..." bisik Jason didekat daun telinga Rachella.

Membuat wanita itu nyaris kehilangan keseimbangannya.

Memutar badan, ia mendelik. "Jangan kayak Justin deh"

Jason menyeringai, buru-buru melepaskan diri dan berdeham. "Maaf, Nona Handoko, kalau tindakan saya salah. Ada yang lebih berat dari pada rindu, yaitu memelukmu" lelaki itu mengucapkan sebuah kalimat yang terkenal dari film remaja romantis adaptasi novel yang beberapa waktu ini sangat terkenal. Membuat Rachella terkikik geli.

"Berhenti, Jas astaga. Aku mau ngomong serius" ia menarik kekasihnya untuk duduk dikursi. "Aku mau menemui Varhen malam ini"

Jason seketika tegang di tempat duduknya. "Aku ikut. Bukan karena nggak percaya sama kamu, tapi lebih ke khawatir" katanya tegas.

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang