20.

404 34 2
                                    

But did you see the flares in the sky?
Were you blinded by the light?
Did you feel the smoke in your eyes?
Did you, did you?
Did you see the sparks filled with hope?
You are not alone
'Cause someone's out there, sending out flares.

- The Script, the Flares-

*************

Jason terduduk di sofa kamar pasien Rachella sambil mematung untuk waktu agak lama, ada Justin dan Javier duduk di kedua sisinya. Semua fakta baru terungkap dan itu cukup membuat mereka shock.

Ayah Rachella, lelaki yang selama ini dianggap brengsek karena meninggalkan Tante mereka saat masih mengandung anak dalam rahimnya, adalah Leonald Lien.

Saat ini para Orang Tua tengah berbicara serius bersama Leonald di ruangan yang sudah disiapkan  Direktur tempat Rachella kini dirawat, Cameron Santoso.

"Tolong, selesaikan masalah pribadi anda semua jangan di ruang publik. Ini Rumah Sakit, meskipun saya tahu anda adalah keluarga pendiri dan juga pemilik Yayasan" begitulah ucap pria seusia Damien dan Arion itu tadi. Membuat para Handoko seketika merasa malu karena menjadi sorotan dan pergunjingan para pegawai dan tim medis lain.

Para cucu dilarang ikut, ya mengingat sebetulnya ini berkaitan dengan urusan mereka pribadi di masa lalu.

Damien sedang sibuk menerima telpon terkait urusan perusahaan cabang luar negri di luar kamar, hal sama juga terjadi pada Davien. Sedangkan Jacien, kewalahan menghadapi media untuk menutup mulut mereka terkait insiden menimpa Rachella.

Beritanya sudah ada dimana-mana, putri keluarga konglomerat H berada di dalam klub malam terbakar dan menjadi korban kekerasan seksual.

Hal terakhir yang Jason inginkan adalah, menjadikan wanitanya korban cibiran atas kejadian yang bahkan tidak ia inginkan. Karena begitulah situasi di negara ini pada umumnya.

Korban kekerasan seksual justru diperlakukan seperti pelaku.

Jason memijit pelipisnya, kepalanya terasa pening, pikirannya penuh. Seluruh tubuhnya terasa sakit bukan efek kejadian semalam, melainkan karena emosi. Amarah membakarnya. Harusnya dia menemani kekasihnya, mengikuti nalurinya alih-alih menuruti Rachella agar tak dicap kekanakan.

Jason mengutuk dirinya sendiri, merasa begitu bersalah, juga gagal untuk melindungi wanita yang ia cintai.

"Aku masih tidak percaya Varhen berbuat segila itu?" Justin akhirnya angkat suara. Duduk tegak ia melanjutkan. "Aku tahu kadang dia bisa menggila tapi ini, menyakiti  Rachella seperti bukan dirinya"

Javier menatap lekat-lekat saudara sepupunya. Jason berdiri sambil mengerang. Rahangnya seketika mengeras, amarahnya kembali naik le ubun-ubun setiap mendengar nama Varhen Geysan disebut.

"Itu memang bukan dirinya" akhirnya Bada yang menjawab. Semua perhatian kini tertuju pada sosoknya.

Jason kagum pada loyalitas persahabatan Bada kepada Rachella, perempuan itu tak mau pulang meski sudah berkali-kali disuruh oleh keluarga Handoko. Ia bahkan menolak dimintai keterang oleh Polisi sekarang.

Bada duduk disamping kanan ranjang Rachella yang masih tak sadarkan diri, kedua tangannya menggenggam erat tangan kanan Rachella seakan mampu mengalirkan kekuatan dari sana.

"Re pernah berkata padaku" memutar leher. Ditatapnya satu persatu para lelaki Handoko di ruangan itu. "Varhen 'berbeda', sudah lama sekali dia mengatakan hal ini. Itu sebabnya Re tidak bisa meninggalkan pria itu begitu saja. Ada trauma pada masa lalu pria itu, menyebabkan kelahiran 'sosok lain tersebut' dan Re bilang hanya dia yang bisa membantu mengatasinya"  lalu memandang tajam ke arah Jason.

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang