08.

1K 49 1
                                    

Iya gw lagi rajin update guys. Even belon waktunya. Dari pada molor gw. Soalnya next week takutnya bakal sibuk banget. Semoga nggak pada bosen ya.
******************

Hentakan kencang musik milik Bea Miller dan dua gelas roy rogers yang Re tenggak membuat adrenalinnya meningkat. Wanita itu berdiri dari sofanya, menarik tangan Jason. "Ayoo..." ajaknya. "Ini lagu kesukaanku".

Jason menggeleng.

" Ya sudah Re, sama aku aja" Edgard sudah berniat berdiri kala Jason memelototinya.

Seketika Edgard mengulum senyum, dan kembali duduk karena Jason menjulurkan tangannya untuk meraih tangan Re.

Keduanya lalu bergegas menuju ke lantai dansa, dan menjadi dua dari puluhan hiruk pikuk anak manusia yang malam itu memutuskan untuk melepaskan stres mereka dengan mendatangi klub malam.

Edgard masih asyik mengamati Re dan Jason yang kini menari semakin cepat mengikuti irama tempo musik. Satu tangan kekar Jason diletakkan pada pinggang kanan Re, sementara satunya lagi melingkari bahunya. Re sendiri terlalu asyik menari dalam dekapan dada lelaki tersebut.

Kalau orang tak tahu, pasti bakal mengira keduanya pasangan serasi.

"Sebetulnya niatan kamu apa?" pertanyaan Javier menyadarkan Edgard dari lamunannya.

Menoleh, dilihatnya satu lagi lelaki menawan dalam kelompok keluarga Handoko, yang baru saja menolak sekelompok wanita saat mengajaknya untuk berdansa.

Edgard ditarik ke klub ini oleh Re sepulangnya dari Hotel bersama dengan ketiga saudara sepupunya. Edgard pikir, perlahan mereka sudah mulai menerimanya.

"Maksudmu?" Satu alis Edgard terangkat naik . Mencoba mengalahkan kerasnya bunyi musik.

Javier terduduk santai, membuka lebar kedua kakinya. Telunjuknya menunjuk dua sosok saudaranya yang kini tertawa dan menari semakin lincah di lantai dansa.

Edgard memahami maksud pertanyaan Javier. Menyeringai. Ia menjawab sambil menenggak soda ditangan kanannya. "Menurutmu?"

"Kamu tahu kan mereka sepupuan"

Edgard semakin tertarik pada perbincangan ini. "Lalu?"

"Lalu...." Javier memajukan tubuhnya. "Kamu bermaksud menjodohkan mereka?"

Edgard tergelak seketika. "Nggak ada niatan begitu sih awalnya. Tapi jadi makin menarik karena kamu yang ngomong pertama kali. Memangnya kamu nggak lihat, cara Jason menatap, memperlakukan Re, beda kayak yang kalian lakukan ke dia. Padahal sama-sama saudara"

"Itu karena mereka serumah lama banget. Dan Jason udah kayak Kakak kandung buat Re"

"Kenapa Justin nggak? Perlakuannya ke Re beda. Maksudku. Lebih ke arah 'normal' layaknya tindakan seorang saudara laki-laki ke adik perempuannya"

"Justin kan nggak dewasa" Javier terkekeh.

Edgard mengamati Javier selama sesaat. " Kamu tipe yang suka menghindari kenyataan ya"

Pernyataan Edgard barusan menghantam Javier. "Maksudnya?"

"Iya. Tipe seperti yang. 'Hidup aku oke kok' padahal aslinya nggak. Masalah banyak. 'Mereka baik kok sama aku', padahal aslinya kelakuan mereka selalu bikin diri sendiri sakit atau.
Tipe yang, mending aku diem dan it's fine. It will be over. Padahal semua itu nggak bakal kelar selama kita diem aja"

Javier membeku seketika di tempatnya.

Ucapan Edgard bagai panah beracun menusuk jantung.

"Mau aku beri saran tuan Javier Handoko" Edgard tiba-tiba berdiri. Lalu mengambil tempat di samping Javier. Memajukan tubuhnya, berbisik tepat di luar daun telinga lelaki tersebut. "Terima dulu dirimu apa adanya. Maafkan dirimu sendiri dulu. Setelah itu, jangan cuma diam saja saat hal buruk menimpamu. Atau kamu menerima ketidak adilan" memundurkan badan. Edgard menyeringai penuh makna. " Dan kita sama-sama tahu juga. Kalau Jason Handoko jatuh cinta pada adik sepupunya. Terimalah kenyataan itu"

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang