10.

807 39 0
                                    

Varhen ama Re kalo pas khilaf guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Varhen ama Re kalo pas khilaf guys.
Sialnya, keseringan mah khilafnya.

Minta support dan komen kalian, guys. Thank's

Btw, ada plot hole gede banget di part 4 kemaren, tapi udh gw ubah. Makasi buat readers yang udah notice dan kasih tahu gw.
*****************************

Varhen mengalami mimpi buruk lagi. Sudah cukup lama sejak hal seperti itu tak terjadi padanya.

Mimpi mengerikan serupa dengan inti cerita sama. Satu keluarganya dibantai persis di hadapannya dan dia tak bisa melakukan apa pun. Bedanya, kali ini ada Rachella dalam mimpinya. Perempuan itu didudukkan di atas kursi, diikat erat dan siap dilemparkan ke atas tungku api.

Rachella menangis, meratap dalam kondisi mata tertutup, memanggil-manggil namanya. Namun Varhen tak bisa melakukan apapun selain membeku di tempat.

Varhen merasa dirinya berusaha berlari, namun tubuhnya terlalu berat untuk digerakkan.

Menjerit, tapi suaranya terasa tercekat diujung kerongkongannya.

Pada akhirnya lelaki itu hanya bisa pasrah, kala menyaksikan wanitanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam api.

Lalu, sebuah suara keras seakan menarik Varhen kembali ke kenyataan. Ia nyaris terjatuh dari kasurnya tatkala sebuah gedoran kencang berkali-kali terdengar dari luar sana, bukan dari pintu kamarnya.

Mengumpat beberapa kali, meski bersyukur ia dapat bangun akibat suara keras tersebut, tapi kepalanya pening karena bangun secara mendadak. Dada telanjangnya bersimbah keringat.

Bangkit dari atas ranjang, ia memaksakan setiap sel syarafnya agar segera sadar.

Dengan langkah berat Varhen keluar dari dalam kamar, suara gedorannya makin kencang dan berkali-kali diikuti bunyi bel di luar pintu unit Apartemennya. Menyeka keringat dari atas dahi, Varhen menyadari kalau sekarang sudah hampir pukul empat sore.

Mendesah, ia akhirnya berteriak. "Tunggu sebentar!" lalu mengumpat.

Siapapun tamu di luar sana, awas saja kalau tidak penting. Katanya dalam hati.

Varhen tahu kalau tamunya bukanlah Marco, lelaki itu selalu tahu kode nomor Apartemennya, meski Varhen sudah berkali-kali menggantinya. Sahabatnya satu itu seperti seorang Dukun dan tahu segala hal.

Kalau Reggie, yah, dia paling benci jika harus mampir ke rumah Varhen. Selain jauh dari tempatnya tinggal, juga memakan waktu sangat jauh. Wanita itu takkan mau mampir ke Apartemennya bila bukan masalah gawat darurat setara bencana alam.

Membuka pintunya dari dalam, kejengkelan Varhen seketika berubah menjadi keterkejutan ketika mengenali sosok tamunya.

"Kamu...."

Seketika Varhen menegang. Kedua tangannya mendadak terkepal erat disamping tubuhnya.

Sosok itu tersenyum miring, memandang lekat-lekat Varhen, ia berkata.

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang