06.

1.1K 53 3
                                    

Ruang persiapan bagi para pegawai baru terletak dibagian belakang sisi kanan lantai 11, mengingat klub milik Varhen beroperasi disalah satu bagian lantai 10,11, dan 12 gedung Hotel milik Bellamy Group. Ruangan itu, termasuk ruangan lain berupa ruang ganti dan beristirahat para wanita selalu dijaga ketat oleh petugas keamanan untuk mencegah terjadinya hal-hal tak diinginkan dari para hidung belang mesum.

Seorang bodyguard bernama Teruzh yang ditempatkan oleh Varhen dibagian pintu masuk lorong staff karyawati mengangguk, saat ia melewatinya. Teruzh orang Italia asli, badannya mungkin tak sebesar pegulat dalam acara televisi pada umumnya namun semua orang yang mengenalnya akan berpikir jutaan kali untuk membuat masalah.

Teruzh peraih medali perak dua kali untuk seni beladiri taulo dari negaranya, serta menguasai thai boxing. Juga sempat menjadi anggota marinir di negaranya. Lelaki itu adalah putra dari salah satu kaki tangan Mariuzh Geysan, Ayah kandung Varhen. Teruzh kemudian dibawa ke Indonesia oleh Ayahnya empat tahun lalu, dan langsung menjadi salah satu kawan baik Varhen.

Kemampuan bahasa Indonesia laki-laki itu sesungguhnya bagus, sayangnya dia malas berkomunikasi dengan orang lokal sehingga membuat kebanyakan keamanan lokal serta preman sewaan Varhen, membencinya sekaligus menakutinya.

Kaki Varhen berhenti didepan ruang tunggu pegawai baru, membuka pintunya dari luar, aroma kuat parfum mawar langsung menyeruak begitu dia masuk.

Seorang wanita berbadan lumayan tinggi, berambut pirang keemasan seleher, dan berponi segera menyambutnya.

Satu kata. Dia cantik.

Tubuh berlekuknya terlihat seutuhnya dalam balutan bikini striper garther berwarna putih metalik. Sepasang payudaranya yang sintal dan penuh begitu menggoda, seakan siap tumpah dari balik baju yang ia kenakan.

Untuk beberapa saat Varhen terdiam.

"Are you Cateyanna Munchez?" tanya Varhen dalam bahasa Inggris. Sebab kebanyakan pegawai barunya kesulitan menggunakan bahasa Indonesia diawal-awal. Mereka baru akan terbiasa setidaknya setelah setengah tahun berkerja.

Wanita itu tampak masih sangat muda, Varhen jadi mencurigai usia aslinya. Namun yang membuatnya terkejut adalah, saat Cateyanna secara mengejutkan berjalan kearahnya dengan gaya sangat seksi. Menyudutkan Varhen kemudian mengunci pintunya dari dalam.

Varhen mendelik saking tak percaya pada apa yang dia lihat.

"You can call me, Ann" bisik wanita itu lirih. Tepat diluar daun telinga Varhen.

Membuat Varhen terkena getaran listrik statis sedikit demi sedikit, yang menjalar dari dalam perutnya.

Tindakan wanita tersebut berikutnya lebih mengejutkan lagi. Secara tiba-tiba Cateyanna menarik risleting celana Varhen, membuat lelaki tersebut berteriak.

"What are you..."

Namun omongan Varhen segera terhenti kala Cateyanna meletakkan jemarinya diluar bibir Varhen. Memberinya isyarat untuk diam.

Kemudian, begitu saja, Varhen merasakan celananya diturunkan kebawah, dan kejantanannya dibebaskan dari dalam boxernya.

"Damn, this is so gorgeous" bisik Cateyanna lirih.

Wanita itu berlutut dibawah Varhen, dan sebelum Varhen sempat mencegah, Cateyanna sudah menyentuh miliknya dengan sangat ahli.

Varhen berusaha mencegah namun apa daya, gairah yang awalnya tak ada mulai muncul, berada didalam perutnya dan menggerogoti dirinya dari dalam.

Cateyanna mula-mula menjilati penisnya mulai dari ujung hingga ujung batang, segaris lurus, perlahan-lahan. Terus seperti itu hingga beberapa kali hingga membuat Varhen mengerang.

Rasa campur aduk menyergap lelaki tersebut, antara kesal dan gairah. Pada akhirnya nafsu birahinya kalah saat Cateyanna dan mulutnya mulai mengulum, menghisap, keluar masuk dengan intensitas sangat cepat. Beberapa kali Varhen merasakan ujung kejantanannya menyentuh ujung tenggorokan wanita itu, membuat Varhen berdiri dengan memegang erat-erat gagang pintu dibelakangnya. Saking kerasnya hingga mungkin nanti bisa rusak akibat ulahnya.

Varhen merasa puncaknya segera tiba. Dan saat itu terjadi, ledakan orgasmenya terjadi didalam mulut wanita itu. Bersamaan erangan kencang keluar dari mulut lelaki itu.

Terengah-engah, baik Varhen maupun Cateyanna. Varhen menunduk, Cateyanna luar biasa menggairahkan dengan ekspresi penuh kepuasan membersihkan sisa cairan milik Varhen dari ujung bibirnya.

Iblis merasuki dirinya.

"Brengsek!" batin Varhen. Tepat saat Cateyanna berdiri.

Diraihnya lengan wanita itu, lalu dengan kasar didorongnya hingga terjatuh diatas sofa kulit berjok warna emas ruang tunggu.

Varhen meraih rahang berbentuk hati Cateyanna, membuat sepasang mata mereka bertemu. Wanita itu memiliki irish berwarna biru kecoklatan yang sangat indah. Selama beberapa saat, Varhen tenggelam didalam keindahannya sebelum Cateyanna yang memulai untuk menciumnya.

Varhen membalas ciumannya dengan lebih rakus serta kasar, satu tangannya meraba payudara Cateyanna, dengan sengaja tidak melepaskan bajunya meski sangat minim dan juga tipis.

Varhen memainkan jempolnya diatas puting kanan Cateyanna, menari seperti orang berdansa. Sementara tangannya yang lain bergerak kearah bagian bawah tubuhnya, terus menyentuh kulit wanita itu yang kini terasa panas, tubuh Varhen sendiri mulai memanas namun dia tak mengijinkan saat Cateyanna hendak membuka kaosnya. Penis Varhen sengaja digesek-gesekkan pada area perut Cateyanna.

Cateyanna seketika menggigit bibir, tepat saat jemari-jemari kuat lelaki itu menyusup masuk kedalam celana gathersnya. Tanpa menurunkan celananya, Varhen memainkan tidak cuma satu namun tiga jemarinya sekaligus.

Mengelus-elus bagian luar vagina Cateyanna, sesekali mencubit mulut bibirnya. Dan ketika ketiga jemarinya masuk semakin dalam hingga menyentuh klitoris, Cateyanna mengerang pelan.

Varhen menatapnya dari tempatnya, tersenyum licik. Lidahnya bermain diatas puting Cateyanna, menjilatinya, meremasnya, mengulumnya, mengisapnya. Dan ketika tiga jemari Varhen menembus masuk kedalam diri Cateyanna, wanita itu mengerang.

Keluar masuk terus seperti itu sembari menghisap payudara Cateyanna. Dan ketika Cateyanna mencapai puncak orgasmenya bersamaan dengan satu teriakan lantang yang diyakini Varhen akan membuat orang seisi lorong mendengar mereka.

Ketika permainan berakhir dan Varhen selesai. Ia berdiri memunggungi Cateyanna yang masih lemas diatas sofa, sembari membetulkan celananya.

"Did you know who I am?" tanya Varhen.

"I ...know...my first client right"

Jawaban lugu yang keluar dari mulut wanita itu seketika membuat Varhen membalikkan badan dan terkejut. Menatap wanita tersebut nanar.

"Why you said that?"

Cateyanna langsung tersadar kalau dia sudah melakukan sebuah kesalahan. "You are my first client, right? The girls in the locker room said if I will....tonight..."

Ucapannya langsung terputus karena Varhen memukul tembok dengan sangat keras hingga dapat menghancurkannya.

Cateyanna seketika terduduk, menggigil. "I'm I doing a wrong thing?"

"Yes, you are, and me too...damn it" Varhen memberikan Cateyanna tatapan semengerikan serigala yang siap memangsa korbannya. "Because I'm your boss in this place. I am Varhen Geysan"

Kalimat yang keluar dari mulut Varhen barusan sukses membuat Cateyanna mengumpat kencang.

BEAUTIFUL SIN : (BEAUTIFUL SERIES #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang