◾1◾

516 31 16
                                    

Naraya Ava Lileka, gadis itu sudah siap dengan setelan putih abu nya. Dia sengaja berangkat lebih awal karena kekasihnya —Arka— meminta nya datang pagi-pagi. Nara juga heran, biasanya Arka akan menunggu di depan rumah. Tapi kali ini tidak, Nara akan pergi sendiri ke sekolah. Jarak rumah Nara dengan Arka hanya berjarak 3 rumah, pantas saja mereka sering pulang pergi sekolah bersama-sama.

Soal hubungan Nara dan Arka, mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun. Mereka memulai hubungan saat mereka baru memasuki kelas 10. Hubungan antara Nara dan Arka selalu saja ada masalah. Meskipun begitu, mereka bisa mempertahankan hubungan selama 2 tahun lamanya. Bagi mereka, mempertahankan hubungan selama itu tidaklah mudah.

Nara sebenarnya lelah. Lelah terus berdebat dengan kekasihnya. Meskipun Arka sangat menyebalkan, entah kenapa semakin hari Nara semakin mencintai lelaki yang bernama Arka itu. Tidak sedikit juga orang yang tidak suka hubungannya dengan Arka. Bagi para murid disana, Arka sering dibilang 'prince of school' atau bahasa gaulnya 'most wanted' bagaimana tidak, lelaki itu sudah tampan, pintar, setia, pokoknya boyfriend material sekali. Nara sangat beruntung mempunyai Arka yang tahan dengan sikapnya yang posesif. Padahal Arka sendiri juga posesif.

Nara sudah mempersiapkan diri untuk menemui Arka di rooftof sekolah. Semoga saja Arka nya tidak akan marah-marah. Soalnya tadi saat Arka mengirimkan pesan, pesannya sangat singkat sekali. Nara sudah tau tipikal Arka bagaimana.

Arka Buluk ❤️

Bsk lo pergi pagi²
Temuin gue di rooftof
Gue pergi duluan

Okey

Nara malas jika harus berdebat pagi-pagi. Nara tidak mau mood nya pagi ini hancur gara-gara Arka yang mengajaknya debat hanya karena hal sepele. Nara berjalan mengendap-endap menuju rooftof. Perasaannya tidak enak.

"Arka..." Panggil Nara pelan.

Arka menoleh. Di tatapnya Nara dengan tatapan tajam, rahang Arka sangat tegas, wajahnya datar. Nara sudah berdoa dalam hati agar Arka tidak membuat masalah dengannya.

"Sini lo!"

Sudah Nara duga. Arka nya kembali marah. Kalau tidak, Arka akan memanggil Nara dengan 'sayang' atau memanggil namanya dengan lembut. Nara sedikit kesal. Apa salahnya? Kenapa Arka sangat ketus dengannya?

"Ar, lo kenapa tinggalin gue sih?"

"Pergi aja sana sama Dimas! Si jerapah gurun!" Sedari dulu Arka memang selalu jealous dengan Dimas. Rumornya Dimas menyukai Nara, kekasihnya. Jadi Arka selalu melarang Nara untuk dekat-dekat dengan Dimas. Tapi Nara tidak peka. Gadis itu tidak percaya kalau Dimas menyukainya. Membuat Arka kesal, kalau Nara seperti ini sama saja memberi harapan pada Dimas.

Seperti sekarang Arka kesal dengan Nara karena pulang sekolah kemarin, Arka tidak bisa pulang bersama Nara karena dia harus latihan basket. Bukan berarti Nara harus pulang bersama dengan Dimas. Nara juga kelihatan bahagia dengan Dimas. Pikiran Arka mulai melantur, dia takut Nara selingkuh di belakangnya. Sudah beberapa kali Arka bilang, jangan dekat-dekat dengan Dimas. Tapi Nara sangat keras kepala.

Nara tertawa saat mendengar Arka menyebut Dimas dengan sebutan 'jerapah gurun' memangnya ada jerapah di gurun? "Heh! Lo gitu aja nggak tau. Yang di gurun itu unta, bukan jerapah."

"Siapa yang bilang nggak ada?! Lo doang kan yang bilang nggak ada. Kalo buat gue ada!" Jawab Arka tidak santai. Nara saja sampai mundur-mundur dengarnya.

"Ngapain lo suruh gue pergi pagi-pagi kesini? Gue rela nggak sarapan buat lo."

"To the point, kenapa lo kemarin balik sama Dimas? Kenapa?!"

Nara mengerti. Alasan Arka memanggilnya kesini hanya untuk menanyakan masalah ini? Kemarin Nara memang diantar pulang oleh Dimas. Uang ongkos Nara hilang, jadinya saat Dimas menawarkan pulang bersama, Nara mau-mau saja.

"Dia kan tawarin gue pulang bareng. Yaudah gue mau-mau aja. Duit gue hilang!" Nada Nara tak kalah keras dari Arka tadi. Nara juga kesal dengan Arka. Beberapa hari yang lalu, Nara mendapati Arka tengah membonceng perempuan. Apalagi perempuan itu salah satu fans Arka. Perempuan itu memeluk tubuh Arka dengan mesra. Nara sudah pasti sangat cemburu. Ditambah lagi Arka berbohong, dia bilang akan kumpul dengan teman-teman nya. Nyatanya malah berboncengan dengan perempuan lain.

"Harus berapa kali gue bilang?! Jangan pernah deket-deket sama Dimas! Apalagi pulang bareng!" Tatapan Arka semakin tajam untuk Nara. Nara juga tidak mau kalah, dia menatap Arka lebih tajam.

"Lo juga sama! Ngapain lo bonceng mesra-mesraan si Anya?! Lo bilang mau kumpul sama temen-temen. Nyatanya?!!"

Arka mengerenyitkan alisnya. Dia benar-benar tidak paham apa yang dimaksud kekasihnya. "Anya? Anya siapa yang lo maksud? Gue nggak pernah boncengan sama yang namanya Anya!"

Nara berdecak. Apa Arka akan berbohong. "Jangan pura-pura nggak tau! Lo boncengin cewek yang paling sexy di kelas lo!"

Arka mulai mengangguk paham. "Itu namanya Vanya, Nara. Iya dia badannya yang paling sexy dikelas. Gue suka!"

Emosi Nara memuncak saat Arka mengucapkan hal seperti itu. "Sana lo pacaran sama yang sexy! Jangan sama gue yang tepos!" Ucap Nara emosi dan berniat meninggalkan Arka. Apa Arka selama ini menyesal pacaran dengannya? Karena Nara tidak punya tubuh yang molek seperti Vanya.

Arka lebih dulu mencekal tangan Nara. "Gue sama Vanya waktu itu kerja kelompok. Yang lo maksud mesra-mesraan itu salah. Yang peluk gue itu cuma Vanya kan? Gue nggak!"

"Gue nggak tau! Helm yang lo pake helm full face!" Nara masih membela dirinya.

"Lupakan soal gue sama Vanya, gue sama dia cuma kerja kelompok. Sekarang lo sama Dimas, kenapa lo mau kalo dia ajak pulang bareng?! Gue bilang jangan pulang bareng Dimas! Ngeyel banget!"

"Ar, duit ongkos gue hilang! Gue udah nggak bawa duit lagi! Kebetulan ada Dimas jadinya gue mau-mau aja! Daripada gue jalan kaki!"

"Kenapa nggak minta sama gue?! Gue bisa anterin lo dulu sebelum latihan!"

"Gue nggak mau ganggu lo! Gue nggak mau ngerepotin lo! Lo juga sama. Lo bilang mau kumpul sama temen nyatanya boncengan sama Anya!"

"Vanya, bukan Anya."

"Terserah gue! Kalo bisa gue panggil dia cabe! Jawab pertanyaan gue! Kenapa lo bohong?!"

"Bukan gue yang bohong. Emang awalnya gue mau kumpul sama temen-temen. Tapi gue mendadak di telepon Ardan buat kerja kelompok kebetulan gue sekelompok sama Vanya!"

Nara terdiam mendengar penjelasan Arka. Mood pagi nya hancur. Kepalanya sedikit pusing karena tidak sempat sarapan tadi. Wajah Nara sedikit pucat.

"Okey gue maafin lo kali ini. Lain kali jangan! Jangan pernah turutin permintaan Dimas. Gue maafin tapi lo harus percaya sama gue. Gue sama Vanya nggak ada apa-apa."

Nara hanya mengangguk lemas. Kepalanya semakin pusing. Nara baru sadar dia bukan hanya tidak sarapan tadi pagi tapi kemarin juga dia tidak makan malam. Nara belum makan dari kemarin. Pandangan Nara kabur. Nara pingsan.

***

To be continued.
Santuy.. masih chapter satu.

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang