◾3◾

193 18 0
                                    

Nara menghentakkan kakinya dengan kesal. Saat pulang sekolah tadi, dia sudah tidak menemukan PS miliknya. Pasti kelakukan adiknya, Niko. Niko selalu meminjam PS Nara lalu lupa dikembalikan. Dikembalikan juga kalau sudah rusak. Adik laknat bukan? Nara kesal. Nara lebih suka mengkoleksi robot Gundam dan PS daripada harus mengoleksi Barbie atau mainan perempuan lainnya. Dari kecil Nara jika di belikan Barbie malah di potong-potong. Jadinya tuh Barbie rusak.

"Niko! Keluar!"

Sepertinya Niko sengaja mengunci pintu kamar karena tahu maksud Kakak nya apa. Kakak nya pasti menagih PS yang telah dia pinjam. Sayangnya, PS itu rusak. Niko tidak sengaja menginjaknya sehingga PS itu bencar kemana-mana.

"Niko! Gue bilang keluar!"

Niko akhirnya pasrah karena Nara terus menggedor pintu nya. Niko siap menghadapi Nara, Kakaknya yang super galak. Niko tak habis pikir, kenapa Arka mau dengan Kakak nya yang galak ini? Niko keluar dengan beribu keberaniannya.

Dia lihat Nara sudah bersedikap dada. Tatapan nya tajam. Sudah pasti Nara akan bertanya akan PS itu. "Dimana PS gue?" Tanyanya kalem tapi sangat menantang.

Yang ditanya malah gugup. "I-itu, Kak. E-eh p-ps nya..."

"Mana? Cepetan gue mau main PS."

"PS nya rusak, Kak! Gue minta maaf. Gue bakal ganti kok! Serius!"

Nara benar-benar terkejut. PS yang beberapa bulan dia beli dengan uang nya sendiri harus rusak. Nara menatap Niko dengan tajam. Kali ini dia tidak akan meloloskan Niko begitu saja.

"Niko! Lo itu bisa nggak sih jadi orang yang bertanggung jawab?! Kalo lo pinjem berarti harus dibalikin lagi! Dengan keadaaan utuh!" Nara benar-benar kesal. Sudah 5 PS yang dia punya dirusak oleh Niko. Sekarang yang ke 6.

"Nanti gue ganti, Kak! Gue minta maaf. Waktu mau dikembaliiin, nggak sengaja gue injek."

"Halah bohong lo! Mana PS yang ketiga gue juga belum dikembaliiin! Katanya mau ganti! Mana?!"

"Gue bakal ganti, Kak. Tenang aja. Serius!"

Nara menoyor jidat Niko. Kenapa dia harus punya adik seperti Niko? Kenapa tidak adik yang baik yang selalu patuh dengan Kakaknya. Niko boro-boro patuh, bikin Nara naik darah aja setiap hari. Niko juga sama, kenapa dia harus punya Kakak segalak Nara? Kenapa tidak Kakak yang lemah lembut sayang adiknya. Dulu pernah saat mereka masih kecil, mereka berebut robot yang bisa menjadi mobil yang dibelikan Vito untuk Niko. Nara juga menginginkan mainan itu. Vito tidak membelikan Nara robot itu karena Nara adalah anak perempuan, jadinya dia membelikan Nara boneka Barbie. Alhasil Nara dan Niko bergelut merebutkan robot itu. Nara si kecil-kecil cabe rawit dengan segala kekuatannya, dia meninju Niko sampai babak belur. Vina dan Vito juga tidak menyangka anak perempuannya memiliki kekuatan yang super. Sejak saat itu, Vina ataupun Vito tidak pernah membelikan Nara boneka, melainkan robot ataupun mainan lelaki biasanya.

"Ada apa sih? Kok ribut-ribut?" Tanya Vina yang keluar dari kamarnya dengan masker di wajahnya. Anak-anaknya tidak terkejut, mereka tahu jadwal kapan jadwal Mamih nya merawat diri. Seperti malam ini.

"Niko nih. Dia rusakin PS Nara lagi."

Vina menggelengkan kepalanya. Niko anaknya ini sering sekali merusak barang Kakak nya. Sudah tau Kakak nya galak melebihi dia, tapi Niko tidak ada takut-takut nya.

"Niko, lain kali kalau pinjam barang Kakak mu itu bilang dulu. Sudah PS ke berapa coba yang kamu rusakin? Nanti jangan lupa ganti. Mamih nggak mau punya anak yang nggak bertanggung jawab!" Seru Vina sambil masuk lagi ke kamarnya. "Kalian jangan ribut lagi! Udah malam bukannya belajar!"

Nara menatap Niko kembali dengan wajah super garang nya. "Mulai sekarang, tangan lo nggak boleh sentuh barang gue sedikitpun! Barang-barang gue yang dipegang sama lo pasti berakhir rusak!"

Nara pergi meninggalkan Niko yang masih mematung di tempat. Tapi dia berbalik lagi sebelum benar-benar masuk ke kamar. "Satu lagi, jangan lupa ganti PS gue!" Nara menggebrak pintu nya dengan kasar. Niko saja sampai mengelus dada berkali-kali. Sabar mempunyai Kakak yang memang punya sifat galak yang super.

Disisi lain Arka tengah bosan. Mau tidur tapi nggak bisa. Guling sana gulung sini tidak ada tempat yang nyaman. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada Nara yang beberapa jam yang lalu baru saja di telpon. Dia berniat untuk menelpon Nara kembali. Untungnya, Nara langsung mengangkat teleponnya.

"Halo, Sayang?"

"Ngapain lo telpon gue?!"

Arka terkejut saat Nara berbicara tidak santai seperti itu. Bukannya menjawab panggilan 'sayang' nya.

"Loh kok lo ketus gitu? Kenapa sih?"

"Gue lagi kesel, Ar. PS gue rusak lagi."

Arka menghela nafasnya. Pacarnya ini sangat menyukai PS. Mungkin lebih suka PS daripada dirinya.

"Kenapa bisa rusak? Lo pasti simpan nya nggak hati-hati kan?"

"Bukan sama gue, tapi sama Niko! PS yang kemarin aja belum diganti. Sekarang udah rusak lagi."

Arka tertawa, 'calon adik iparnya' tangannya sangat misterius. Arka juga pernah menjadi korban tangan misterius Niko.

"Terus gimana dong?"

"Dia bilang mau ganti. Lo kenapa belum tidur, Ar? Ini udah malam."

"Gue nggak bisa tidur. Malah terus mikirin lo jadinya ya gue telepon."

"Alah lebay lo. Besok juga ketemu."

"Serius gue kangen sama lo. Lo sendiri kenapa belum tidur?"

"Gue baru beres kerjain tugas terus mau main PS, tapi kan PS nya rusak!"

"Besok pulang sekolah ke rumah ya, kita main PS disini bareng-bareng."

"Serius, Ar?! Oke-oke!"

Setelah itu hening. Tidak ada yang memulai obrolan sampai terdengar suara Nara menguap.

"Nara, tidur gih."

"Hooammm... Gue nggak akan tidur kalo lo juga nggak tidur."

"Sekarang gue mau tidur."

"Yaudah deh, see you."

"See you, honey. Good night my beautiful girl."

"Good night too my handsome boy."

Nara dan Arka mengakhiri panggilannya. Siap menyambut mimpi dan bangun dihari esok.

***

"Naraya, karena kemarin kamu tidak mengikuti pelajaran saya, jadi sekarang kamu ulangan susulan sendirian." Ucap Bu Resty sambil keluar kelas Nara.

"Baik, Bu. Nanti saya menyusul ibu di ruang guru."

Karena kemarin Nara tidur di UKS pada jam pertama, dia tidak tahu kalau kemarin ada ulangan. Cilla juga tidak memberi tahunya. Jadinya Nara tidak belajar. Nara ini tipe anak yang belajar nya saat ulangan saja. Tapi nilai sehari-harinya jangan ditanya lagi. Selalu mendapat nilai yang paling tinggi.

Nara bergegas ke ruang guru untuk menyusul Bu Rasty. Semoga saja soal nya mudah-mudah. Tapi saat di lorong menuju ruang guru, Nara mendengar namanya dipanggil begitu kencang, sontak Nara menoleh.

"Nara!"

***

To be continued.
Ada nggak sih temen, keluarga, atau orang-orang terdekat kalian yang tangannya emang suka merusak barang? 😂  Apapun yang dipegang pasti ae berakhir rusak.

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang