◾22◾

78 7 0
                                    

Arka mengetuk pintu kamar Nara. Terdengar Nara berteriak keras untuk menyuruh orang yang ada diluar untuk masuk. Arka melongo saat melihat penampilan Nara yang hanya memakai hotpants pendek yang membuat pahanya semakin terlihat. Arka belum pernah melihat paha mulus milik Nara. Di sekolah saja rok nya sampai lutut. Laki-laki mana yang tidak terlena melihat beginian. Nara juga tidak sadar kalau ada Arka disana. Dia memakai hotpants karena memang tidak akan kemana-mana lagi. Nara yang sedang asyik dengan laptopnya pun menoleh. Dia membelalakkan matanya melihat Arka yang sedang mematung depan pintu.

"Sayang!!" Teriak Nara sambil melambaikan tangannya menyuruh Arka untuk masuk.

Arka juga tersadar. Dia sedikit gugup untuk menghampiri Nara. "Na-nara lo pake celana pendek banget sih."

Nara melihat hotpants yang dipakainya. Memang ini terlalu pendek. Pantas saja Arka gugup. Nara dengan segera menutup pahanya dengan selimut. "Sini, gue udah tutupin pake selimut."

Arka menoleh lagi dan benar saja Nara sudah menutup pahanya dengan selimut. "Nara, lo pake celana panjang kek. Kalo lo masuk angin gimana? Parah sih lo tidur pake celana sependek itu."

Nara mendelik. "Lo juga sama. Lo tidur nggak suka pake baju kan? Lo juga nggak takut masuk angin?"

Arka malah cengengesan. "Hehehe, gue mah kebal kok, Nar."

"Kok malam-malam datangnya? Lo udah kerjain tugas?" Tanya Nara.

"Tugas itu belakangan. Sekarang yang terpenting gue bisa ketemu sama lo."

"Hilih disir gimbil!!!" Jawab Nara dengan mengubah huruf vokal menjadi i.

"Gii bikin gimbil, Siying. Gii siriis." Arka juga sama saja. Dia juga mengubah vokalnya dengan vokal i. Nara tertawa melihat wajah Arka yang sangat menggemaskan.

"Nar, anterin gue buat cukur rambut yuk! Udah gondrong nih."

Nara mengusap lembut surai Arka. Arka ini sangat tampan. Siapapun akan tertarik saat melihat Arka. Guru-guru juga. Tapi yang paling kesemsem sih Bu Resty. "Nggak usah di cukur. Gini aja, tuh lo keliatan ganteng kok."

Arka menggenggam tangan Nara yang ada di kepalanya. "Lo mau gue dibotakin Pak Dodo gara-gara nggak diparas?"

"Gapapa, jadi ada bahan tontonan. Udah gitu juga wajah lo makin lucu soalnya nggak ada rambut nya." Nara tertawa saat dia membayangkan bagaimana penampilan Arka saat botak. Apa setelah Arka botak masih ada perempuan yang mengantri untuk menjadi kekasihnya?

"Dasar pacar kampret!"

"Hehehe, yaudah ayo kita ke tukang cukur sekarang."

"Ayo!"

Nara masih diam tidak beranjak dari kasur. Arka juga sama dia malah menatap Nara dengan lekat. "Nar, kok lo masih diem sih?"

"Heh! Lo keluar dong. Masa mau lihat gue ganti baju. Enak aja."

"Gapapa kok, Nar."

"Sialan, dasar mesum! Keluar lo!" Nara memukul Arka dengan bantal nya.

"Iiya-iya gue keluar. Jangan lupa pakai jaket ya!" Nara terkekeh pelan dengan sikap Arka. Mereka berdua langsung pergi, tidak lupa izin pada Vito dan Vina yang tengah pacaran juga di teras rumah.

"Nar, menurut lo kalo gue di cukur kayak gini ganteng nggak?" Tanya Arka dengan menunjuk model yang tidak disukai Nara. Menurutnya model seperti itu sudah tidak aneh.

"Jelek, udah cukur biasa aja."

"Tapi lihat lagi deh, Nar. Lo bayangin, gue pasti kelihatan keren."

"No Arka no! Ngebayangin aja buat gue mual. Udah cukur biasa aja, ya." Arka tampak menghela nafasnya. Dia terlalu penurut untuk Nara. Yasudah tidak apa-apa, toh apapun yang dipilihkan Nara pasti selalu pas untuk Arka.

Tidak menunggu waktu lama akhirnya Arka selesai di cukur. Arka kelihatan lebih rapih daripada sebelumnya.

"Gue tau gue ganteng. Udah ah jangan diliatin terus, malu gue."

"Heh! Kepedean lo! Ayo jalan-jalan!"

"Kemana? Udah malem gini." Cegah Arka. Dia hanya ingin menggoda Nara.

"Terus lo ngajak gue itu cuma minta anter ke tukang cukur? Iya?!" Arka mengangguk. "Nyebelin banget sih lo! Daripada gitu gue mending tidur di kamar!" Seru Nara kesal.

Arka tertawa. Nara kalau sedang marah-marah, lucu nya tambah. Apalagi saat salah tingkah. Arka terkekeh. "Becanda kok, Sayang. Yuk, gue mau aja lo ke suatu tempat."

Nara yang awalnya memasang wajah kesal menjadi wajah polosnya. Kenapa Arka ini sangat suka menggoda nya? Dia tidak tahu segalak apa dirinya? "Lo demen banget ngerjain gue! Nyebelin lo!"

"Hehehe, lo kalo ngambek lucu banget tau. Coba ngambek lagi."

"Kalo gue ngambek lagi, nanti lo juga yang susah. Inget!" Final Nara lalu berjalan lebih dulu. Arka terdiam, ada benarnya juga kata Nara. Kalau Nara marah, dia juga yang susah.

"Nar, tungguin gue dong!"

***

To be continued.
Jangan lupa vote:)

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang