◾4◾

163 16 0
                                    

"Nara!"

Nara menoleh ternyata orang yang memanggilnya adalah gadis yang bersama kekasihnya tempo hari. Gadis yang memeluk Arka dengan mesra.

"Apa?" Jawab Nara datar. Sepertinya dia tidak akan berteman baik dengan gadis yang di depannya.

"Lo udah tau nama gue?"

"Belum."

"Gue Vanya, teman sekelas Arka. Lo Naraya kan? Pacarnya Arka?"

Nara mengangguk. "Iya, kenapa?"

"Gue mau bicara sama lo."

"Gue nggak ada waktu buat ngobrol sama lo. Next time."

"Nggak usah so sibuk. Ini penting buat lo. Sayang banget kalo lo nggak tahu."

"Gue bukan so sibuk. Gue bener-bener sibuk. Gue bilang next time." Nara melengos pergi dari hadapan Vanya. Tidak ada waktu untuk dia berdebat dengan gadis cantik tapi sangat sombong. Sudahlah bagi Nara, Vanya itu tidak penting. Yang penting sekarang adalah dia harus ulangan.

1 jam berlalu, Nara sudah menyelesaikan ulangan kimia nya. Soalnya ternyata tidak semudah yang Nara pikirkan. Mungkin sekarang Nara akan mendapat nilai yang tidak biasanya.

Nara segera bergegas ke kantin karena Caca juga sudah mengirim pesan kalau dia ke kantin duluan. Tapi langkahnya menuju kantin terhenti karena Nara melihat Arka yang menggoda perempuan. Jangan salahkan Nara kalau dia menilai Arka itu fuck boy, memang aslinya seperti itu. Tapi Nara percaya, Arka nya tidak akan meninggalkan dia. Sekarang Nara kesal meskipun dia tahu Arka pasti hanya becanda. Bukankah Arka melarang dirinya berdekatan dengan lelaki lain? Tapi kenapa Arka sendiri selalu menggoda perempuan? Kalo perempuan itu terbawa perasaan bagaimana? Ternyata komplotan Arka sama saja! Willy, Xavier, dan Jonathan juga menggoda perempuan yang lewat.

Nara berdehem untuk menarik perhatian Arka. Bisa Nara lihat wajah Arka yang langsung panik. "E-eh, sayang mau kemana?"

"Kantin!" Jawab Nara ketus.

"Ayo, gue temenin."

"Nggak usah! Mendingan lo godain cewek-cewek lagi!"

Arka terkejut ternyata Nara melihat semuanya. Tapi percayalah, Arka hanya becanda disitu. "Sayang, gue cuma becanda. Gue nggak ada niat buat selingkuh dari lo kok."

Arka menggenggam tangan Nara dan langsung ditepis oleh si empu. "Lepasin gue! Nanti pulang sekolah jangan tunggu gue di parkiran! Gue mau pulang bareng Cilla."

"Loh kok gitu sih, Nar? Lo kan mau ke rumah gue. Pokoknya lo pulang sama gue."

"Nggak mau! Gue mau pulang sama Cilla! Atau nggak sama Dimas!" Arka membelalakkan matanya saat Nara menyebut nama Dimas yang kebetulan melewati mereka.

"Nggak bisa lah! Gue izinin lo nggak pulang sama gue asal sama Cilla bukan sama si jerapah gurun!"

"Lebih baik gue sama Dimas! Iya kan, Dim?" Dimas yang ditanya hanya mengangguk. Nara memintanya untuk mengantar dia pulang jadi ya oke-oke saja.

Arka kesal, Arka emosi dengan Dimas. "Lo kok mau sih?! Jelas-jelas gue nggak izinin dia buat pergi sama lo!"

"Kalau Nara yang minta gue bisa apa." Ucap Dimas santai lalu pergi dengan Nara dan meninggalkan Arka yang menyumpah serapahi dirinya.

Xavier, Willy, dan Jonathan yang sedari tadi menonton juga sudah pusing dengan gaya pacaran Arka dan Nara yang selalu saja ada keributan.

"Debat terosss sampe mamposss!!" Celetuk Willy sambil menepuk bahu Arka.

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang