◾2◾

258 25 5
                                    

Arka panik saat Nara terjatuh pingsan. Arka dapat melihat wajah Nara yang pucat dan tangannya yang dingin. Arka jadi merasa bersalah. Seharusnya tadi dia tidak membentak Nara. Dengan cepat Arka menggendong Nara menuju UKS. Sekolah mulai ramai, entahlah ada yang mendengar perdebatan tadi atau tidak yang penting Arka menyelamatkan Nara. Banyak juga yang mengata-ngatai Arka dan Nara saat Arka melewati para murid perempuan di lorong menuju UKS. Arka tidak memperdulikan itu. Sekarang yang ada di pikirannya hanyalah Nara.

"Woy! Tolongin cewek gue cepetan!"

"Siap! Tidurin disini, Ar!" Ucap Messy anggota PMR yang selalu siap sedia menjaga saat ada murid yang seperti Nara sekarang.

"Nara bangun! Gue mohon bangun!" Arka terus menggerutu agar Nara nya bangun. Wajah Nara sudah pucat dan tangannya dingin. Arka semakin panik.

Messy merasa risih dengan keberadaan Arka. Arka menghalanginya untuk memeriksa Nara. Kalau seperti ini, kapan dia akan memeriksa Nara. "Ar, gue minta lo tunggu dulu di luar. Gue mau periksa Nara dulu."

"Nggak bisa! Gue harus tetep temenin dia disini! Nara bangun!"

"Arka please! Tunggu dulu diluar. Gue yakin Nara baik-baik aja. Please!"

Arka pasrah, akhirnya dia menunggu Nara diluar. Daripada dia diam saja tidak berguna di luar lebih baik dia pergi ke kantin untuk membelikan Nara makanan.

Disisi lain Messy tengah mengoleskan minyak kayu putih disekitaran kepala Nara agar gadis itu cepat bangun. Untungnya Nara langsung bangun saat Messy menepuk pelan pipinya tiga kali.

"Messy..."

"Nar, akhirnya lo bangun. Arka khawatir banget tuh sama lo."

Nara memegang kepalanya. Kepalanya terasa berat sekali. Rasa pusingnya belum juga bilang ditambah lagi memikirkan Arka. "Sy, gue minta obat pusing dong."

"Tunggu gue ambilin dulu." Nara mengangguk lemas.

Tiba-tiba Arka datang dengan membawa bubur dan teh hangat. Mungkin tadi Arka yang pemarah tapi sekarang ada Arka yang perhatian. Nara tersenyum saat melihat Arka datang menjenguknya.

"Sy, tinggalin gue sama Nara berdua."

"Okey! Nar, cepet sembuh ya!"

"Makasih, Sy."

Arka menyimpan barang bawaannya ke nakas disamping kasur UKS. Dia beralih menatap Nara dengan lekat. Ada rasa bersalah karena dia tadi membentak Nara. Sedangkan Nara yang ditatap seperti itu pipi nya merona.

"Makannya sarapan dulu kalo mau sekolah." Final Arka sambil menyuapkan bubur ke mulut Nara.

"Kan gue nggak mau telat buat ketemu sama lo. Kalo gue telat, yang ada lo malah makin marah."

"Iya juga sih. Nar, maafin gue ya. Gue tau gue salah, seharusnya gue nggak bentak lo tadi. Habisnya gue kesel, lo susah banget dibilangin."

Nara mengerucutkan bibirnya. Rasa kesal nya pada Arka masih melekat. "Nggak akan dimaafin! Enak aja lo main minta maaf. Lagian Dimas ini cuma anterin gue kok. Nggak lebih, Ar."

"Jangan manyun gitu, mau gue cium?"

Nara menutup mulutnya dengan cepat. Selama pacaran 2 tahun, Nara dan Arka tidak pernah berciuman bibir. Kalo cium pipi sih sering. Arka kalau di mata orang lain itu Arka yang cool, arogan, dingin. Tapi di mata Nara, Arka itu lelaki yang manja.

"Nar, Dimas itu suka sama lo. Gue nggak mau dia terus berharap sama lo gara-gara lo selalu baik sama dia."

Nara menghela nafas kasar. "Arka, gue itu berbuat baik sama siapapun. Nggak peduli cewek, cowok, kakek, nenek, tua, muda, kaya, ataupun miskin. Lo tenang aja meskipun banyak banget cowok yang suka sama gue, itu nggak akan buat gue berpaling dari lo." Ucap Nara penuh ketulusan. Nara adalah tipikal perempuan yang setia. Dia tidak mungkin melepas Arka ke sembarang orang.

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang