◾27◾

96 10 2
                                    

Pagi-pagi Nara dan Cilla sudah dihebohkan dengan foto yang dikirim oleh Kevin di grup gosipnya. Foto itu menunjukkan dimana pasangan yang sedang banyak dibicarakan belakangan tengah menaiki motor bersama. Nara tidak tahu bagaimana gadis itu mengambil foto. Jelas-jelas disana kelihatan jelas motor milik pacarnya itu. Dia juga menuliskan kata-kata manis yang ditandai dengan huruf kapital 'AA ❤️ VMS'

Yang membuat Nara terdiam adalah motor nya mirip sekali dengan motor milik Arka dan juga sepatu yang dikenakan si cewek sama dengan sepatu yang dipakai Vanya tempo hari. Nara pernah melihat sepatu yang dikenakan Vanya saat Vanya main ke rumahnya kemarin. Nara menepis semua pikiran ngawur nya.

"Ya ampun Nara, yang punya sepatu sama motor gitu kan banyak! Nggak cuma Arka sama Vanya doang. Lo ini ada-ada aja!" Seru Nara meyakinkan diri.

Nara dan Cilla berangkat sekolah diantar oleh Vito. Arka juga sudah tau kalau Nara tidak akan pergi dengannya karena ada Cilla. Jadinya Arka berangkat lebih pagi daripada Nara. Dia akan menyalin tugas punya Xavier. Kemarin dia lupa mengerjakan tugas karena semalaman bermain dirumah Nara.

Baru saja Arka mendaratkan bokongnya di kursi, ada panggilan yang sama sekali tidak ingin Arka dengar pagi ini. Bukan hanya pagi ini, Arka mau untuk esok dan seterusnya. "Arka.. ternyata kamu juga udah sampai. Kebetulan banget kan bareng sama gue. Jodoh kali."

Arka mendecih. "Mimpi lo jangan ketinggian, kalo udah jatuh nanti lo sakit!"

"Ar, gue udah posting foto kita dulu lagi. Jelas, banyak banget murid yang kepo. Sebentar lagi Nara bakal tau semuanya. Lo itu pacar gue."

Arka menggebrak meja dengan cukup keras. Untungnya baru ada Arka dan Vanya dikelas. "Gue kan udah bilang sama lo! Hubungan kita itu udah berakhir sejak lama! Semenjak lo selingkuh!"

"Lo doang kan yang putusin gue? Gue nggak! Itu artinya kita masih ada hubungan!"

"Dasar perempuan nggak ada akhlak! Gue bilang putus ya putus! Sana lo pacaran sama om-om yang ada di klub! Asal lo tau ya, gue udah punya Nara. Jadi please, jangan ganggu kita berdua lagi! Harus berapa kali gue tegasin sama lo, sialan?!" Arka emosi. Dia tidak bisa mengontrol emosi nya. Dia berniat pergi dari kelas daripada dia harus melakukan kekerasan untuk Vanya. Meskipun Arka ingin sekali membogem pipi Vanya, tapi Arka tau. Vanya adalah perempuan, dia tidak suka melihat perempuan disakiti. Jadi untuk apa dia menyakiti Vanya?

Vanya mencekal tangan Arka. Dia mendorong tubuh Arka sampai Arka terpojok di dinding. Arka memberontak dan akhirnya cekalan itu terlepas. Vanya mengelus lembut dada bidang milik Arka, perempuan itu menggoda Arka. Namun Arka hanya diam, dia ingin tahu permainan Vanya.

Nara sudah berdiri diambang pintu. Dia berniat untuk memberikan Arka bekal makanan masakannya. Nara rela bangun subuh-subuh untuk memasak bekal Arka. Namun apa yang dilihatnya sekarang? Pacarnya sedang digoda habis-habisan oleh seseorang yang Nara yakini itu adalah Vanya. Arka? Dia hanya diam tidak memberontak, malahan dia menatap Vanya dengan lekat. Tubuh Vanya benar-benar terlihat sexy sekarang. Nara pikir, Arka menyukai tubuh Vanya yang molek. Terlihat jelas Vanya sedang menekan-nekan milik Arka dengan pahanya. Nara sudah tidak tahan, matanya sudah mengeluarkan air mata dan air mineral yang dibawanya jatuh sampai membuat dua orang yang tengah terpojok di dinding menoleh.

Arka dan Vanya menoleh. Arka buru-buru melepas kasar genggaman tangan Vanya. Dia berlari cepat mengejar Nara. Nara pasti salah paham dengannya. Tadi Arka tidak tergoda sama sekali dengan Vanya, dia hanya ingin mengetahui permainan Vanya. "Nara! Nara tungguin gue!"

Happ! Arka berhasil menangkap tubuh Nara. Arka merasa tubuh Nara bergetar. Sudah pasti gadis ini menangis. "Nara, lo salah paham. Ini nggak seperti apa yang lo lihat." Ucap Arka. Dia panik sekali jika Nara benar-benar marah dengannya.

Nara menepis pelukannya. "Lepasin gue! Gue nggak mau ketemu sama lo! Lo jahat!" Setelahnya Nara pergi dari hadapan Arka. Dia pergi ke kelas dengan keadaan masih menangis. Okey, katakan saja Nara alay atau nggak Nara bucin. Tidak akan ada perempuan yang tahan melihat pemandangan seperti tadi. Kalau kalian di posisi Nara, apa yang akan kalian lakukan? Kecewa bukan? Kalau tidak, wah kamu hebat sekali.

Arka mengacak rambutnya frustrasi. Semuanya gara-gara Vanya. Kedatangan gadis itu membuat hubungannya banyak masalah. "Sialan lo anjing!" Umpat Arka pelan. Dia juga sadar, ini masih di kawasan sekolah. Arka tidak mau dihukum karena berbicara kasar.

Sedangkan di depan kelas 12 IPA 3, Vanya tersenyum senang. "Rencana gue hampir berhasil! Semangat Vanya!"

***

Setelah selesai istirahat, Nara pergi ke perpustakaan untuk menyibukkan diri agar tidak bertemu dengan Arka. Rady bilang saat istirahat tadi Arka mencari Nara, untungnya Nara sudah pergi duluan ke kantin bersama Cilla. Jika kalian pikir Nara akan baik-baik saja, itu salah. Pikirannya masih kalut, tiap kali Nara mengingat pemandangan tadi pagi rasanya sesak sekali. Nara mencoba untuk melupakan kejadian tadi pagi namun lagi-lagi teringat.

Yang membuat Nara tidak percaya adalah Vanya. Kenapa Vanya tega dengan dirinya? Padahal mereka sudah berteman baik. Tapi kenapa Vanya mengkhianatinya.


"Nara!" Panggil seseorang dan Nara menoleh. Ternyata seseorang yang memanggilnya ternyata orang yang sedari tadi Nara pikirkan. Nara tidak menggubris, dia kembali memilih buku.

"Heh! Lo budeg ya? Gue panggil nama lo!" Ucap gadis itu dengan mencengkeram bahu Nara dengan kasar. "Nara, lo nggak denger panggilan gue tadi, hah?!" Tanyanya lagi dengan nada yang benar-benar membentak.

Nara melepas cengkraman yang ada di bahu nya lalu dia hempaskan dengan kasar. Berani sekali dia menyentuh bahunya. "Ngapain lo panggil gue? Mau ngajak ribut? Sorry! Gue nggak mau ribut."

"Lo kan yang nggak mau? Gue sih mau-mau aja. Gue bakal lakuin apapun supaya Arka jadi milik gue! Termasuk ribut sama lo." Vanya menjada ucapannya dan menarik dagu Nara. "Dan asal lo tahu, pasangan yang selalu lo bicarain sama Cilla, itu gue sama Arka! Lo yang udah rebut dia dari gue! Gue masih pacaran dia!" Nara hanya diam. "Jangan pikir gue mau temenan sama lo itu tulus! Gue benci sama perempuan perebut kayak lo!" Vanya menghempaskan dagu Nara dengan kasar sama seperti Nara tadi menghempaskan tangannya.

Oke, mulai detik ini Nara juga membenci seseorang yang baru saja berbicara dengannya, Vanya Melody Scarla.

***

To be continued.

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang