◾8◾

139 16 1
                                    

Arka berjalan dengan cepat menuju perpustakaan untuk menemui seseorang yang telah memaksa dia untuk ditemui. Arka malas, untuk apa sebenarnya dia meminta Arka untuk menemuinya. "Ngapain lo panggil gue kesini?!"

Gadis itu terkejut dengan nada bicara Arka yang bisa dibilang tidak santai. Namun gadis itu berusaha untuk menutupi rasa ketakutannya. "Emang lo lagi ngapain sih sampe nggak mau gue panggil kesini?"

"To the point! Mau apa lo panggil gue kesini?!" Tanya Arka lagi.

"Gue mau Nara tau kalo kita itu pernah ada hubungan. Lo putusin gue secara sepihak, buat gue kita belum putus!"

Arka berdecih. "Sekarang lo ngemis cinta sama gue? Bodo amat! Buat gue, kita udah putus! Nggak ada hubungan lagi! Gue udah punya Nara yang jelas lebih baik daripada lo!"

"Lambat laun Nara bakal tau semuanya, Ar. Gue pastiin itu, gue yakin Nara bakal kaget dengernya."

"Jangan sampe lo kasih tau Nara! Awas aja kalo lo kasih tau!" Ucap Arka kesal lalu meninggalkan gadis itu di pojok perpustakaan.

Gadis itu adalah Vanya. Vanya Melody Scarla, mantan kekasih dari Arka yang rela jauh-jauh pindah sekolah demi bertemu dengan Arka. Dengan kekayaan ibunya, dia bisa meminta kepala sekolah untuk menempatkan dia di kelas yang sama dengan Arka. Ini semua dilakukan Vanya agar dia bisa memiliki Arka kembali, namun nyatanya saat dia baru pindah ke sekolah SMA ini, Arka sudah milik Nara. Bagi Vanya, sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung. Jadi dia akan merebut Arka dari Nara bagaimanapun caranya.

Alasan mereka putus terlalu bagus. Dulu Vanya menyia-nyiakan Arka dengan berkata bahwa dia bosan berhubungan dengan Arka karena Arka bukan tipe lelaki yang romantis. Lihat sekarang dia mengemis cinta di depan Arka. Vanya menyusul Arka yang sudah ada di dalam kelas. Wajahnya muram dia khawatir Vanya akan memberi tahu Nara kalau dia dan Vanya pernah ada hubungan. Arka tidak mau melihat Nara sakit hati. "Kalo lo mau Nara nggak tau, ikuti kemauan gue." Bisik Vanya saat melewati meja Arka. Lalu Arka melihat ponselnya yang ada notifikasi.

Vanya🖕

Pulang sekolah gue mau jalan
Lo harus ikut kalo mau Nara nggak tau.

Gue nggak mau🖕

Arka tidak peduli. Dia tidak mau mengikuti permintaan Vanya. Bukannya Arka tidak mau memberi tahu tentang Vanya pada Nara, hanya saja menurut Arka, Nara tidak perlu tahu. Vanya adalah masa lalunya dan Nara adalah masa depannya.

***

Nara sedang asyik dengan novel pemberian Arka kemarin. Novel yang Nara baca tidak seperti biasanya, dia sering membaca novel romansa tapi sekarang dia membaca novel horor. Arka kekeh menyuruh Nara untuk membaca novel itu karena menurut Arka, novel ini sangat bagus. Padahal dia sendiri juga belum baca. Nara rasa telinga nya adem. Tidak ada Cilla yang biasanya bawel. Dia tidak suka kalau Nara baca novel. Katanya dia terabaikan. Lalu tiba-tiba Cilla datang dengan membawa banyak camilan.

"Cilla, kebiasaan deh lo beli camilan banyak! Lihat meja penuh nih." Nara kesal karena kebiasaan Cilla ini belum bisa dihilangkan.

"Bukan punya gue, tapi buat lo." Jawab Cilla yang masih kesusahan membawa camilan.

Nara mengerenyitkan alisnya. "Buat gue? Siapa yang kasih? Arka?" Cilla menggeleng. "Bukan dari Arka. Tapi Dimas, dia bilang ini semua buat lo."

"Apa? Dimas?!"

"Iya, dia bilang ini semua buat lo. Gue minta dikit ya."

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang