4. Tantangan

518 164 61
                                    

"Bagiku ini lebih dari cukup, kau tak tau rasanya dipaksa berhenti memperjuangkan sesuatu yang sangat kau impikan."

Zahra Olivia Wijaya

***

Tok tok tok!!

Ketukan pintu dari luar terdengar, pintu dibuka Dery dan nampaklah Bintang,Yutha, dan Radit yang datang bersamaan.

"Si Keynan mana Der?" tanya Radit ketika sampai di kamar Keynan dan hanya melihat Dery seorang.

Dery mendudukkan dirinya dipinggiran kasur Keynan, menyilangkan kaki dan menghadap teman-temannya yang telah duduk di sofa. "Dikamar mandi tuh."

Tak berselang lama, pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan Keynan yang keluar hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya, ia berjalan santai menyiapkan baju kaos lengan pendek berwana biru malam dan juga celana pendek berwarna abu-abu, tak ada suara atau sapaan dari Keynan, ia hanya menatap temannya sebentar dan membawa pakaiannya masuk kembali ke kamar mandi.

Beberapa menit berlalu, Keynan keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Ia menyurai rambutnya dengan sebelah tangan.

"Kemana lu tadi habis pulang sekolah Key? Gue kayak liat lo di simpangan dekat sekolah sama cewek," tanya Yutha setelah Keynan ikut duduk dikasurnya.

Flashback on

Keynan mengendarai motornya keluar dari parkiran, namun ia terhenti ketika melihat seseorang yang sangat ia benci.

"Target baru dia?" ucap Keynan yang sedang memperhatikan dua anak remaja yang sedang ngobrol.

"Kenalin gue Devan anggara, panggil aja Devan, lo mau balik kan, gue anter."

"Terimakasih, gak perlu, gue tunggu taxi aja," jawab Ara dengan senyumnya.

Keynan masih memperhatikan mereka, sampai ketika tangan Devan terangkat ingin menarik pergelangan tangan Ara. Tanpa pikir panjang Keynan mengendarai motornya dan berhenti tepat didepan Ara.

"Naik!"

"Hah?"

"Cepat Naik!"

Ara mengangguk dan menaiki jok belakang motor Keynan.

Sebelum mareka meninggalkan sekolah, Keynan menatap tajam Devan. " Jangan berani - beraninya lo deketin dia!" Setelah mengatakan itu ia menyalakan motornya den melaju dengan cepat.

Selama diperjalanan Keynan tak habis pikir dengan dirinya sendiri, untuk apa dia peduli dengan gadis yang baru ia kenal. Ia merasa tidak rela jika gadis ini yang akan menjadi target baru Devan.

"Gue bukannya peduli, gue cuman gak mau ada korban baru, ya pasti itu alasan gue bantu dia," - batin Keynan.

Sesampainya didepan rumah yang ditunjukkan Ara, Keynan pergi begitu saja tanpa menampakkan wajahnya karena ia masih memakai helm full facenya.

Flashback off

"Gue anter anak baru pulang," jawab Keynan malas.

Radit, Dery, Yutha bahkan Bintang melongo mendengarnya.

Dery geleng-geleng kepala dibuatnya. "Gile bos lo gercep banget, gebetan gue tuh." Semua yang ada disana terkekeh dengan ekspresi tak percaya.

"Devan," sahut Keynan acuh.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang