Mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi?
Yang harus ku pendam dalam mengagumi dirimu
Ngatmombilung - Menepi🎶
_________
___Happy reading:)
Ara berdiri di balkon kamarnya, menghirup udara malam, memikirkan kejadian beberapa jam lalu, bagaimana Keynan membentaknya, dan mendiamkannya.
Sudah tak terhitung berapa kali Ara menghembuskan napas gusar, baru saja hubungannya membaik atau mungkin cukup baik, kini ia harus mendapati lagi sikap dingin Keynan.
Mengetuk-ngetukan jarinya di tralis besi, mencoba mencari cara untuk mendapatkan maaf Keynan, yang jika dipikir, Ara pun bingung apa yang ia perbuat, kesalahan apa yang sampai membuat Keynan begitu emosi.
Teringat bagaimana Keynan menghampirinya, ia tak menanyakan keadaan Ara saat itu, ia justru membentak dengan tangan terkepal dan rahang mengeras menahan emosi.
Diperjalanan pulang pun aura Keynan masih tak bersahabat, hanya keadaan hening yang tercipta.
Sebelumnya Ara juga harus mempersiapkan alasan yang tepat kepada Cintya karena telah berani membolos, saat ini Cintya ia pulang dan memasuki rumah Cintya sedang tak berada di rumah, dan itu membuat Ara aman untuk sementara waktu.
"Kirim pesan, jangan?" Ia ingin mengirimkan pesan kepada Keynan, namun ia merasa ragu pesannya akan terbalaskan.
"Bodo! kirim aja lah." Ara masuk kembali ke kamarnya, mencari handphone untuk menghubungi Keynan.
Jari tangannya dengan lihai mengetikkan beberapa kata, yang sedari pun ia hapus dan mengganti kalimat dengan berulang kali.
To: Keynan
Maaf Key untuk kejadian di labirin, walau gue gak tau gue salah apa, tapi gue yakin sesuatu yang gue perbuat itu fatal hingga lo seemosi seperti tadi.
Gue takut lo marah.
•21.42Send
Ara mematikan handphone-nya, merebahkan tubuh guna bisa beristirahat.
🍂
Gerbang sekolah hampir tertutup, Ara berlari memasuki gerbang dengan sedikit menyeret kakinya, akibat terserempet kemarin, kakinya terasa sakit saat berjalan, plester luka berwarna pink pun menutup pelipisnya, rambut yang dibiarkan bergerai melambai kemana-mana mengiringi sapuan angin saat ia berlari.
Baru saja kakinya menginjak koridor sekolah, lonceng masuk berbunyi, dengan itu Ara kembali berlari menuju lantai dua kelasnya.
Ara berdiri di depan pintu kelasnya yang tertutup rapat, sepertinya guru yang piket telah memasuki kelas, terbukti dengan terdengarnya suara perempuan dewasa yang sedang berbicara.
Tok tok tok!
"Masuk."
Ara membuka perlahan pintu, memunculkan wajahnya dengan senyum kikuk. "Permisi bu, maaf saya sedikit telat."
"Silahkan masuk Ara."
Ara memasuki kelas dan mendudukkan dirinya di kursi, tak sengaja matanya bertemu dengan cewek yang sedang berdiri bersampingan dengan bu Ule
"Lanjutkan nak."
"Hay, kenalin nama gue Aletta Clarisa Louis, kalian bisa panggil gue Letta, gue pindahan dari Singapura."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Prince
Teen Fiction"You are a dream I will achieve!" Zahra Olivia Wijaya, biasa dipanggil Ara, cewek pindahan dengan paras cantik, smart, dan ambisius, mempunyai senyum manis yang menambah kesan imut untuknya, bukan hanya itu, ia adalah cewek yang begitu ceroboh dalam...