Sulit bagiku
Menghadapi kamu
Tapi ku takkan menyerah
Kau layak kuperjuangkanLebih Dari Egoku🎶
Mawar Eva de Jongh***
Ara mendongak menatap laki-laki tinggi didepannya, baru saja ia merapalkan doa berharap Keynan mencari dan menemukannya.
"Keynan, Lo?" Ara berucap dengan merubah ekspresinya, awalnya ia terlihat frustasi dengan mengacak-acak kertas peta ditangannya, namun kini tersenyum dengan lebarnya.
Keynan masih berdiri dengan kedua tangan dimasukkan dikantong celana, mengatur nafasnya.
"Hiks hiks gue kira lo ninggalin gue." Tangisnya pecah, ia menghambur pelukan di dada bidang Keynan.
Keynan kaku mendapat pelukan tiba-tiba dari Ara, ia tak membalas pelukan itu, namun juga tak merasa risih, kini kaos yang dikenakan Keynan sedikit lembab karena air mata Ara.
Tinggi Ara yang 165 cm membuat Keynan hanya menatap rambutnya. Ara memang tak terlalu pendek, ia akan terlihat ideal saat bersama temannya, namun berbeda jika dibandingkan dengan Keynan.
"Katanya mau ngalahin gue, tapi malah duduk disini," ucap Keynan, kalimat panjang pertama dengan intonasi santai yang didengar Ara dari mulut Keynan.
"Handphone lo mana?"
"Mati." Ara berkata jujur.
Ara melepas pelukannya dan mengusap air matanya, "Gue juga gak bisa baca petanya." Ara berkata lirih menatap Keynan dengan sendu.
Peta untuk keluar labirin memang sedikit sulit, diperlukan fokus tingkat tinggi untuk meletakkan posisi saat berdiri dari sejak pintu masuk dan menentukan arah keluar.
"Keluar?"
"Hm." Ara mengangguk setuju.
Mereka berdua berjalan menyusuri belokan demi belokan hingga sampai diakhir permainan
Kini Ara dan Keynan berada di pintu luar labirin, Ara setia menggandeng tangan Keynan, untuk kali ini kesempatan yang baik Ara dapatkan, Keynan tak menyingkirkan tangannya namun juga tak membalas genggamannya.
"Bisa lepas?" Keynan menatap tangannya yang mulai terasa keram menggantung digenggaman Ara yang tangannya lebih pendek dibandingkan tangan Keynan.
"Eh ah lupa gue."
Keynan yang menatap tangannya masih tak dilepas Ara. "Udah ingatkan, jadi lepaskan!"
"Lupa cara lepasnya." Ara menyengir menampilkan deretan giginya.
Keynan mendengus, menatap jengah kearah Ara.
Mereka berdua berjalan, mencari tempat untuk mendudukkan diri. Beberapa meter berjalan, akhirnya mereka duduk di kursi taman yang ada di bawah pohon, cuaca nampak terik disiang hari.
"Lo." Keynan membuka suara dengan ekspresi yang masih datar.
Ara mendongak, menatap mata Keynan dengan lekat. "Iya gue?"
Keynan membuka tas sekolahnya, ia mengambil sebuah benda yang pernah ia temukan sebelumnya. "Punya lo." Keynan menyerahkan benda itu.
Ara sedikit kaget melihat benda yang ada ditangan Keynan. "Gelang gue, dapet dari mana lo. Wahh lo nyuri yah?!"
Keynan mendengus. "Nemu, bandara penerbangan Singapura - Jakarta."
Ara mengingat-ngingat kejadian hari itu, ia kehilangan kopernya, mungkin kopernya tak sengaja tertukar, dan dihari itu juga ia kehilangan gelang pemberian ayahnya, "eh lo yang bawa koper gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Prince
Teen Fiction"You are a dream I will achieve!" Zahra Olivia Wijaya, biasa dipanggil Ara, cewek pindahan dengan paras cantik, smart, dan ambisius, mempunyai senyum manis yang menambah kesan imut untuknya, bukan hanya itu, ia adalah cewek yang begitu ceroboh dalam...