16. Bolos Bareng

222 32 41
                                    

"Hak lo menolak gue, hak gue perjuangin lo,
Demokratis bukan?"

Zahra Olivia Wijaya

***

Happy reading guys ✨

Ara berjalan gontai, ia tertunduk lesu. Di sepanjang koridor ia bergumam sendirian.

"Ishhh padahal kan gue buatnya susah payah. Kenapa malah dikasih ke orang lain sih, tau gitu langsung gue kasih aja tadi."

Sesampainya dikelas Ara langsung dikejutkan oleh Ralin dan kedua temannya yang menghadangnya dengan tangan dilipat didada.

"Ya ampun Raa, kemana aja lo?" Ralin menatap Ara penuh selidik.

"Raa cepatan lo ganti baju habis ini jam olahraga, kelas kita barengan sama kelasnya Bintang." Lisa berseru kegirangan.

"Serius?"

"Iyalah, cepetan sanaa!"

"Yaudah biar gue temenin ke ruang ganti ayoo." Ralin menarik lengan Ara bergegas.

"Lo tadi kemana aja?" Ralin bertanya apa yang sedari tadi membuatnya penasaran.

"Gue ngikutin Keynan, dia bawa bekal pemberian gue, gue penasaran mau di bawa kemana tu bekal. Taunya malah mau dikasih ke Pak Satpam." Suara Ara terdengar seperti seseorang yang tengah putus asa.

"Ppfffhhhh." Ralin mencoba menahan tawanya.

"Iyaa, mana gue buatnya susah payah lagi."

Ralin menoleh, menatap Ara serius, "lain kali mending lo kasih langsung aja."

"Gak tau deh, mending nyusul yang lain ke lapangan yuk," ajak Ara setelah berganti baju.

"Mohon perhatian anak -anak!" pak Setyo - guru olah raga kelas XI IPA 2 datang dan berdiri ditengah lapangan.

"Karena hari ini saya ada keperluan mendadak, Jadi silahkan kalian melakukan pemanasan terlebih dahulu, setelah itu bapak bebaskan berolahraga apa saja asal kalian tetap berada di lapangan sampai jam pelajaran saya selesai. Kalian mengerti?"

"Mengerti pak." Mereka menyahut serempak.

Selesai sudah kelas Ara melakukan pemanasan, banyak anak kelasnya yang bermain volly ataupun basket.

"Untung aja free class jadi kan bisa mandangin bebeb Bintang sepuasnyaaa." Lagi-lagi Lisa bersorak kegirangan.

"Iya, apalagi sampe tuh bola basket niban pala lo, puas banget gue." Ralin terkekeh.

Terlepas dari candaan mereka pandangan Ara tak lepas dari apa yang dilakukan laki-laki yang kini sedang mendribble bola basket dengan keringat yang meluncur bebas dari keningnya. Sungguh pemandangan yang menyenangkan mata.

Yutha melirik para gadis yang sedang menonton mereka- eh ralat, yang jadi sorotan mereka adalah Keynan dengan tatapan memuja.

Yutha menangkap tatapan seorang gadis yang menatap Keynan tanpa kedip, "Haii Raaa, lagi liatin Keynan ya?, cie...." Yutha menggodanya.

Sontak Keynan dan Bintang menatap Ara, pandangan mereka saling bertemu, namun dengan cepat Ara memutuskan kontak mata mereka. Keynan kini beralih menatap Yutha dengan tajam.

"Candaa Key, elaaah sensi amat."

Ara yang mendengar teriakan Yutha pun langsung gelagapan dan memalingkan muka kesegala arah, ia malu telah tertangkap basah memperhatikan Keynan.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang