9. Undangan Pesta

340 102 29
                                    

Tidak masalah seberapa lambat kamu berjalan selama kamu tidak berhenti.
Perjalanan seribu mil pun dimulai dengan satu langkahan.

***

Ara dan Lisa hendak kembali ke kelas, jam pelajaran dari pak Bondan hampir selesai, itu artinya masa hukuman mereka berakhir.

Lisa bersenandung riang, ia bahagia karena minuman darinya untuk Bintang diterima oleh laki - laki itu, dan Ara sedang senyum - senyum mengingat kejadian di UKS bersama Keynan.

Saat ini Ara dan Lisa sedang membaca tulisan - tulisan di mading, mungkin saja ada pengumuman baru, mading itu berada di koridor dekat dengan kelas XI SOS 1.

Terlihat segerombolan laki - laki tengah berdiri didepan pintu kelas XI SOS 1. "Bos noh anak baru cantik yah." ucap Slamet salah satu anak berandalan dari sekolah GHS.

Seorang yang dipanggil bos itu menatap Ara dengan senyumnya, ia baru saja mendapatkan undangan ultah dari Sheila, pasti menyenangkan dapat pergi bersama Ara dan membuat Keynan emosi pikirnya.

"Kesempatan bagus," - batinnya.
Ia berdiri dan menghampiri Ara.

"Hey Ra," sapa orang itu kepada Ara.

Ara tersenyum kikuk, ia lupa siapa laki - laki didepannya ini, ia pernah bertemu sebelumnya namun ia melupakan namanya.

"Ra itu Devan," bisik Lisa.

Ara baru ingat, laki - laki ini yang pernah ingin mengantarnya pulang dan pernah menyapa ia sebelumnya.

"Oh hay Devan." sapa balik Ara.

Ditempat lain Dery baru saja membuka matanya ternyata jam pelajaran bu Ule dikelasnya telah berakhir dan berganti dengan jam mapel lain, tapi saat ini nampaknya kelasnya sedang jam kosong, terbukti dengan murid - murid yang lebih banyak berada diluar. Dery tak menyadarinya, maklum dan jangan heran karena Dery memang sering tertidur saat jam pelajaran berlangsung.

"Lah ni kelas sepi amat kayak hati gue aja, pada kemana dah?" Dery mengucek mata dan mengumpulkan nyawa.

"Mana si Radit juga tega lagi ninggalin gue," Lanjutnya.

"Mending ke kelas Keynan aja kali ya, pasti si kelinci juga ada disana."

Dery melenggang melangkahkan kakinya keluar kelas sambil bersenandung menggoda para siswi yang juga sedang berjalan di koridor.

Semua siswi yang ditemuinya, -ralat. Semua orang yang melihatnya di koridor nampak menahan tawanya.

Bagaimana tidak tertawa, saat ini wajah Dery dipenuhi dengan coretan spidol, pelakunya tidak lain dan tidak bukan pastilah Radit seorang.

Saat ingin menuju ke kelas keynan dari kejauhan Dery melihat Ara sedang berbicara dengan seorang cowok, Dery memutuskan untuk berhenti dan melihatnya tak lupa untuk acara mengupingnya.

"Itu neng Ara kan ya?!" Dery bertanya pada dirinya sendiri sambil mengucek matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya.

"Iya bener Ara ituuu!"

"Mata gue masih bener nih gak mungkin salah." sambil menganggukkan kepalanya yakin.

"Ara ngapain ngomong sama tuh cowok?"

Dery menajamkan penglihatannya sekali lagi untuk memastikan bahwa dugaannya benar.

"Deketan dikit aah biar kedengeran," -batin Dery.

"Biar gue bawa news info ke pak bos ahh, kali aja gue dapat mobil barunya eheyy."

Dery pun mendekat. Samar - samar Dery mendengar semua ucapan mereka.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang