14. Kota tua

280 45 53
                                    


"Kamu tau mengalah itu melelahkan?
Tapi tetap saja aku lakukan,
Satu alasan
Kamu."

***

Keynan dkk sedang berada di markas mereka, tak jauh dari sekolah, yang ada diruang itu hanya mereka, anak Riors yang lain sedang tidak ada.

Keynan sedang bermain game online miliknya, Bintang dan Yutha sedang bermain ps yang memang tersedia di markas, sedangkan Dery dan Radit sedang memakan cemilan atau mengirimkan pesan menggoda kepada cewek yang nomor handphonenya baru mereka dapatkan.

"Devan menang banyak bos bisa bonceng neng Ara," ucap Dery tiba - tiba.

"Modus kan tuh gitu," sambungnya.

"Buaya suka cari kesempatan emang," sahut Radit.

Yutha mengangguk setuju, "Apa lagi buaya macam Devan."

"Emang lo bertiga gak buaya?" Pertanyaan Bintang membuat ketiganya diam, memang benar jika mereka sangat suka menggoda cewek-cewek, berbeda dengan Radit dan Dery, sekarang ini Yutha mulai berhenti untuk bermain-main semenjak hubungannya dengan Ralin semakin serius.

Keynan sadar setelah kedatangan gadis itu ada sesuatu yang membuatnya lebih banyak berekspresi dengan alasan yang kurang masuk akal baginya. Tapi untuk perasaan lebih, ia akan terus menyangkalnya.

Keynan masih berkutat dengan pikirannya, memikirkan bagaimana bisa sosok cewek yang baru saja ia kenal dapat berpengaruh pada mood-nya seperti sekarang ini.

✨✨✨

Dikamar bernuansa putih dan biru sedang berkumpul empat orang gadis, sebelumnya Ralin, Lisa dan Fafa telah janjian untuk bertamu kerumah Ara.

"Ra tadi pulang sekolah lo kemana sih? main ninggal kita-kita aja," tanya Ralin menatap Ara yang kini asik dengan handphone-nya.

Ara menatap mereka sebentar lalu kembali asik pada benda pipih di tangannya, "Gue jalan sama Devan."

Semua yang mendengarnya menegakkan badan, "Beneran Ra? turus Devan ajak lo kemana?" Kini Lisa yang buka suara, sedari tadi Lisa sibuk ngemil makanan yang disediakan bi Ina.

"Hm makan mie ayam," jawab Ara masih dengan menatap layar handphone-nya.

Ralin menatap bingung melihat gelagat Ara yang sedang senyam - senyum sendiri, tatapan Ralin berpindah kearah Lisa dan Fafa dengan sorot mata bertanya, Lisa mengangkat bahunya, sedangkan Fafa menggeleng tak tau.

"Is Ra lo ngapain sih?! Kita disini tapi gak lo anggep, asik main hp sendiri lo, dapat chat dari Keynan lo?" kata Ralin sedikit kesal.

"Nggak, ini pesan dari Devan malah." Cengir Ara.

"Lo suka Devan?" Pertanyaan itu datang dari Lisa yang kini menatap intens Ara.

"Nggak, gue suka Keynan," jawab Ara santai.

"Ya terus ngapain lo deket Devan?"

Ara berpikir sejenak, ia mengetuk-ngetuk dagunya, "Temen, kalo mau deket Keynan juga gak bisa kan."

Ralin menggeleng tak habis pikir, "Lo gak usaha."

Ara memutar bola matanya lelah, "Usaha kayak gimana Lin? belum gue bilang suka aja dia ngusir gue, larang gue suka sama dia lagi," lirih Ara yang kini duduk menghadap teman-temannya.

Banyak usaha telah Ara lakukan untuk mendapatkan sedikit saja simpatik Keynan, tapi hasilnya nihil.

Mencoba beberapa kali juga hasilnya sama.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang