23. Permintaan

154 10 3
                                    

"Ketika kamu mencintai sejauh-jauhnya, maka bersiaplah untuk kecewa sedalam-dalamnya."

_______
___

Napas kelima siswa pemegang gelar Most Wanted terputus- putus setelah bermain basket dilapangkan indor. Keynan mengambil handuk kecil dari dalam tasnya lalu mengelap keringat yang bercucuran di wajah serta lehernya. Hal yang sama dilakukan oleh Bintang dan Yutha. Sementara Radit, lebih memilih untuk meneguk air mineral dahulu, jika mereka berempat sedang melakukan kegiatan yang wajar setelah main basket, maka lain halnya dengan Dery, Dery justru berlari kepinggir lapangan dan melambaikan tangannya kepada gadis-gadis yang berlalu lalang di koridor.

Dery manusia terkonyol diantara mereka, namun wajahnya tak dapat disepelekan, kategori cute di dapatnya dari kaum hawa disekolah. Bukan hanya disekolah, akun Instagram Dery pun tak kalah ramai dari Instagram Keynan dan Bintang, namun bedanya, jika Keynan dan Bintang cuek akan hal itu, maka lain Dery, ia akan dengan senang hati membalas satu persatu komentar pujian yang ditujukan untuknya.

"Key Letta tuh." Yutha menepuk bahu Keynan yang sedang menunduk merapikan handuknya.

Mata Keynan menutup dan membuka dengan cepat karena sinar matahari yang menusuk matanya, Letta menghampiri Keynan, berdiri di depannya guna menutup sinar matahari yang menerpa wajah Keynan.

"Apa?" tanya Keynan melihat Letta yang berdiri dengan berkacak pinggang.

Letta mencibik, Keynan sangat labil terhadapnya, terkadang akan berlaku sangat baik dan diwaktu lain akan bersikap sedingin es. "Lo kenapa gak jemput gue di rumah sahabat gue sih, kan gue dah kirim alamat, atau lo mau gue aduin bokap lo?"

Hembusan napas terdengar dari Keynan. "Gue lupa."

"Lo gak nepatin janji Key."

Diantara perdebatan Keynan dan Letta, Dery dan Radit menjadi penonton setia, sedangkan Bintang dan Yutha meneguk air dari botol minumnya.

Selain mareka masih ada satu lagi orang yang sedang mengamati Keynan, memicing mata dan tersenyum miring.

"Letta, akhirnya lo datang lagi," ucapnya.

"Van cepetan ngantin," ucap salah satu temannya.

Devan berlalu dari tempatnya, meninggalkan Keynan dkk yang masih berada di lapangan.

Dilapangan yang panas menyengat, Letta masih beradu argumen, Keynan hanya meladeni satu dua kata saja terhadap omelan bahkan ancaman Letta yang begitu sangat amat panjang dan masih berlangsung hingga kini.

Dery dan Radit sudah berubah posisi, mereka tak lagi berdiri di lapangan, mereka sekarang telah duduk dikursi bawah pohon.

"Gue gak mau tau lo harus nontonin gue hari ini Key, gue bakal latihan yang pertama di ekskul gue, intinya lo harus nonton, kalo enggak, lo bakal gue aduin ke bokap lo atas ketidak tanggung jawaban lo!"

Telinga Keynan berdenyut mendengarkan suara Letta. Jika saja Letta bukan perempuan, maka sudah pasti mulutnya yang seperti ikan kurang oksigen itu telah dibekap Keynan dengan handuk penuh keringatnya.

"Gue sibuk." Keynan kembali memainkan bola basket, ia ingin segera menghindar dari tuntutan Letta.

Letta tak mau kalah, ia masuh berusaha mencegat Keynan dengan merentangkan kedua tangannya,"gue gak mau tau!"

🕊️🕊️🕊️

Sekarang pukul 3 sore, di lapangan telah berbaris anggota ekskul marching band, memegang alat masing masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang