22. War

203 19 6
                                    

"Aku terlalu mengorbankan banyak waktu untuk memikirkan jalan pikirmu."

_____
__

Happy Reading:)

Ara menggerutu sejak tadi, bagaimana tidak, sudah hampir satu jam Ralin, Lisa, Fafa bahkan Letta belum datang menemuinya, mereka memang ada janji untuk mengerjakan tugas kelompok disalah satu cafe tak jauh dari sekolah. Mereka dapat sekelompok karna tugas dari bu Ule kali ini dibebaskan memilih anggota sendiri.

Ralin, Lisa, Letta dan Fafa berangkat bersama disatu mobil, sedangkan Ara dijemput oleh supir pribadinya, karna itu ia tak ikut pergi bersama dimobil Ralin.

"Ah pada kemana sih?!"

Tak jauh dari mejanya, ada dua orang laki-laki yang sedang duduk menyesap minumannya, mata mereka tak lepas dari cewek didepan meja pesanan dengan pakaian seksinya. "Cantik banget gila! Tuh kaki jenjang bening banget," ucap salah satunya.

Ara menghembuskan napas, menatap jengah. "Otak cowok sama aja!" Ia ikut memperhatikan seorang wanita yang sepertinya pegawai kantoran, memakai atasan yang rapi dan dipadukan dengan rok pendek yang ketat. Entah karena apa, ia justru terpikirkan ucapan Letta yang menyinggung cara berpakaiannya sekarang. "Apa iya gue harus berpakaian seperti dulu lagi? Juga agresif gitu?"

Ara menopang wajahnya dengan sebelah tangan, sebelah tangannya lagi ia ketuk-ketukan pada meja didepannya."Apa hubungan Letta sama Keynan? Keliatan udah deket banget. Apa iya karena Letta seksi?" Pikiran Ara telah jauh berkelana.

Ara memalingkan wajah saat mendengar bunyi lonceng yang terpasang di atas pintu masuk. Pintu cafe dibuka, memperlihatkan empat gadis cantik melangkah maju mendekat kearahnya, Ara cengo melihat mereka, keempat temannya memakai rok pendek, baju sedikit ketat, rambut yang ditata rapi dan make up tipis di wajah mereka.

"What happened to you?" ucap Ara setelah mereka berhadapan.

Ralin tersenyum sumringah, menarik kursi yang ada di samping Ara. "Letta yang bikin kita gini."

Letta mengacungkan jempol ke arah Ara.

"Fafa cantik kan Ra?" Fafa menerjapkan matanya beberapa kali, memperlihatkan bulu mata lentiknya.

"Liat deh Ra, gini yang bener. Besok ke sekolah gini yah?" Letta tersenyum senang dapat membujuk teman-teman barunya mengikuti gayanya.

Ara mencebik bibirnya kesal, menatap tajam Letta yang duduk disampingnya dengan ukiran senyum bangga. "Jadi karena ini lo pada bikin gue nunggu hampir satu jam di sini sendirian?"

"Sorry," ujar mereka bersamaan.

"Oh ya Ra, malam ini gue nginap rumah lo, oke?" Letta memasang puppy eyes-nya meminta persetujuan. Ara tau jika Letta pasti memiliki maksud lain, mata Ara memicing mencari tau itu. "Gue cuman kangen Bunda lo." Letta meyakinkan, ia ikut menatap Ara seperti Ara menatapnya.

"Hm." Ara memejamkan matanya dan menarik sedikit sudut bibirnya.

"Nah sekarang kita kerjain tugas ini." Mereka berempat membagi tugas untuk mempercepat pekerjaan. "Lo Sa bikin file presentasi. Ra, lo yang cari materi 1 bareng gue, terus Ralin dan Fafa bagian 2, gimana?"

"Oke Let."

Dilain tempat, Elang dan Radit melangkah mundur, mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu markas dari geng Graxer, dengan sedikit berlari mereka mendekati pintu.

Brak!

Belum sempat badan Radit dan Elang mengenai pintu, pintu telah dibuka dari dalam, membuat kedua orang itu jatuh tersungkur.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang