7. Khawatir

416 131 77
                                    

Kuharap semua ini bukan sekedar harapan
Dan juga harapan ini bukan sekedar khayalan
Biarkan 'ku menjaganya sampai berkerut
Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya
Tak main-main hatiku
Apapun rintangannya kuingin bersama dia

Kumau dia, tak mau yang lain
Hanya dia yang s'lalu ada kala susah dan senangku
Kumau dia, walau banyak perbedaan
Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Kumau Dia🎶 - Andmesh Kamaleng

***

Keynan masuk ke UKS dengan tergesa, ia menatap wajah cemas teman-teman Ara diruang itu, ia melihat Ara terkulai lemas di brankar, mata Ara terpejam rapat, bibir yang elalu menampakkan senyum sekarang terlihat begitu pucat.

Ralin melihat Keynan yang baru memasuki ruang UKS "Key bantu Ara yah, kali ini aja gue mohon."

"Hm." Keynan mendekat kearah brankar Ara, ia menggendong Ara ala bridal style, ia berjalan di koridor diiringi tatapan bingung semua orang, bagaimana tidak, ini pertama kalinya Keynan bersedia berdekatan dengan seorang gadis.

Keynan memasukkan tubuh Ara dengan perlahan ke mobilnya, Keynan masuk dan duduk dikursi pengemudi.

"Hati-hati Key." pesan Ralin dan diangguki Keynan.

"Jangan ngebut," teriak Lisa.

"jangan pelan jugak," sahut Fafa tak kalah nyaring dari Lisa.

Mobil melaju dengan cepat melewati gerbang sekolah.

"Awas lo Ra!" ucap seseorang setalah menyaksikan perlakuan Keynan kepada Ara, ia berkata sangat pelan dengan penuh penekanan.

Keynan menengok kursi sampingnya, dilihatnya wajah Ara yang semakin pucat, dengan mata yang masih terpejam, ia memberanikan diri me nyentuh kening Ara dengan punggung tangannya.

"Hangat, dia demam." Keynan menambah kecepatan mobil sport miliknya agar cepat sampai di rumah Ara.

Setibanya di depan pagar rumah Ara, Keynan membunyikan klakson mobilnya agar satpam rumah Ara membukakannya pagar.

Pagar dibuka, Keynan masuk dan memarkirkan mobilnya di depan rumah besar itu, Ara sedari tadi masih belum siuman, dengan terpaksa Keynan menggendong Ara membawanya masuk.

"Den Non Ara kenapa?" Tanya seorang satpam yang menghampiri Keynan.

"Pingsan pak, bapak bisa buka pintu rumah?" Keynan bertanya dengan sopan.

"Siap Den bisa." Satpam yang bertuliskan nama pak Yusuf di dadanya itu membukakan pintu agar Keynan bisa masuk ke kediaman Wijaya.

"Yaampun, den. Non Ara kenapa?" Tanya seseorang perempuan, dari caranya memanggil Ara nampaknya perempuan itu salah satu asisten rumah tangga Ara.

Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang