My Beautiful Commander[Novel Terjemahan]

Bab 92 : Pemanggilan Pertama (1)

Hati Xia Lian tenang setelah melihat ekspresi mendalam Xuan Li Wei. Karena kepercayaannya padanya, dia dengan percaya diri mengulurkan tangan kirinya untuk memegangi pegangan cambuk Sang Ilahi.

Ketika permukaan dingin pegangan cambuk bersentuhan dengan tangannya, Xia Lian merasakan rasa sakit yang mengerikan menyebar jauh ke tulangnya.

Darah yang terkuras dan wajahnya berubah pucat pada tingkat yang mencengangkan. Itu semacam siksaan yang tidak pernah dia alami sebelumnya. Sementara merasa sesak napas, detak jantungnya meningkat secara dramatis dan dadanya berada di bawah tekanan besar.

Xia Lian tidak mengerti apa yang terjadi padanya pada saat ini dan semua yang tersisa di dunianya adalah kesedihan.

Lututnya menjadi lemah saat dia jatuh ke tanah. Xuan Li Wei bergegas ke arahnya begitu dia melihat wajahnya berubah pucat tetapi dia tidak bisa mendekatinya. Seolah-olah penghalang tak terlihat hadir mencegah siapa pun mendekat.

Yang tersisa baginya adalah memandangnya dengan gugup sambil menunjukkan ekspresi paling panik dan tertekan sepanjang hidupnya.

Xia Lian merasakan serangkaian gambar muncul di benaknya dan hampir menyerah pada rasa sakit. Tidak peduli sekuat apa dia, masih ada batas untuk ketahanan manusia dan satu-satunya cara untuk menghilangkan sedikit stres adalah meraung dengan keras.

Dalam pandangannya, gadis-gadis kecil muncul dibagian belakang seorang wanita yang mengenakan jubah merah berapi-api dengan rambut panjang menari dengan anggun di angin. Pandangannya tiba-tiba berubah menjadi dua, dia melihat tentara yang berseteru satu sama lain. Segera, dia melihat gambar wanita berlutut di tanah sambil memegang seseorang di lengannya.

Dia muncul dua kali tetapi Xia Lian hanya bisa melihat bayangannya. Meskipun demikian, tidak ada keraguan bahwa keduanya adalah orang yang sama.

Siapa dia? Sebelum pertanyaan itu bisa menyiksanya lebih jauh lagi, dia diliputi kegelapan.

Xuan Li Wei, takut setengah mati setelah Xia Lian pingsan. Tiba-tiba muncul penghalang biru yang mengelilinginya. Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, tidak ada cara baginya untuk masuk dan dia mulai menjadi gelisah.

Sebelum dia bisa kehilangan akal terakhirnya, gadis itu tiba-tiba bergerak dan penghalang itu sepenuhnya menghilang. Xia Lian perlahan membuka matanya tapi sebelum dia punya waktu untuk bereaksi dia mendapati dirinya terangkat oleh sepasang lengan yang kuat.

Xia Lian menggerakkan tangannya dan dia tidak merasakan rasa sakit yang tersisa di tubuhnya. Seolah-olah siksaan sebelumnya hanyalah ilusi.

Dia mengerutkan alisnya saat dia mencoba mencari tahu makna di balik gambar yang ditunjukkan padanya.

"Tapi, apa itu tadi?" Xia Lian menghela nafas dan dia mendorong hal itu ke belakang kepalanya. Saat ini dia hanya mengkhawatirkan cambuk sialan yang membuatnya melalui siksaan ini.