Tolong Dirga.
Berawal dari pemadaman listrik di Candramawa, Jagad akhirnya pergi menjemput Jani yang sendirian di kostan mereka dan membawanya ke studio. Berada satu ruangan dengan gadis itu bersama Jagad, Yago, dan Ezra saja berhasil membuat Dirga mati kutu, apalagi kalau berdua saja?!
Namun tentu bukan Mikhail Ezra Yudantha namanya kalau tidak bajingan. Cowok itu justru dengan sengaja mengajak Yago dan Jagad untuk pergi membeli nasi ayam di pertigaan dekat studio, padahal dia bisa saja pergi sendirian. Tujuannya apa lagi kalau bukan ingin meninggalkan Dirga dan Jani berdua saja.
Dirga benar-benar dibuat tidak berkutik karena kehadiran gadis itu. Saat latihan saja, berulang kali konsentrasi Jani pecah. Untung saja dia tidak sampai melakukan kesalahan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan Yago dan terutama sang biang gosip, Jagad.
Dan jelas menjadi bahan gosip seorang Jagaditya Waradana adalah sebuah mimpi buruk.
Berbanding terbalik dengan Dirga, Jani kelihatan santai-santai saja. Sepeninggalan Ezra dan dua bungsu Meraki, Jani tampak melihat-lihat ke sekeliling studio dari tempatnya duduk, menelusuri beberapa pajangan juga foto yang berada di sana. Setelahnya, gadis itu sudah menaruh fokus pada ponsel di tangannya.
Jani sebenarnya ingin mengajak Dirga mengobrol supaya suasananya nggak sepi-sepi banget, namun karena cowok itu tampaknya sedang sibuk dengan ponselnya, jadi Jani memilih untuk mengurungkan niatnya.
Dia nggak tahu saja kalau Dirga sebenarnya hanya lagi geser menu-scroll timeline Instagram bentar-repeat supaya dia nggak kelihatan canggung-canggung banget.
Meskipun keduanya sudah sempat mengobrol banyak saat Dirga menjemputnya dari Candramawa menuju pesta ulang tahun Meraki, tetap saja mereka kan nggak sedekat itu. Jadi Jani juga nggak merasa leluasa untuk mengajak Dirga mengobrol. Dia juga nggak mau dianggap sok akrab soalnya.
Sepuluh menit berlalu tanpa ada obrolan apa-apa, sampai suara gonggongan terdengar mendekat. Jani yang lagi asyik scroll-scroll timeline Twitternya mengangkat wajah, menemukan seekor anjing berbulu hitam sedang berlari kecil ke arahnya, lantas berhenti dan duduk di dekat kakinya.
"Lucu banget!" Jani langsung meletakkan ponselnya di sofa begitu saja dan berlutut untuk mengelus punggung anjing itu.
Jangan ditanya bagaimana kabar jantung Dirga saat melihat pemandangan itu. DAG-DIG-DUG NGGAK KARUAN, BOS. Tapi seperti biasa, seambyar apapun, stay cool adalah koentji. Sambil menahan senyum gemas, Dirga berkata, "Namanya Toben."
Jani mendongak untuk menatap Dirga yang masih duduk di balik set drumnya. "Punya lo?"
Dirga menggeleng, kali ini sambil beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Jani. "Ezra."
Memang tidak di setiap latihan Ezra membawa Toben ke studio. Hanya di saat-saat tertentu saja. Soalnya Toben juga tinggal bersama Ibunya Ezra mengingat gedung apartemen tempat Ezra dan Dirga tidak memperbolehkan ada hewan peliharaan yang masuk.
Tapi memang mending tinggal bareng Ibunya Ezra, sih, mengingat Toben kayaknya ada masalah sama pemiliknya sendiri alias Mikhail Ezra Yudantha. Kalau sama Ibunya Ezra atau Yara, kakak perempuan Ezra, Toben tuh anteeeng banget. Disuruh duduk, bakal duduk. Tapi kalau sudah bersama Ezra, anjing itu mendadak alergi sama yang namanya diam. Lari sana-sini, gonggong sana-sini. Terus bakal belagak budeg juga kalau Ezra menyuruhnya duduk atau tenang.
Nggak jauh beda sih sama pemiliknya.
"Lo suka anjing?"
Jani mengangguk antusias. "Banget! Tapi adek bungsu gue alergi sama bulu binatang. Mentok-mentok meliharanya ikan hias. Di Candramawa juga nggak boleh bawa peliharaan. Tapi nggak pa-pa sih, soalnya kelakuan penghuninya udah 11-12 sama guk-guk."
KAMU SEDANG MEMBACA
04 - Written in The Stars [Completed]
Teen Fiction[Book #04 of Candramawa Universe] ❝Bagi gue, itu Jani.❞ Jennar Rinjani Kusuma. Jani sebenarnya cuma mahasiswi biasa yang kebetulan ngekost di kostan luar biasa-Candramawa. Pergi ke kampus, ngomelin anak-anak Candramawa, masak, repeat. Bagi semua ora...