✨Binbin is Proud✨

38 3 2
                                    

Hp Yukhei berbunyi, telfon masuk dari nomor yang sedang mereka coba hubungi. Yukhei langsung menjawab telfonnya.

"Kenapa sih?!"

Yukhei menghela napas, Yukhei harus sabar.

"Binbin sama kamu?"

"Engga, ngapain di aku?"

Yukhei langsung memutus sambungan telfonnya. Sekarang Yukhei bukannya semakin tenang, justru semakin dibuat emosi. Yukhei mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya. Abi menggenggam tangan Yukhei, menenangkan temannya itu.

••••
Kheira sudah sampai ruangannya, lagi-lagi semua mata client-nya yang sedang menunggu langsung tertuju kepadanya. Kheira hanya menunduk dan masuk ke ruangannya. Kheira sedikit terkejut melihat asisten-asistennya yang sudah berada di ruangan sambil menunduk.

"Tolong kasur lipat di dalam laci meja saya paling bawah" Kheira berbicara super pelan.

Asistennya langsung terburu-buru menuruti perintah Kheira. Mereka pun membuka kasur lantai itu dan merapikan dengan baik di dekat kursi kerja Kheira. Kheira tersenyum manis. Dia membantu dengan menggeser kursinya.

Kasur lantai sudah siap, Kheira meletakkan Binbin di kasur tersebut. Kemudian menggeser sedikit mejanya. Berbagi tempat kerja dengan tempat tidur Binbin.

"Kalian kok udah balik hm? Kan masih 10 menit lagi jam istirahat kalian habis?" Kheira berbicara pelan sambil meletakkan tasnya.

"Kami.. ingin merapikan ruangan, Bu... tadinya.." Risa, salah satu asisten Kheira menjawab. Kheira tersenyum.

"Saya bilang kann kalian harus istirahat cukupp. Selama istirahat, jangan pikirin kerjaan okey?" Kheira menjawab sambil membuka tas Binbin.

"Baik, bu.." Risa, Sita dan Desi menjawab.

Ya, Kheira punya 3 asisten. Dengan masing-masing pekerjaannya. Kheira sangat amat objektif dalam menilai client-clientnya. Makanya dia tidak cukup punya 1 asisten.

"Oh iya.... kalian udah lama belum kerja di sini?"

"Kak Risa sudah lama, Bu" Desi menjawab.

"Iya, Buu. Dari semenjak ruangannya belum di sinii. Masih kecil banget kayak UKS kecil di sekolah-sekolah, Bu" Risa menjawab dan Kheira tertawa pelan.

"Risa kenal Binbin?? Atau ayahnya?" Kheira bertanya sambil mencari sesuatu di tas Binbin.

"Em.. karna saya baru diakui di bagian anak... saya kurang tau deh, Bu..." Risa berkata.

"Ah, ketemu!" Kheira menemukan kartu nama di dalam tasnya Binbin.

"Dr. Yukhei Wong, SpA..." Kheira melihat ketiga asistennya.

"Ohh! Dokter Yukhei mah saya kenal, Bu!" Ketiga asistennya kompak. Kheira melihat asisten-asistennya dengan tatapan sedikit bingung, tapi tetap tersenyum.

"Ibu gak kenal dokter Yukhei, bu??" Desi bertanya. Kheira menggelengkan kepalanya.

"Itu lohh buu. Yang kemarin pas kita diakui di bagian kesehatan anak, ada dokter anak tinggi, ganteng, manis, keren banget deh bu!" Desi menjelaskan. Tapi, Kheira belum mendapat gambaran apapun.

"Kemarin bu Kheira masih jetlag deh kayakanya.." Sita berkata. Risa dan Desi langsung melotot ke Sita. Sita langsung menunduk.

"I think so...." Kheira malah menyetujui Sita. Sita tersenyum.

Star BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang