Rumah sakit sudah mulai sepi, apalagi di lantai khusus anak-anak. Yukhei bisa dengan bebas berjalan menuju ruangan Kheira. Kheira bilang dia sudah selesai, asisten-asistennya juga sudah pulang, tapi masih mengecek beberapa hal lagi. Setelah memastikan semua aman, Yukhei langsung masuk ke dalam ruangan Kheira dan menutup pintunya. Tapi, betapa awkward-nya situasi ini, karna ternyata Kheira sedang mengangkat bajunya, dia akan berganti baju.
"Maaf harusnya ketuk pintu dulu" Yukhei langsung balik badan menghadap pintu. Kheira tertawa canggung.
"Y..yaa.. seharusnya kamar mandi digunakan dengan baikk.." Kheira ikutan salting. Dia langsung masuk ke kamar mandi membawa bajunya.
Yukhei menghela napas pelan. Kemudian, dia duduk di kursi tempat biasanya client Kheira duduk. Yukhei memerhatikan ruangan ini dengan saksama.
"Pantes aja Binbin betah..." Yukhei bergumam.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Yukhei tersenyum dan melihat Kheira.
"Pantess yaa Binbinn seneng di sinii. Banyak mainann" Yukhei tersenyum. Kheira membalas senyuman Yukhei.
"Diaa seneng seni dan bagus di bahasa, kosa katanya udah banyakk banget"
"Iyaa, diaa seneng gambarr. Kamu tes diaa hm??"
"Belumm sempett, sihh. Cuma selamaa aku main sama dia dan dengerin penjelasan gurunya, tanpa aku tes, aku udah tau anak aku pinter bangett"
"Anak siapaa??" Yukhei sengaja melakukan ini. Dia berkata sambil tersenyum jahil.
"Anakk akuu wlee Binbin akuu"
"Berartii istri akuu dong??" Yukhei memang benar-benar.
"Bawelll. Udah selesai nih, mau kemana??"
"Ke pelaminan kuy gaa?"
"Tau ahh! Sama aja kayak anaknya!" Kheira berjalan keluar ruangannya sambil merasakan panas di kedua pipinya.
Yukhei hanya bisa tertawa dan menyusul Kheira. Yukhei merangkul Kheira.
"Kokk aku ditinggalinn??" Yukhei masih tertawa.
Sedangkan, Kheira pura-pura sibuk mengunci pintu ruangannya dan menempelkan ID Card-nya ke pintu, agar lampu hijau di namanya berubah menjadi lampu merah.
"Bawell" Kheira memutar tubuhnya agar terlepas dari rangkulan Yukhei. Kemudian, jalan ke lift yang langsung menuju ke basement.
"Kokk gituu?" Yukhei malah merasa ini sebuah keseruan.
"Saltingg yaa??" Yukhei kembali merangkul Kheira saat menunggu lift.
"Bawell ihh, masih di rumah sakitt. Jangan rangkul-rangkul!"
"Udah sepii sihh" Yukhei berkata acuh.
"Udahh beranii ngelawann yaa??" Kheira memelototi Yukhei. Yukhei malah tersenyum lebar.
"Kok kalo lagii marahh, malah lucuu sih??" Yukhei berkata lagi. Kheira cuma bisa geleng-geleng dan masuk ke dalam lift. Yukhei ikut masuk.
"Emang Binbin tuh 100% anak kamu. Sama banget!"
"Apanyaa? Gantengnyaa?"
"Gak mau ngomong ah, capek" Kheira berkata.
"Gemesnyaaa" Yukhei mengusak rambut Kheira gemas. Kheira memutar bola matanya dan merapikan rambutnya. Kheira harus cepat-cepat keluar dari rumah sakit ini agar bisa membalas Yukhei.
Mereka sudah masuk mobil dan Kheira menghela napas lega. Dia meletakkan semua beban tubuhnya di jok mobil. Jujur, Kheira lelah hari ini. Yukhei melihat Kheira sambil tersenyum lembut. Dia ingin mengusap kepala Kheira, tapi ditepis oleh Kheira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Blossom
RandomPerjalanan seorang Dokter Anak dengan Bintangnya. "I don't need anything, Ayah is the best!" - Binbin Wong "I don't need anything, I have the brightest star in the world!!" - Yukhei Wong, Dokter Spesialis Anak "Binbin still be the brightest little s...