"Good Morning!!" Kheira tersenyum manis memasuki ruangan kerjanya.
"Morning.. bu.." Asisten-asistennya sudah datang, tapi anehnya mereka sedang terlihat kebingungan.
"Ada apa hmm?" Kheira langsung berjalan ke singgahsananya.
"Ini bu...." Asisten-asisten Kheira menatap meja kerja Kheira yang sudah tersusun beberapa minuman dan makanan.
"Kalian bawa bekel??"
"Bukan, bu..."
"Hng??"
"Jadi, ceritanya.. teh Ica dateng duluan kan, terus abis itu katanya teh Ica keluar sebentar karna di panggil sama psikolog Juna" Sita menjelaskan.
"Juna??"
"Iya, tadi psikolog Juna ke sini nanyain anak, bu.. soalnya mamanya konsultasi ke beliau. Psikolog Juna takut kalau gangguan mamanya ternyata yang buat anak itu terganggu juga..."
"Siapa? Mamanya kenapa?"
"Mamanya... DID (Dissociative Identity Disorder atau kepribadian ganda). Anaknya.. yang PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), bu. Ini.." Risa memberikan catatan yang diberikan oleh Juna. Kheira membaca.
"Jadi, hubungannya sama makanan?" Kheira bertanya masih sambil membaca.
"Oh iya... terus saya lupa kunci pintu, bu. Abis itu, saya balik ke sini. Sita Desi sedang berdiri kebingungan di sini. Terus ya... saya samper dan saya juga jadi ikut bingung..."
"Oalah.... jadi, selama ini kita dibohongin" Kheira malah bilang seperti ini.
"Hah?? Sama siapa bu?? Ini makanan bohongan?" Desi dan Sita bertanya heboh.
"Engga enggaa, inii ibu inii. Dia bohongin kita perihal suaminya yang galak tapi kadang lembut. Padahal, suami yang dia maksud adalah dirinya sendiri yang merubah kepribadiannya."
"Hah???!" Panik sih ada ya asisten-asisten Kheira.
"Iya ni, kata dokter Juna dia punya 4 kepribadian. Salah satunya, laki-laki. Mengalami perceraian karna kekerasan rumah tangga sehingga menimbulkan kepribadian-kepribadian tersebut. Sedangkan, dia bilang dia belum bercerai sama suaminya. Dia gak pernah mau anaknya di hipno juga kan? Dan anaknya selama menjalani terapi, selalu bilang kata 'daddy' sambil melihat ke arahnya. Awalnya, saya kira ibunya terlalu sayang sama suaminya karna belum bercerai, sehingga anaknya takut kalau ibunya memarahi dia kalau banyak berbicara buruk tentang suaminya. Ternyataa.... kayak ginii. Kenapa saya bisa ga sadar yaa"
Asisten-asisten Kheira kaget mendengarnya. Mereka hanya bisa terdiam.
"Nanti kita akan bicarakan lebih lanjut sama psikolog Juna ya. Sekarang coba liat ini dari siapaa" Kheira mengambil salah satu kopi yang ada di meja. Dia membaca tulisan yang ada di gelas kopinya. Kheira tersenyum lebar dan tertawa pelan.
"Kenapa bu?..."
"Gapapaa, ambill kopinya satu-satuu. Itu buat kaliann"
"Masa sih, bu?" Asisten-asisten Kheira bingung.
"Iyaaa. Tuhh ada tulisannyaa. Ini Risaa, Desi, Sitaa" Kheira membacakan tulisan yang ada di cup sambil mendekatkan kopinya ke asisten-asistennya.
"Ma..makasih, bu..." Mereka mengambil kopinya masing-masing.
"Sama-samaa. Coba kita liatt inii. Breakfastt" Kheira mengambil kotak makan yang lumayan besar bertuliskan 'breakfast' di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Blossom
RandomPerjalanan seorang Dokter Anak dengan Bintangnya. "I don't need anything, Ayah is the best!" - Binbin Wong "I don't need anything, I have the brightest star in the world!!" - Yukhei Wong, Dokter Spesialis Anak "Binbin still be the brightest little s...