✨Binbin Likes Her✨

45 3 2
                                    

"Dokter Yukhei!!!"

"YUKHEI!!!"

"AYAHH!!!"

Teriakan itu berganti nama. Kheira menatap wanita yang tengah memegang gunting dan melihat lengan baju Yukhei yang mulai berwarna merah. Wanita itu melempar gunting yang dia gunakan untuk melukai Yukhei.

Ya, korban sebenarnya adalah Kheira, tapi... entah.. Yukhei ada di situ dan terjadilah hal ini. Wanita itu panik dan lari menjauh dari kerumunan. Para petugas mengejar wanita itu. Kheira langsung menggenggam erat lengan Yukhei dengan tangannya yang tidak terlalu besar dan membawa Yukhei masuk ke dalam ruangannya. Teman-teman Yukhei mengikuti Kheira.

"Tolong.. bilang ke client... kalo saya.."

"Bu.. tenang.. iya kita akan bilang ke client kalau ibu akan menunda waktu praktek.." Risa langsung berkata sambil menatap Kheira.

"Tutup. Kita tutup. Tolong reschedule.." Kheira berkata dan memandangi tangannya yang terkena darah Yukhei. Kheira bingung harus gimana sekarang..

"Jangan panik okey? Ada abang.." Gibran mendekati Yukhei dan Kheira sambil membawa alat-alat yang tadi sempat dia minta ke suster yang lewat.

"Tolongin.." Kheira menatap Gibran penuh harap.

"Iya, kamunya misi duluu dongg. Keburu abis darah Yukheii" Gibran berkata dan Kheira langsung melepas genggaman di lengan Yukhei kemudian menjauh.

Gibran duduk dan tersenyum super ngeledek ke Yukhei sebelum membersihkan dan menutup luka Yukhei. Kheira tidak bisa melepas pandangannya dari luka Yukhei.

"Sakit gak?..." Kheira bertanya dengan polosnya.

"Biasa aja ini mahh. Ada yang lebih sakitt ya Khei yaa???" Gibran berkata sambil tertawa pelan dan tetap fokus menjahit luka Yukhei.

"Apaa??" Kheira mengangkat kepalanya untuk menatap Yukhei. Iya, maaf, daritadi Kheira lebih sibuk menatap luka Yukhei dibanding yang punya luka.

1

2

3

Hening...

"Done! Dah selesaii!" Untungnya Gibran menyelamatkan Yukhei.

Kheira bisa bernapas lega sekarang. Tapi, dia tetap memandangi lukanya Yukhei. Dia merasa bersalah banget. Tapi.. dia gak tau gimana caranya minta maaf..

"Gapapa, kok. Gak sakitt" Yukhei berkata sambil tersenyum. Kheira menatap Yukhei, mencari kebohongan, tapi yang dia dapatkan malah keindahan mata Yukhei. Tatapan Yukhei tuh....

"OKEY! Kalo gitu... udah!" Kheira berbicara dan tidak ada satupun di ruangan ini yang mengerti maksudnya.

Kheira menutup wajahnya dan berjongkok menyembunyikan wajah di atas lipatan tangannya.

"Lucu banget. Kayak anak kecil" Di pikiran seseorang.

"Lucu banget sihh kayak anak kecilll" Dan Gibran yang menyuarakan itu.

"Shut up!!" Kheira masih dengan posisinya.

"Ya udah, sana pulang, Khei" Gibran berbicara kepada Yukhei.

"Kenapa??" Yukhei malah bertanya.

"Walaupun itu gak sakit, menurut lo. Tapi, lo tetep ga bisa kerja dengan tangan kanan lo sekarang." Gibran menjelaskan.

"Kenapa?" Yukhei bertanya lagi.

"Aduh.. lo beneran dokter gak sih??" Gibran mulai muak menanggapi Yukhei.

"Beneran.. tapi.. gua bisa kok!" Yukhei tetap pada citra strong man yang sedang dia bangun saat ini.

"Coba periksa gua pake stetoskop dengan benar tanpa gemeter pake tangan kanan lo" Gibran memberikan tantangan. Kadang memang temannya yang satu ini sangat batu sebelum dibuktikan kalau dia tidak bisa melakukan hal yang dia mau.

Star BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang