Hari Minggu yang penuh kesendirian bagi Yukhei. Mamanya masih merajuk. Binbinnya dibawa pergi. Dan Kheiranya... hm.... sulit. Karna meskipun Yukhei sudah membersihkan diri dan kamarnya, hatinya tetap saja masih berantakan.
Yukhei saat ini sedang melakukan... hm... apa ya kata-kata yang tepat? Mungkin.. percobaan pembunuhan terhadap hp-nya? Karna dia sudah berkali-kali mengetik dan menghapus —dengan penuh emosi— kalimat "Ra, aku mau ketemu" di room chat dia dan Kheira, tapi jiwa noob-nya meronta-ronta.
Dia tidak sanggup untuk mengirim pesan itu. Ketik hapus ketik hapus ketik hapus, gitu kerjaan Yukhei daritadi. Sama kayak yang lagi ketik cerita ini, kadang suka gitu. Ya maap jadi curhat.
Yukhei menyerah. Dia tidak sanggup lagi berpikir. Dia lelah. Dia kesal dan membanting hp-nya. Tepat di saat itu juga, ada telfon masuk. Yukhei langsung menghela napas.
"Apa?" Galak banget gak tuh :)
"Khei... sorry..."
"Kenapa?"
"Gua.. tadi.. gua jalan sama Binbin..."
"Oh Binbin di lo?"
"Iya.. tadi bang Gibran nitipin.."
"Iya, terus kenapa?"
"Terus.. gua lagi beli es krim... terus.. Binbin ga ada, Khei..."
"Hah?? Kemana?"
"Gatau... gua udah cari kemana-mana, tapi Binbin gak ada..."
"Jangan macem-macem deh, Nial.."
"Demi apapun, Yukhei... gua minta maaf! Gua lagi coba cari sama satpam tokonya. Tapi.. belom ketemu.."
"Astaga!! Lo yang bener aja deh, Yal! Lo dimana?!" Yukhei langsung menyambar kunci mobil dan jaketnya.
"Di tempat biasa, Khei.. gua udah telfon yang lain, mereka juga lagi jalan ke sini..."
"Dari kapan??"
"Jam 4..."
"INI UDAH JAM 5 YA, NIAL! Kenapa lo baru telfon gua sekarang hah?!!"
"Iya.. gua... takut ganggu lo.. karna kata bang Gibran lo lagi butuh sendiri..."
"Astaga Nial...... Ma, Yukhei pergi!" Yukhei memakai sandal dan langsung keluar apartemennya.
"Sorry.. sorry... hati-hati..."
"Kalo ada kabar, langsung telfon gua!"
"I-iya..."
Pikiran Yukhei semakin kacau sekarang. Dia sudah tidak peduli apapun lagi. Yukhei bahkan berlari menggunakan tangga darurat karna lift apartemennya terlalu lama. Yukhei berlari ke mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang tidak wajar.
"Binbin... kamu dimana sih nak... maafin ayah.. maaf..."
Belum sempat keluar apartemen, mobil Yukhei dihadang. Yukhei yang sedang dalam kecepatan tidak wajar, langsung menginjak rem mendadak. Beruntung, tidak ada mobil lain di belakangnya.
Seseorang dari mobil yang menghadangnya, turun. Yukhei masih shock atas kelakuannya sendiri yang hampir menabrak orang, meskipun kondisinya Yukhei yang dihadang. Orang itu mengetuk kaca mobil Yukhei, Yukhei menghela napas. Sumpah deh, harus banget Yukhei berantem dulu sama orang lain ya? Binbin hilang dan kekacauan hatinya karna Kheira belum cukup? Yukhei membuka kaca dan bersiap akan apapun yang terjadi setelah ini.
"Pindah, gua yang nyetir"
Ternyata, itu adalah sepupu tercintanya Wong Kun Hang aka Aheng. Yukhei langsung memasang wajah super menyedihkan. Aheng hanya bisa merotasikan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Blossom
RandomPerjalanan seorang Dokter Anak dengan Bintangnya. "I don't need anything, Ayah is the best!" - Binbin Wong "I don't need anything, I have the brightest star in the world!!" - Yukhei Wong, Dokter Spesialis Anak "Binbin still be the brightest little s...