✨Binbin's Real Mama✨

35 2 0
                                    

Rombongan departemen kesehatan jiwa dan satu orang dari departemen kesehatan anak (yang entah tidak diketahui mau apa) telah sampai ke rumah sakit jiwa yang mereka tuju. Adriel memimpin jalan untuk masuk ke dalam rumah sakit itu. Mereka mendapat penyambutan yang sangat hangat dari dokter serta staff di sana. Setelah penyambutan, mereka mulai melakukan tour keliling rumah sakit. Asik tour gak tuh.

"Catat apapun yang ada di sini. Apapun. Kondisi pasien, kondisi rumah sakit dan apapun yang terjadi di sini. Termasuk perkataan dan perlakuan saya, dokter Adriel dan psikolog Kheira, juga perawat yang ada." Juna mulai berkata.

Asisten-asisten Juna langsung sibuk. Sedangkan, tanpa disuruh, asisten Kheira sudah siap dengan perlengkapan catatannya. Sedangkan, Yukhei masih terlihat menikmati acara "jalan-jalan" ini.

"Ekhem, denger kan apa yang psikolog Juna bilang?" Adriel membuyarkan segala yang ada di pikiran Yukhei. Yukhei menatap Adriel datar.

"Khusus kamu, catat apa yang saya bicarakan saja. Apapun yang keluar dari mulut saya." Adriel berkata lagi dan memberikan ipad kepada Yukhei.

"Siap, dokter Adriel!" Yukhei menjawab dengan malas. Dia menghidupkan ipad itu dan merasa kesal karna wallpapernya adalah foto Adriel dan Kheira. Yukhei menatap punggung Kheira dengan sebal.

"Siap?" Kheira bertanya dan tidak sengaja melihat tatapan Yukhei yang penuh emosi.

"Siap, bu!" Asisten-asisten yang lain sudah siap dengan tugasnya. Kheira terdiam karna tatapan Yukhei.

Adriel melihat Kheira yang tidak kunjung membuka pintu ruangan pertama yang akan mereka masuki. Adriel menggeleng dan membuka pintunya.

"Princess!! Oh my god! My princess!" Baru dibuka, sudah ada seorang laki-laki berusia sekitar 20 tahun mendekati Kheira. Yukhei langsung ingin bergerak tapi ditahan oleh Adriel. Laki-laki itu langsung dipegang oleh perawat.

"Pasien penderita gangguan halusinasi, penyebab obat-obatan terlarang, selalu merasa dia seorang pangeran yang kehilangan putrinya, hidup dalam dunia dongengnya sendiri" Adriel menjelaskan dengan sangat cepat. Sedangkan, Yukhei sudah kehilangan konsentrasi dan tidak mendengar jelas apa yang Adriel bicarakan. Siapa suruh dia ngerapp!

"Kebakaran kebakaran!! Rumah saya kebakaran! Kompor kompor!!" Seorang pasien yang sedang merapikan tempat tidurnya sendiri tiba-tiba berteriak seperti itu sambil memegang kepalanya.

"Kira-kira gangguan apa?" Adriel menatap asisten-asisten Juna dan Kheira.

"PTSD? Trauma karna menjadi korban kebakaran" Salah satu asisten Juna menjawab.

"OCD. Dia sangat amat tidak bisa melihat susunan barang yang sedikit berbeda, lihat sekitar semua berwarna putih karna dia tidak suka ada warna lain yang mengganggu, akan terus membenarkan apapun yang berantakan, selalu berteriak maling karna merasa belum mengunci pintu dan alasan dia teriak kebakaran adalah??" Adriel menatap Yukhei yang sibuk mencatat dengan kesal.

"Asisten??" Adriel memanggil Yukhei.

"Ck!" Yukhei kesal, sungguh. Dia harus mencatat lirik rap dari Adriel dan juga ada quiz dadakan seperti ini. Pecah kepala Yukhei setelah pulang dari sini.

"Kompor belum dimatikan" Yukhei menjawab dan melanjutkan catatannya. Adriel tersenyum miring.

"Lanjut ke ruangan sebelah" Adriel berkata.

Semua mengikuti Adriel. Sedangkan, Yukhei masih sibuk mengingat apa yang tadi Adriel bilang. Kheira tersenyum manis.

"Voice recorder" Kheira berbisik ke Yukhei. Yukhei tersenyum manis. Gak kepikiran loh.

"Princess!!!" Pasien yang tadi kembali memanggil bahkan ingin memegang Kheira. Yukhei langsung menarik Kheira keluar dan sebelum menutup pintu, dia berkata..

Star BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang