Sembilan

9 2 0
                                    

"Maaf ya pak atas ketidaknyamanannya. " ucap Ara

"Tidak apa dek, tapi jangan ribut lagi ya. Kan malu diliatin orang. "

"Iya pak, kalau gitu saya permisi dulu ya pak. Dy, ayo kita pergi dari sini. " ajak Ara

"Iya Ra. " ucap Rudy

"Beb, makasih ya udah bantu aku. " ucap Reva

"Bikin malu aja lo." ucap Ari

"Kok kamu gitu beb, aku ini ngebelain kamu. " ucap Reva

"Ngebelain gua atau mau ribut ama mantan, maaf ya jangan ajak gua dalam masalah lo berdua. " ucap Ari pergi meninggalkan Reva

"Mungkin sekarang gua belum bisa taklukin lo Ri, tapi lihat aja lo akan tunduk sama gua nanti. " batin Reva

Malamnya Ari duduk sambil menatap indahnya langit malam. Makin lama dia berpikir apakah dia dan Ara bisa seperti dulu.

"Harus gimana lagi caranya ya, gua gak mau kayak gini terus. " ucap Ari

"Ri? Tumben sendirian aja? "

"Eh kak, lagi pengen sendiri aja. " ucap Ari

"Pasti lagi mikirin sesuatu kan, ayo ngaku. " ucap Anggi duduk disebelah Ari

"Gua bingung kak harus gimana lagi caranya biar Ara itu percaya dan bisa maafin gua. " ucap Ari

"Lo yang sabar ya, pasti Ara akan cepat maafin lo. " ucap Anggi memegang tangan Ari

Ari merasakan kehangatan dari tangan Anggi, entah kenapa rasanya berbeda dari biasanya. Tatapan mata Anggi pun sangat berbeda, ada kesedihan didalamnya.

"Kak Anggi? Baik baik aja? " tanya Ari

"Gak kok Ri. " ucap Anggi menahan tangis

"Cerita aja kak, gak apa apa. " ucap Ari

"Sakit Ri, kalau gua inget semuanya." ucap Anggi mulai menitikan air matanya

"Oh iya kak, gua boleh nanya gak?" tanya Ari

"Mau nanya apa Ri? "

"Maaf ya kalau agak tersinggung, tapi diumur kakak sekarang seharusnya kakak udah memiliki orang yang spesial dong, apa kak Anggi punya? " tanya Ari

Bukannya menjawab pertanyaan Ari, Anggi malah menangis. Lagi lagi Anggi mengingat masa lalunya.

"Eh kak Anggi kok malah nangis sih, maaf ya kak gua bikin kakak sedih. " ucap Ari merasa tidak enak hati

"Lo gak salah, seharusnya gua yang gak usah ingat ingat masa lalu itu." ucap Anggi

"Apa gua boleh peluk kakak? Siapa tau bikin kak Anggi sedikit tenang. " ucap Ari yang langsung mendapatkan sebuah pelukan dari Anggi

"Makasih ya Ri, lo udah mau temenin gua disaat gua harus mengingat masa lalu gua. " ucap Anggi

"Ini kak Anggi sama Ari kemana sih? Kenapa sepi banget nih rumah. " ucap Ara mencari cari keberadaan Anggi dan Ari

Kebetulan saat itu Ara melihat Anggi dan Ari yang sedang berpelukan. Entah kenapa Ara menjadi sedikit serba salah.

"Yaelah tau nya lagi berduaan tuh anak, pake pelukan segala lagi. " ucap Ara

"Kok aneh ya, kenapa gua agak kesel lihat Ari pelukan sama kak Anggi. " ucap Ara merasakan matanya mulai terasa perih

"Ngapain harus nangis sih Ra. Lagian gua pikir mereka berdua cocok kok, apalagi mengingat umur Ari yang seumuran dengan kak Anggi. " ucap Ara mulai menangis

Dimensi Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang