Empat Puluh Tujuh

6 2 0
                                    

David menyesal telah memarahi Raina, alhasil Raina marah padanya dan menjauhinya. Hari ini adalah hari kelulusan bagi David dan yang lainnya. Mereka memakai kesempatan tersebut untuk berfoto bersama, David ingin sekali foto bersama Raina tapi dia sangat ragu untuk menghampiri Raina terlebih lagi dia melihat Rudy datang mendekat ke arah Raina.

"Mungkin sudah saatnya gua buat merelakan hati ini, lo pasti bisa Dav. Lo gak boleh mellow." ucap David

"Dav.... "

"Eh Cindy, kenapa? " tanya David

"Sebelumnya maaf ya kalau gua lancang sama lo, tapi gua boleh gak foto sama lo. " ucap Cindy

"Ya tentu boleh dong, ayo kita foto berdua. " ucap David merangkul Cindy

Raina yang melihat David dari kejauhan merasa sedih karna dia tidak bisa berfoto dengan David. Padahal dia sangat menginginkannya.

"Rain... "

"Mau apa lo kesini? " tanya Raina

"Gua tau kok lo masih marah sama gua, maaf banget Rain. Gua emang bego, bisa bisanya gua berniatan melukai perasaan sebaik lo, kalau boleh jujur sebenarnya gua suka sama lo Rain. Ini seriusan suka Rain bukan main main, terserah lo sih lagian gua mana cocok sama lo yang terlalu sempurna. " ucap Rudy mengungkapkan perasaanya

Raina benar benar tidak menyangka Rudy akan menyatakan perasaannya padanya, jujur Raina juga memiliki perasaan yang sama, tapi entah mengapa seperti ada yang menyanggal dihatinya.

"Ini bunga buat lo Rain, maaf ya sekali lagi gua pergi duluan. " ucap Rudy beranjak pergi

"Tunggu.... "

Raina memeluk tubuh Rudy dan menahan langkah Rudy yang akan pergi meninggalkannya.

"Gua juga suka sama lo." bisik Raina

"Lo serius Rain? " tanya Rudy terlihat senang

"Iya Dy, gua memang sempat kecewa dengan lo, tapi gua ngerti kok setiap orang pasti akan berubah menjadi lebih baik lagi dan gua yakin lo akan bisa berubah menjadi lebih baik lagi." ucap Raina tersenyum manis kepada Rudy

"Makasih ya karna kamu udah mau menerima aku apa adanya. " ucap Rudy menggenggam tangan Raina

"Jadi sekarang ngomongnya aku kamu nih. " ucap Raina

"Lo gak suka ya. "

"Aku sangat suka kok. "

"Foto yuk. "

"Ayo. "

David hanya bisa tersenyum melihat kebahagian dari wajah Raina, dia bahagia bila Raina bahagia meskipun hatinya harus terluka tapi itu bukanlah sebuah masalah untuknya.

"Senang deh bisa lihat bahagia kayak gitu. " ucap Cindy

"Meski hati terluka? "

"Kan yang terpenting kebahagian sahabat kita, kalau dia bahagia otomatis gua juga bahagia. " ucap Cindy menahan tangisnya

David yang menyadari Cindy yang sedang menahan tangisnya langsung membawa Cindy kedalam pelukannya, seketika air mata Cindy tumpah dipelukannya.

"Meski mulut lo bilang kuat tapi tidak dengan hati lo kan. Gua bisa kok ngerasain kesedihan lo, jadi keluarin semua air mata lo. "

"Makasih Dav, lo udah mau ada disaat gua sedih. "

"Kita mulai semuanya kembali bersama sama ya, gua dan lo pasti akan menemukan kebahagian suatu hari nanti. " ucap David

"Iya Dav.... "

Ara menunggu kehadiran Ari yang tidak kunjung datang, padahal Ara ingin berfoto berdua dengan Ari tapi dia belum juga melihat kehadirannya. Ara yang sedih duduk disebuah bangku taman tempatnya biasa duduk dan bertemu dengan Ari, Ara yang sedang merasa sedih tiba tiba kedatangan seorang boneka badut. Ara sempat kaget oleh kehadiran boneka badut tersebut tapi lama kelamaan dia mulai tersenyum dan tertawa melihat tingkah lucu dari badut tersebut. Disaat Ara tertawa boneka badut tersebut menghentikan aksinya dan membuka kepala badutnya, terlihat sebuah sosok yang sedari tadi ditunggu oleh Ara.

Dimensi Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang