Lima Belas

12 2 0
                                    

Ari terus menerus memikirkan masalahnya dengan Ara, dia ingin semuanya segera berakhir. Dia sangat lelah Ara selalu salah paham kepadanya. Sambil menatap langit langit kamarnya, Ari membayangkan sesuatu.

"Gua kangen deh sama Ara yang dulu." ucap Ari

"Jadi ceritanya ada yang kangen sama gua nih. "

"Loh Ara, kok lo bisa disini sih. " ucap Ari kaget dengan kehadiran Ara

"Emangnya gak boleh, bebas kali Ri. Kan ini masih rumah gua juga. " ucap Ara

"Tapi kan lo lagi marah sama gua. " ucap Ari

"Siapa yang bilang gua marah sama lo. " ucap Ara duduk disamping Ari

"Jelas jelas tadi disekolah. " ucap Ari

"Gua cuma akting kali Ri, masa gitu aja gak sadar. " ucap Ara

"Ini seriusan gak sih. " ucap Ari menepuk pipinya

"Lo masih gak percaya?" tanya Ara

"Coba sekarang tutup mata lo. "

"Tutup mata? Buat apa? " tanya Ari

"Udah tutup aja. " ucap Ara

Ari memejamkan matanya dengan perasaan bingung, dia masih tidak menyangka dengan kehadiran Ara, tapi Ari sedikit tenang karna Ara ternyata tidak marah padanya. Sementara itu Ara mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Ari. Hal itu membuat Ari sangat kaget, dia tidak menyangka Ara akan menciumnya.

"Sekarang udah percaya belum. " tanya Ara

"Lo nyium gua Ra. " ucap Ari memegangi pipinya

"Gua juga mau bilang sesuatu ke lo." ucap Ara

"Apa Ra? "

"I Love You Ari. " bisik Ara tepat ditelinga Ari

Ari semakin tidak menyangka Ara akan berkata seperti itu. Ari merasa semuanya terlalu cepat, dia benar benar gelisah. Ari pun memejamkan matanya berharap semuanya nyata, namun saat dia membuka matanya Ara sudah tidak tampak lagi, ternyata semuanya hanya halusinasi Ari.

"Jadi tadi cuma bayangan Ara doang." ucap Ari kecewa

"Tapi kok rasanya kayak nyata ya. " ucap Ari kembali memegang pipinya

Ara kembali teringat kejadian tadi siang, Ara tidak menyangka Ari akan setega itu kepadanya, kemarin sudah membentaknya sekarang memfitnahnya. Ara sedih dikecewakan oleh Ari, padahal Ara menganggap Ari adalah sahabat terbaiknya.

"Kenapa sih Ri, lo harus tega banget ke gua." ucap Ara menatap ke arah luar

"Jangan salah sangka dulu dong Ra. "

"Ari!! Ngapain lo disini, gua kan udah gak izinin lo kesini lagi." ucap Ara kaget dengan kehadiran Ari

"Lo harus percaya sama gua Ra. " ucap Ari

"Buat apa gua percaya sama lo. " ucap Ara

"Plis Ra, kali ini aja. "

"Lo yang bikin gua jadi gak percaya lagi sama lo!" ketus Ara

"Ra, lo harus putusin Rudy." ucap Ari

"Udah cukup ya Ri, kenapa lo gak pernah suka gua pacaran sama Rudy." ucap Ara

"Karna Rudy gak tulus sama lo. " ucap Ari

"Udahlah Ri, lo gak usah jelek jelekin Rudy. Sekarang lo pergi dari sini. " usir Ara

"Gua mohon sama lo Ra, kali ini aja lo dengar gua. " pinta Ari

"Pergi gua bilang!" bentak Ara mendorong Ari

Dimensi Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang