Dua Puluh Tujuh

9 2 0
                                    

"Ari.... "

"Kakak. " ucap Ari terkejut

"Kamu harus pulang. "

"Aku juga ingin pulang kak, tapi bagaimana caranya. " tanya Ari

"Kamu harus ikut kakak. "

"Ayo kak, Ari ingin pulang. " ucap Ari mengambil uluran tangan kakaknya

"Ari....."

"Raina... " ucap Ari

"Ri, jangan pergi. Ara butuh lo. " ucap Raina

"Tapi aku harus pulang, kasihan kakakku. " ucap Ari

"Tapi lo gak kasihan sama Ara, saat ini dia butuh lo. " ucap Raina

"Aku bingung, kasihan kakakku sudah lama aku tinggal. " ucap Ari bimbang

"Ri, gua mohon sama lo. Cuma lo yang bisa bikin Ara tetap semangat. " ucap Raina memohon hingga bertekuk lutut

"Ri, kakak gak apa apa kok. Kamu pantas bahagia dengan pilihanmu. Kakak udah tenang disini. "

"Maksudnya kak? " tanya Ari

"Kamu pergilah, Ara butuh dirimu. Kakak udah bahagia disini. "

"Kakak jaga diri baik baik ya, Ari sayang kakak. " ucap Ari memeluk sang kakak lalu pergi menghampiri Raina

"Raina, ayo kita pergi. Ara menunggu kita berdua. " ajak Ari membantu Raina berdiri

Ari membuka matanya dan menyadari dirinya yang tertidur dengan Raina disebelahnya. Karna menunggu Ara mereka terpaksa harus tertidur diruangan Ara. Dilihatnya Raina yang menyenderkan kepalanya dibahu Ari, tanpa sengaja Ari mengusap wajah Raina untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.

"Ara... Kamu sadar dek. " ucap Anggi menyadari tangan Ara yang tergerak

Namun dugaan Anggi salah, tubuh Ara mengalami kejang kejang yang sangat hebat hingga membuat Anggi panik.

"Ra... Lo kenapa? Ra, buka mata lo. " ucap Anggi memencet bel untuk memanggil dokter

"Kak, Ara kenapa? " tanya Ari

"Kakak juga gak tau Ri. " jawab Anggi

"Ada apa ini. "

"Dok, tolong Ara. " ucap Anggi

"Saya akan periksa dulu. "

Ari berusaha menenangkan Anggi yang terus saja menangis.

"Kak, dengar Ari. Kakak harus yakin Ara pasti sembuh. " ucap Ari menghapus air mata Anggi

"Gua gak siap kehilangan Ara. " ucap Anggi

"Bukan cuma kak Anggi yang tidak siap, tapi kita juga kak. " ucap Raina

"Kita harus yakin ya kak. " ucap Ari

"Bagaimana kondisi Ara dok? " tanya Anggi

"Sudah tidak ada lagi harapan, Ara harus melakukan cangkok hati. Hatinya harus segera diganti, atau tidak dia tidak akan bisa bertahan. "

"Ara.... " ucap Anggi lemas mendengar pernyataan dokter tersebut

"Kakak harus sabar, pasti masih ada harapan untuk Ara. " ucap Raina

"Dok ambil hati saya..." ucap Ari

"Ri, lo gila. " ucap Raina

"Semuanya demi Ara Rain, gua rela kehilangan nyawa demi Ara. Dia harus sembuh. " ucap Ari

"Tapi Ri... "

"Rain, gua ikhlas pertaruhin nyawa demi Ara. Masa depan Ara masih jauh, dia pantas untuk bahagia Rain. " ucap Ari

Dimensi Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang