Dua Puluh Tiga

12 2 0
                                    

Ari masih setia menunggu Ara yang masih tidak sadarkan diri, Ari begitu mengkhawatirkan kondisi Ara, dia juga sempat merasa bersalah.

"Udah ya Ri, Ara pasti sembuh kok. " ucap Anggi

"Tapi kapan kak? Gua khawatir banget sama Ara, sebenarnya Ara sakit apa kak? " tanya Ari

"Ara baik baik aja kok Ri. " jawab Anggi

"Bohong, jelas jelas tadi ada darah keluar dari mulut Ara. " ucap Ari
"Gua mohon kak, jujur. Ara sakit kan? Dia sakit apa kak? "

"Maaf Ri, sebenarnya Ara mengidap sirosis hati, sejak kecil dia sudah berjuang melawan penyakit tersebut." ucap Anggi

"Kenapa Ara gak pernah jujur soal itu, kenapa Ara hanya diam menutupi penyakitnya. " ucap Ari

"Ara melakukan itu demi kebaikan lo, dia gak mau nantinya lo makin terbebani. " ucap Anggi

"Tapi gak harus gini kak. " ucap Ari

"Selama ini dia selalu berusaha untuk buat lo benci sama dia karna Ara tau umurnya sudah tidak lagi lama. Dia mau disaat dia pergi lo gak akan sedih. " ucap Anggi

"Kenapa sih Ra, kenapa lo harus lakuin semua itu. " ucap Ari

"Sekarang kita berdoa untuk kesembuhan Ara ya. " ucap Anggi

"Iya kak. "

Ara masih setia memejamkan matanya, sudah beberapa hari ini setiap pulang sekolah Ari menjaga Ara di rumah sakit.

"Gimana Ri? "

"Belum ada perkembangan juga Rain." jawab Ari

"Lo yang sabar ya, Ara pasti sembuh." ucap Raina

"Gua gak bisa lihat Ara sakit, gak bisa Rain. " ucap Ari

"Segitu pedulinya lo sama Ara Ri, kalian memang pasangan terbaik. " batin Raina

Keesokannya Ari kembali menjaga Ara, tidak lupa dia membawa flower crown milik Ara. Hanya itu yang bisa diberikannya saat ini, setelah berada didalam ruangan Ara, Ari memasangkan flower crown tersebut di kepala Ara.

"Ra, kapan lo sadar gua kangen banget sama lo... Sadar dong Ra. " ucap Ari memegang tangan Ara

Perlahan mata Ara terbuka, Ari yang melihat hal tersebut sangatlah senang.

"Ra, lo udah sadar? " ucap Ari senang

"Kok gua bisa ada disini Ri? " tanya Ara

"Ra, lo gak usah tutup tutupin lagi semuanya, gua tau lo sakit kan. Kenapa sih Ra, lo gak pernah bilang." ucap Ari

"Maaf ya Ri gua gak pernah jujur ke lo soal penyakit gua, sebenarnya gua gak mau bikin lo sedih. " ucap Ara

"Jangan ada rahasia apa apa lagi ya, janji. " ucap Ari

"Iya Ri, gua janji gak akan ada lagi rahasia. " ucap Ara

"Senang deh lo udah sadar, pokoknya lo tenang aja ya gua akan bantu lo untuk melawan penyakit lo. " ucap Ari

"Makasih ya Ri... "

Perlahan Ara sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa, meski dengan bantuan kursi roda Ara tetap semangat untuk ke sekolah.

"Wah wah wah, kayaknya gua ketinggalan berita nih, dua pasangan muda kembali bersama. " ucap Reva

"Bisa gak Rev lo gak ganggu Ara, lo gak lihat kondisi Ara. " ucap Ari

"Bisa gak ya, kayaknya gak deh. Lo kenapa Ra di kursi roda? Lagi hamil ya, makannya pake kursi roda. " ucap Reva

"Jaga ucapan lo Rev, Ara gak hamil ya." bentak Ari

Dimensi Cinta [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang