Chapter 11
"Victory!"
Victory, yang memang merasa terpanggil, segera menolehkan kepalanya pada Sooyoung yang sedang tersenyum bahagia berdiri ditengah-tengah hamparan bunga canola berwarna kuning. Ada jarak sekitar delapan sepuluh langkah anatara dirinya dan Sooyoung.
"Lihat! Semua kupu-kupu di sini mengikutiku terus-menerus." Sooyoung melebarkan senyumnya melihat ke arah kumpulan kupu-kupu yang beterbangan dihadapannya. "Jika aku berlari ke kiri, mereka ke kiri. Dan sebaliknya! Ah... apa mereka semua terpesona pada kecantikanku yah?"
Victory menyinggungkan senyumnya, "Hanya kupu-kupu yang terus mengikutimu! Bukan para manusia!"
Sooyoung berdecak. Matanya masih mengamati kumpulan kupu-kupu, "Aku lebih senang sekumpulan kupu-kupu indah ini yang mengikutiku daripada para lelaki mata keranjang, apalagi yang mudah marah dan bermulut pedas sepertimu!"
"Kalau begitu menikah saja dengan kupu-kupu!" Victory melebarkan senyumnya saat Sooyoung langsung memberinya tatapan kesal penuh amarah setelah mendengar ucapannya barusan.
Setelah memberi tatapan kesal pada Victory, Sooyoung kembali memusatkan atensi nya pada berbagai macam kupu-kupu yang seakan sedang menari-nari indah meminta perhatiannya.
Sedang Victory, ia masih saja memerhatikan Sooyoung yang bermain-main dengan para kupu-kupu itu. Ia terus saja memandangi Sooyoung lewat kedua matanya. Kemudian ia ingat percakapan mereka beberapa menit yang lalu saat mereka baru tiba di taman bunga ini.
Victory menatap ke dalam kedua mata Sooyoung, menatapnya penuh keseriusan, "Pernahkah kau mendengar legenda redupnya sinar sang mentari?"
Sooyoung yang berdiri tepat dihadapannya, hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia memang benar-benar belum pernah mendengar apa yang baru saja ditanyakan Victory padanya.
"Kau yakin?"
Untuk pertanyaan yang kedua ini, Sooyoung menganggukan kepalanya.
Ada jeda sekitar dua menit sebelum salah satu diantara mereka membuka suara. Mereka saling menatap dalam diam menghabiskan waktu dua menit itu.
"Memangnya itu cerita apa?"
Victory menatap wajah penasaran Sooyoung kemudian tersenyum. Kali ini senyum yang ditampilkan Victory pada Sooyoung adalah senyum indah yang tulus hingga membuat wajah tampan sang malaikat itu berkali lipat lebih tampan dari biasanya. Otaknya yang sebelumnya sangat ingin mengingat kelanjutan dari potongan cerita yang ia baru ketahui dan segera ingin menyelesaikannya, tiba-tiba meragu. Hatinya luluh saat menyelami mata jernih Sooyoung. Niat awalnya telah sirna begitu saja.
"Cerita omong kosong!"
"Hah?"
Lagi-lagi Victory tersenyum, "Lupakan saja! Aku hanya asal bicara!"
Sooyoung masih menatap Victory dengan wajah penasaran dan mata yang berbinar, berharap Victory mau memberitahunya lebih banyak tentang apa yang telah ia ungkit dan sebutkan sebelumnya.
"Memangnya kau ingin terus menatapku? Kau tidak ingin menikmati pemandangan yang indah ini?" Victory menggerakan sebelah kakinya, kemudian tubuhnya berbalik ke depan. Ada hamparan bunga Canola yang indah tepat didepan matanya.
Sooyoung yang seperti kembali sadar kalau ia seperti tengah berada di dalam sebuah pemandangan lukisan, segera berlari, tertawa senang menghampiri hamparan bunga kuning yang menawan itu. Sooyoung juga tampak sudah melupakan ucapan Victory mengenai legenda redupnya sinar sang mentari yang sebelumnya sangat ia ingin kulik dan ketahui lebih lanjut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky of the Unlucky Lady
Fanfiction"Kau harus mati!" Sosok yang bersayap hitam itu menatap tajam ke dalam mata Sooyoung penuh dendam. Kemudian dengan sangat cepat, sepeti sebuah kilat, sosok itu sudah ada dihadapan Sooyoung yang bahkan belum sempat mengedipkan matanya. Dengan menampi...