Living Together

1.1K 228 37
                                    

Chapter 4

"Apa kau gila?" Sooyoung melototkan matanya. Kakinya melangkah mundur menjauhi sosok yang sekarang tersenyum aneh.

"Aku benar-benar sial karena harus bertemu dengan makhluk astral, kasar dan mesum sepertimu!"

Victory menatap Sooyoung, senyum bahagianya masih ditampilkannya, "Tadi itu apa?" Ia benar-benar tidak tahu dan ingin mengetahuinya. Polos sekali!

Sooyoung mengerutkan keningnya. Bukannya ia juga bodoh, hanya saja ciuman yang baru saja didapatinya secara paksa berhasil membuat saraf otaknya mengendur dan menimbulkan endorfin yang ia juga belum pernah rasakan sebelumnya. Mungkin karena sudah lama tidak berciuman, hingga membuatnya sedikit menikmatinya hingga jantungnya berdebar. Astaga... Apa yang Sooyoung pikirkan? Ia harus segera lari dari makhluk aneh ini! Makhluk aneh ini membawa pengaruh buruk untuknya!

Sooyoung memperhatikan makhluk yang sebelumnya selalu terlihat kejam dan memandanginya dengan tatapan penuh dendam sekarang berubah menjadi seperti lelaki manis yang sedang berbahagia.

"Siapa kau sebenarnya?"

Sooyoung berdecih, "Seharusnya itu menjadi pertanyaanku, siapa kau?"

Victory menatap makhluk lemah dihadapannya. Ia masih ingin membunuhnya, tapi perasaan puas yang baru saja ia dapati mengalahkan hasrat membunuhnya. Membuatnya lebih ingin merasakan hal-hal memuaskan yang lainnya. Lebih dari sekedar memuaskan seluruh dahaganya. Atau memang seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini bisa membuatnya sembuh? Bisa mengembalikan seluruh rasa kepuasannya? Apa ini adalah salah satu jalan untuk memecahkan kutukannya?

"Aku tanya, siapa kau dan dari mana kau? Makhluk apa kau ini? Kenapa kau datang padaku dan ingin membunuhku?"

Pikiran Victory teralihkan oleh suara Sooyoung. Kemudian ia berjalan ke arah ranjang tidur Sooyoung, dan duduk ditepinya. Ah... Hanya ranjanglah tempat yang ia bisa duduki karena hancurnya seluruh isi flat Sooyoung.

"Kau yang memanggilku! Kau yang membuatku ada disini bersama dengan makhluk lemah sepertimu!"

"Sudah kubilang aku tidak memanggilmu! Aku bahkan tidak tahu siapa kau!"

Victory hanya memandangi gerak-gerik dan segala ekspresi wajah Sooyoung, "Benarkah?"

Sooyoung dengan takut-takut, membalas menatap Victory, "Satu-satunya petunjuk yang aku miliki adalah kartu tarot!"

Sooyoung, walau takut dibunuh, tetap berlari mendekati side table nya, membuka lacinya dan mengambil kartu yang semalam ia amati. Kemudian ia menunjukannya pada Victory.

Victory menaikan sebelah alisnya saat Sooyoung mengulurkan sebuah kartu dihadapannya. Dan saat Sooyoung semakin menyodorkan kartu itu, pada akhirnya ia mau menerimanya.

Victory mengamati kartu tarot yang diberikan Sooyoung padanya, tapi ia tidak mengerti apa-apa.

Sooyoung juga terus memerhatikan Victory, "Apa menurutmu kau bisa datang ke sini karena kartu bodoh itu?"

Victory dengan wajah biasa saja, melempar kartunya, merasa tidak peduli. "Entahlah! Yang aku tahu, aku tiba-tiba ada disini kemudian ingin sekali membunuhmu saat pertama kali melihat matamu yang bulat itu!" Victory juga sempat menyinggungkan senyumnya pada Sooyoung yang melebarkan kedua mata bulatnya, lucu sekali menakut-nakutinya.

Sooyoung mengamati seluruh isi ruangannya, "Bertemu makhluk aneh sepertimu yang ingin membunuhku saja sudah sial. Sekarang flat ku juga kacau balau! Apa aku menyerah dan seharusnya membiarkanmu membunuhku saja sejak awal?"

Victory menganggukan kepalanya, "Sayangnya aku tidak bisa membunuhmu!"

"APA?"

Victory berdecak, "Tidak perlu berteriak begitu!"

The Lucky of the Unlucky LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang