The Beginning of The Story

892 183 20
                                    

Chapter 12

"BERHENTI!"

Perempuan yang kepalanya terbungkus selendang tipis berwarna merah muda itu segera menghentikan langkahnya sesuai perintah yang baru saja ia dengar dari suara lelaki yang ada di belakangnya.

"Siapa kau? Aku rasa aku belum pernah melihat ada pelayan wanita yang sepertimu  memasuki kediaman pribadi ayahku sebelumnya." Lelaki itu bicara sambil melangkah mendekati perempuan yang masih diam membelakanginya.

Lelaki itu telah berada tepat dibelakang tubuh wanita yang entah mengapa memiliki aroma tubuh yang sangat harum, tidak seperti pelayan-pelayan wanita lainnya.

"Kenapa kau tidak menoleh ke arahku? Kau tidak mengenal suaraku yah?"

Perempuan itu tidak fokus mendengar apa yang dikatakan lelaki tadi. Ia hanya peduli pada botol kecil yang sedang ia bawa ditangan kanannya. Ia harus segera menyembunyikan.

Tapi belum sempat ia sembunyikan, lelaki yang ada dibelakangnya sepertinya tidak memiliki rasa sabar dan menyentak tubuhnya, memaksanya untuk berbalik menghadap sang lelaki dengan menyentuh dan menarik bahu kanannya.

"KAU INI TULI YAH?!" 

Tae, sang pangeran matahari berteriak kesal pada perempuan yang menurutnya hanyalah seorang pelayan di istana klan nya itu.

Perempuan itu tidak gentar sedikitpun walau mendapati sang pangeran telah meneriakinya. Ia hanya bisa menunduk dan mencoba menyembunyikan wajahnya dibalik kain merah muda tipisnya.

Tae sendiri tidak berencana melihat wajah dari perempuan itu. Yang sekarang ia perhatikan adalah kedua tangan palayan itu yang menyatu, mengepal seperti menyembunyikan sesuatu.

Tae menyinggungkan senyumnya yang penuh arti kemudian dengan kasar merenggut tangan perempuan itu. Memaksanya untuk menunjukan sesuatu yang sedang ada dalam genggaman tangannya itu.

"Apa ini? Apa yang kau coba sembunyikan?" Tae merasakan adanya perlawanan dari perempuan itu hingga ia kesulitan untuk membuka paksa tangan yang mengepal itu.

Sekali lagi, pangeran Tae memaksa untuk membuka tangan mungil yang sangat lembut itu sampai membuat perempuan itu jatuh terjerembab ke belakang. 

Tae tidak percaya pada benda kecil yang baru saja ia dapatkan. Kemudian ia menelitinya sekali lagi beberapa detik. Dan pada saat ia benar-benar yakin dengan apa yang sekarang ada ditangannya itu, barulah Tae menatap tajam pada perempuan yang nampaknya sudah ingin bangkit dari jatuh duduknya dan menutupi wajahnya dengan satu tangannya.

Tae melototkan kedua matanya tak percaya dan segera  bergerak cepat untuk meraih salah satu tangan perempuan yang sudah ingin kabur menjauhinya.

"Jangan lari dan sia...." Ucapan Tae segera terputus saat ia membalikan paksa tubuh perempuan yang baru saja ingin mencoba lari darinya. 

Matanya cokelet jernih sejernih air embun dipagi hari.

Bibirnya berisi dan terlihat sangat lembut, merona semerah tomat cherry.

Kulitnya putih bercahaya bagai mutiara yang berkilau didasar samudera.

Semua yang menghiasi wajahnya begitu indah, begitu indah hingga Tae tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Kata-kata tidak sebanding dengan keindahan yang semenakjubkan ini! Keindahan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Putri Bie, Masih meronta-ronta berharap genggaman sang pangeran pada lengan tangannya terlepas dan ia bisa berlari kabur darinya.

Tae tersenyum, "Dari mana asalmu?"

The Lucky of the Unlucky LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang