Chapter 14
Sooyoung membuka kedua matanya ketika ciuman yang diberikan Victory padanya terasa melemah. Kemudian seakan baru sadar, kedua tangan Sooyoung mendorong tubuh Victory dan berhasil membuat Victory melepas ciumannya serta sedikit menjauh darinya.
Sooyoung memandangi Victory yang diam saja dengan tatapan tajam selama beberapa detik lalu dengan nafas yang masih tersenggal, ia segera berdiri, kemudian mengayunkan tangan kanannya kencang ke pipi kiri Victory.
Plak...
"Dasar makhluk kurang ajar! Iblis sialan!" Sooyoung masih mencoba mengatur nafasnya dan memerhatikan Victory yang setelah mendapat tamparan keras darinya hanya bisa menundukan kepalanya seperti sedang menyembunyikan wajahnya.
Sooyoung masih terus memerhatikan sosok tampan yang sayangnya sangat kurang ajar itu. Lalu ia menyadari ada sesuatu yang salah. Tangan kanan yang ia gunakan untuk menampar Victory barusan terasa dingin. Bukan tangannya yang menjadi dingin karena menampar keras pipi makhluk tampan itu. Tapi pipi Victory lah yang terasa sangat dingin.
Tapi kenapa? Kenapa kulit wajah Victory sangat dingin?
Apa seluruh tubuhnya juga sedingin itu?
Sooyoung langsung mendekati Victory yang sejak tadi tidak ada pergerakan lalu menyentuh kedua bahunya. Victory hanya duduk diam sambil menyembunyikan wajahnya, tertunduk.
"Apa yang terjadi?" Sooyoung merasakan dinginnya bahu yang ia sentuh. Terasa dinginnya bahkan telah menembus kemeja berlengan panjang yang dipakai Victory.
Wajah Sooyoung yang kesal, seketika sirna dan berganti menjadi ekspresi kawatir, "Kau kenapa? Kenapa tubuhmu terasa sedingin ini?" Sooyoung menggoyang-goyangkan kedua bahu Victory.
Sekali lagi, Sooyoung bertanya sambil mengencangkan gerakan tangannya menggoyah bahu Victory. "Apa kau baik-baik saja?"
"VICTORY JAWAB AKU!" Sooyoung berteriak.
Setelah Sooyoung berteriak keras, pada akhirnya ia melihat pergerakan kepala Victory yang pelan-pelan mulai terangkat hingga Sooyoung bisa melihat raut pucat dari makhluk itu.
"Wajahmu pucat!" Tangan kanan Sooyoung segera menyentuh dahi Victory, mengecek suhunya.
"Astaga... Kenapa tubuhmu bisa sedinging ini?"
Sooyoung semakin mengkhawatirkan Victory. Suhu tubuhnya benar-benar dingin! Wajahnya juga pucat dan lesu. Victory saat ini terlihat seperti mayat yang membeku didalam mesin pendingin.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk... Uhuk...!" Victory tiba-tiba terbatuk dan menutupi batuknya dengan menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.
Sooyoung berlari ke meja pantry nya, mengambil segelas air putih hangat kemudian duduk tepat disamping Victory yang masih batuk.
"Ini, minum ini!"
PRANG....
Sooyoung yang berniat ingin memberikan segelas air pada Victory, malah menjatuhkan gelas itu sampai pecah saat dirinya kaget mendapati sisa darah yang terlihat masih segar disudut kiri mulut Victory.
Sooyoung menutup mulutnya sendiri yang reflek menganga kaget dengan tangannya. Matanya mulai berkaca-kaca dan ia sama sekali tak mempedulikan pecahan kaca dari gelas yang baru saja ia jatuhkan dilantainya yang berserakan. Dengan ragu, kedua mata Sooyoung mencoba mengarah ke tangan Victory yang tadi digunakannya untuk menutupi batuknya.
Betapa terkejutnya Sooyoung! Tangan itu, ditangan makhluk itu ada banyak bercak darah!
Bagai kehilangan seluruh tulangnya, Sooyoung menjatuhkan kedua tangannya dramatis kesetiap sisi tubuhnya hingga kedua tangannya membentur bantalan sofa yang empuk. Kemudian nafasnya mulai tersedu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky of the Unlucky Lady
Fanfiction"Kau harus mati!" Sosok yang bersayap hitam itu menatap tajam ke dalam mata Sooyoung penuh dendam. Kemudian dengan sangat cepat, sepeti sebuah kilat, sosok itu sudah ada dihadapan Sooyoung yang bahkan belum sempat mengedipkan matanya. Dengan menampi...