Chapter 22
Alarm yang berbunyi nyaring tepat diatas side table disebelah ranjang yang tengah ditiduri Sooyoung membuat Sooyoung membuka kedua matanya. Sooyoung bangun dari tidurnya, menyenderkan punggungnya pada headboard ranjangnya. Kepalanya ia tolehkan kesamping, bed linen nya masih rapi, masih kosong sejak kurang lebih enam hari.
Biasanya ditempat itu ada mahkluk menyebalkan yang selalu merepotkan Sooyoung. Makhluk yang biasanya terus saja menempeli Sooyoung. Jadi bukankah seharusnya Sooyoung senang karena makhluk itu pergi meninggalkannya?
Senang?
Sooyoung menghempaskan nafasnya berat. Kenyataannya ia tidak senang. Ia tidak suka situasi yang sekarang sedang terjadi padanya. Mungkin Sooyoung harus mengakuinya, kalau Sooyoung mulai merindukan makhluk itu, Kim Taehyung sang masa lalu tragisnya.
Sooyoung ingat terakhir kali ia menatap wajah Victory. Saat itu enam hari yang lalu, saat Sooyoung mengatakan kalau ia ingat akan kehidupan yang ia miliki sebelumnya pada Victory. Wajah Victory kala itu terlihat sedih, murung dan.... menderita?! Kemudian setelah menunjukan wajah itu, Victory pergi, menghilang dari hadapan Sooyoung begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun hingga sekarang.
Sooyoung melirik jam dinding miliknya kemudian lekas bangun. Ia ingin bersiap-siap menemui seseorang yang sedari dulu sebenarnya sudah ia ingin temui. Padahal kemarin-kemarin Sooyoung selalu sulit saat ingin bertemu dengan orang itu. Jangankan bertemu, menghubunginya saja tidak bisa. Tapi kemarin siang, seperti mendapat sebuah undian berhadiah, Sooyoung terlebih dahulu mendapat kabar dari orang itu dan meminta untuk segera bertemu.
***
"Aku kira aku yang akan datang terlebih dahulu." Sooyoung duduk disebrang Seulgi yang sudah duduk terlebih dahulu menunggunya disalah satu cafe tempat mereka mengadakan pertamuan.
Seulgi menatap Sooyoung layaknya sedang meneliti wajah Sooyoung. "Kau benar-benar orang itu!"
"Siapa?"
Mereka bertatapan untuk beberapa menit kemudian Sooyoung menyinggungkan senyumnya terlebih dahulu, "Han Sooyoung maksudmu?"
Seulgi tidak mampu menutupi keterkejutannya, "Apa kau sudah mengingatnya?"
Sooyoung menganggukan kepalanya, kemudian ia memanggil pelayan terdekat untuk memesan minuman yang ia inginkan. Sooyoung kembali memusatkan perhatiannya pada Seulgi setelahnya, "Jadi bagaimana? Apa kau hidup bahagia dengannya?" Sooyoung tersenyum kecut, "Naif sekali aku saat itu! Bodoh!"
Seulgi memerhatikan raut wajah Sooyoung lalu menerka-nerka kemungkinan apa yang terjadi pada Sooyoung, "Terima kasih!"
Sooyoung yang sebelumnya menatap pemandangan luar dari jendela, menoleh pada Seulgi, "Tidak perlu! Toh aku tidak sedang membantumu sekarang."
"Memang! Makanya saat ini aku yang akan membantumu."
Sooyoung tersenyum saat mendengar Seulgi mengucapkan kalimatnya tadi dengan wajah seriusnya itu, "Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuk ku?"
Seulgi menundukan kepalanya. Sebenarnya ia juga belum tahu bagaimana cara untuk membantu Sooyoung. Tapi saat enam hari lalu ia memimpikan kisah masa lalunya, ia sadar kalau ia memiliki hutang budi yang teramat besar pada Sooyoung. Han Sooyoung telah rela mati menggantikan kematiannya! Kim Taehyung telah rela mati menggantikan kekasihnya!
"Apa Taehyung tahu kalau kau sudah mengingat masa kehidupan terakhir kalian?"
Seulgi melihat Sooyoung menganggukan kepalanya, membuatnya menyimpulkan kalau kemungkinan Taehyung sedang menjauhinya sekarang. "Lalu kehidupan apa saja yang telah kau ingat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lucky of the Unlucky Lady
Fanfiction"Kau harus mati!" Sosok yang bersayap hitam itu menatap tajam ke dalam mata Sooyoung penuh dendam. Kemudian dengan sangat cepat, sepeti sebuah kilat, sosok itu sudah ada dihadapan Sooyoung yang bahkan belum sempat mengedipkan matanya. Dengan menampi...