Who Are You

1.2K 235 58
                                    

Chapter 3

Sooyoung takut, tapi ia tetap mendekati sosok yang sekarang terbaring lemah itu. Ia memerhatikan wajah itu dan segera melebarkan matanya saat ia menyadari akan sesuatu. Tattoo diwajah yang sebelumnya menghiasi wajah tampan itu telah hilang entah kemana seiring dengan sayap hitam yang telah hilang pula. Dan sepertinya Sooyoung tahu dan pernah melihat wajah itu sebelumnya!

Ia segera bergegas menuju side table yang terletak disebelah ranjang tidurnya kemudian ia membuka laci pertamanya. Tangannya langsung gemetaran, mulutnya menganga, tak percaya pada apa yang sedang ia lihat dalam lacinya itu.

"Kartunya....!" Ia mengambil kartu tarot yang kemarin sore ia dapatkan, memegangnya dan mengamatinya lebih rinci.

"Kenapa bisa? Kenapa hanya ada gambar sayap? Kenapa....?" Sooyoung menjeda kalimatnya, kemudian perlahan membaca sederet kalimat yang ada ditengah-tengah antara sayap-sayap hitam itu, "The Shadow of You!"

Sooyoung membasahi bibirnya dengan lidahnya karena tiba-tiba terasa kering. Kemudian ia duduk ditepi ranjang tidurnya. Tangan kanannya masih menggenggam kartu tarot yang sebelumnya menampilkan sesosok makhluk tampan dengan sayap hitam yang mempesona. Dan sekarang hanya menampilkan sepasang sayap berbulu hitam dengan tulisan ditengah-tengahnya. Yang lebih membuatnya terkejut adalah, sosok yang sebelumnya ada dikartunya dan menghilang, ternyata tengah berbaring terpejam dilantai flat nya

Ia menolehkan kepalanya pada sosok yang masih terkulai tak berdaya, menatapnya dengan lirih, "Siapa kau sebenarnya?"

Sooyoung terus memandangi sosok itu hingga tiba-tiba merasa sedih dan menjatuhkan air matanya yang tanpa dimintanya, mengalir begitu saja.

"Kenapa aku menangis dan jadi sedih begini?" Sooyoung berdiri, menghapus air matanya, berjalan mencari ponselnya dan memungutnya saat menemukannya.

Sebenarnya ia ingin menelepon polisi sejak awal, tapi berubah pikiran dan lebih memilih menghubungi ibunya untuk meminta nomor telepon si tukang ramal yang menurutnya telah membuatnya terjebak dalam situasi seperti sekarang.

Ia menggigiti kuku jemarinya, merasa gugup karena tidak mendapat jawaban dari nomor yang baru saja ia dapatkan dari ibunya.

"Kemana si Kang Slayer konyol itu? Astaga...!"

Sooyoung menyerah! Setelah mencoba menghubungi nomor peramal tarot konyol selama kurang lebih tiga puluh menit tanpa henti, membuatnya semakin frustasi.

Ia menolehkan kepalannya kembali pada sosok yang masih saja tak bergerak dan masih dalam posisi yang sama, "Apa dia benar-benar sudah mati? Bagaimana jika aku menelepon polisi dan malah aku yang dituduh menjadi tersangkanya? Ya Tuhan... Apa yang harus ku lakukan?" Sooyoung berjalan bolak-balik didepan sosok itu, bingung dan tidak tahu ingin melakukan apa.

Ia terus saja mondar-mandir dengan tangan memegang ponsel, berharap peramal tarot bisa menghubunginya saat sudah membaca seluruh pesan yang telah ia kirim sebelumnya.

Jarum jam terus saja berputar. Langit malam yang terasa semakin gelap membuat suasananya semakin mencekam. Ia bingung, ia takut, ia lelah dan ia mulai mengantuk. Mata Sooyoung sudah terasa sangat berat ketika ia melirik jam yang sudah menunjukan pukul tiga pagi. 

Dan saat tak mampu lagi menahan rasa kantuknya, tanpa pikir panjang, Sooyoung rebahkan saja tubuhnya di lantai, di dekat tubuh Victory yang telah berbaring lebih dulu dengan tak berdayanya.

***

"Siapa kau?"

Sooyoung mendengar ada suara yang bertanya padanya hingga ia membuka kedua matanya, bangun dari tidurnya yang baru ia rasakan sedikit itu.

The Lucky of the Unlucky LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang