Keesokan harinya....
Malam begitu cepat berlalu, Rasanya aku sangat nyaman berada ditempat tidurku. Aku sangat malas sekali pergi kesekolah.
Saat sampai depan rumah aku bersembunyi ketika melihat Arnold yang akan berangkat ke sekolah.
Lalu setelah dia pergi aku pun keluar dan langsung berangkat sekolah. Meskipun dijalan aku membayangkan betapa mereka akan mengolok-oloku atas kejadian kemarin.Setibanya disekolah, aku dipanggil wali kelasku. Aku dimarahinya habis-habisan karena masalah nilaiku yang buruk ditambah lagi kejadian kemarin yang membuatnya sebagai wali kelas malu.
"Maaf bu saya salah, saya bener-bener minta maaf" kata sambil menunduk. Dia pun menceramahiku habis-habisan . Bahkan dia menelpon orang tuaku untuk datang kesekolah.
Saat bel masuk berbunyi aku duduk di dikoridor sekolah. Aku tak berani masuk kelas. Pasti mereka semua akan mencelaku dan menyalahkanku.
Sialnya kepala sekolahku yang killer itu muncul"Hey kamu, dasar anak bandel ngapain kamu masih disini? Ayo saya antar ke kelas mu"
Dia membawa ku kedalam kelas.
Kepala sekolahku memarahi wali kelasku karena dianggap tak pernah mengawasi siswi bandel sepertiku.
Seperti sudah habis kesabarannya menghadapiku, wali kelasku hanya diam dan terus diam padaku menganggapku seakan aku tidak ada.
Rupanya wali kelasku membagi kelompok belajar bersama untuk memecahkan soal-soal ujian untuk minggu depan nanti.Setelah wali kelas keluar, semua orang berbisik membicarakanku. Randa sangat emosi dia menggertak semua orang-orang yang menggertak ku.
"Boss aku pergi berenang dulu, kalau ada yg berani bully kamu bilang aja" kata Randa mengeraskan suaranya. Dia memberikan kode pada Rara agar mengawasi dan menjagaku, lalu pergi.
Setelah Randa pergi, Dini si wanita pembenciku langsung saja bergosip
"Kalau aku jadi putri. Aku sih ga bakalan masuk sekolah lagi. Malu-maluin. Ih dasar muka tembok" katanya
Rara yang mendengar hal itu sangat emosi, aku menggenggam tangannya. Lalu dia mengajaku keluar kelas.
Melihatku yang seperti mati segan hidup tak mau , Rara menjadi sangat khawatir.
"Kamu baik-baik aja put? Tanya nya, aku hanya menggeleng"Ayolah put jangan gini terus. Mana putri yang selalu ceria" Rara sangat sedih melihatku lesu.
Jirayut mencoba menghiburku dengan memberiku susu. Namun aku menolaknya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Rara yang melihatku berdiri dan akan pergi dari kelas."Ke toilet" kataku. Belum sampai pintu aku sudah berpapasan dengan Arnold. Dia menyampaikan perintah wali kelas agar aku menemuinya dikantor.
Dikantor guru dikembali memarahiku, membentaku, bahkan sampai membuatku menangis karna takut. Sepertinya dia sudah sangat kesal terhadapku. Setelah selesai aku kembali ke kelasku dengan wajah murung dan mata sembab. Rara dan jirayut sudah menungguku mereka bertanya apa yang terjadi. Aku hanya bisa menitikan air mata dan dia seribu bahasa.
Sepulang sekolah, aku ditugaskan untuk belajar diperpustakaan bersama kelompok belajarku. Aku sangat terkejut melihat Arnold ada disana. Ternyata Wali kelasku ingin menaikan nilai ku lewat Arnold dan Aco teman sekelasku yang lainnya.
Aco memanggilku dan menyuruhku duduk. Entah kenapa hari itu aku sangat muak melihat wajah Arnold.
Tanpa berbicara sepatah katapun , aku mengambil kertas lalu mengerjakan tugasku. Tiba-tiba Arnold malah protes."Bukan gitu jawaban yang benar" katana sambil mengambil kertas jawabanku
"Aku tau, jawabannya ada dibelakang" aku merebut kertasnya kembali
"Put, jawaban nomer ini ga jelas" kata Aco mengembalikan kertas tugasku
"Oke aku perbaiki" kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
a Love So Beautyfull (versi Lida DA)
RomanceCerita ini gue tulis terinspirasi dari lagu yg lagi Viral "I Like You So Much and You Know it" Cover English by. Ysabelle Cauvas dimana soundtrack dari Drama China yang romantis dan bikin baper "a Love so Beautifull" menceritakan tentang seo...