Aku Ingin terus Disampingnu

103 10 1
                                    

Dipagi yang cerah , aku bertemu Arnold yang akan pergi sekolah

"Hai pagi" sapaku

"Pagi" kata dia balik menyapa

Kami berdua lalu berangkat kesekolah, ketika saat pelajaran olahraga . kami semua pergi kelapangan untuk berolahraga. suasana sangat berbeda. Tiba-tiba aku merindukan jirayut yang selalu menggangguku.

"Kangen deh sama jirayut. Kira-kira gimana ya keadaan dia. Apa dia udah cat rambut dia lagi" kataku pada rara, lalu rara tersenyum

"Eh ra, jirayut kerenn
ya kemaren, Tiba-tiba dia jadi pemberani" kata menggoda rara. Rara hanya tersenyum tipis.

Tiba-tiba Randa yang baru saja berolahraga menghampiriku, dia merebut botol minun ku lalu meminun nya.
"Heh itu minum aku" kataku, Arnold lalu memperhatikan tingkah randa

"Nih aku sisain kamu setengah" katanya lalu lansung pergi. Aku menghampiri Arnold

"Arnold ini minum buat kamu, masih segel belum aku buka" kataku menyerahkan air mineral kepadanya

"Aku mau minum yang ini" Arnold meminum botol minum miliku lalu melemparnya.

Dikelas aku melirik rara, dia sesekali menengok ke belakang bangku jirayut. Aku tau sebenarnya Rara lah yang paling merindukan jirayut. Karena jirayut selalu mengganggunya.

"Ra kamu masih mikirin dokter Faul ya?" Tanyaku

"Aku gatau. Harusnya aku sedih dia pergi, tapi aku lebih sedih saat jirayut pergi" kata Rara

"Ya aku ngerti."

Aku lalu menghampiri arnold, dan randa aku mengajak mereka menjenguk jirayut dirumah sakit sepulang sekolah namun rara menolak.

Sepulang sekolah lalu aku, Arnold dan Randa datang menjenguknya. Jirayut sangat senang melihat kami. Namun dia melihat ke arah pintu seperti mencari seseorang.

"Kamu cari Rara? Rara ga bisa jenguk sekarang" kakatku

"Siapa yang nanya dia" kata jirayut. Tiba-tiba Rara datang membawa bingkisan untuk jirayut. Jirayut hanya terdiam. Suasana begitu hening.

"Jirayut kamu tau ga, sejak kamu dirumah sakit. Rara nangis terus, dia kangen banget sama kamu loh" kataku memecah keheningan

"Umm jirayut, aku udah nyalinin catatan semua pelajaran dikelas buat kamu" Rara menyerahkan sebuah buku

"Aku ga butuh Ra, orang tuaku udah panggil guru les buat aku jadi aku ga bakal ketinggalan pelajaran" kata jirayut membuat Rara menjadi sangat murung

"Oh yaudah lupain aja" kata Rara memasukan bukunya lagi ke dalam tasnya.
Sikap jirayut sangat berbeda kepada Rara, dia sangat acuh dan seperti menjaga jarak.

"Rara, kamu baik-baik aja?" Tanya ku. Rara hanya mengangguk lalu dia pamit pulang duluan. Aku tau rara pasti sangat sedih.

"Kasian rara" gumamku

"Kamu gausah khawatir, semua pasti baik-baik aja" Randa lalu merangkulku

"Hati-hati ada mobil" Arnold menariku dari randa

"Hah mana mobil?" Aku melihat tak ada mobil yang datang . Suasana kembali menjadi canggung.

"Eh ayo nongkrong" ajak randa.

Lalu kami bertiga pergi ke tempat biliard. Aku melihat pertandingan biliard sengit antara Arnold dan Randa. Aku antusias sekali mendukung Arnold hingga membuat Randa cemburu. Arnold lalu kalah.

"Kamu liatin apa?" Tanya arnold melihatku yang menatap wajahnya yang sangat kesal.

"Ga apa-apa, aku cuma pengen ikut main. Tapi aku gabisa mainnya" kataku

"Ayo aku ajarin" Randa lalu mengajariku.

"Kalau gitu aku pulang duluan" pamit Arnold, aku tak perduli karna aku ingin sekali belajar main billiard . Arnold lalu kesal karena aku tak mengikutinya malah asik belajar dengan Randa jadinya Arnold menariku untuk ikut pulang dengannya.
Sepanjang jalan aku tak berhenti berbicara mengenai kehebatan Randa, hingga Arnold membungkam mulutku dengan tangannya.

Ketika sampai didepan rumahku, aku bertemu dengan ibu arnold dan adiknya.

"Kak, aku denger katanya kamu mau ke jakarta ya buat tes kuliah disana " kata adik arnold membuat ku terkejut. Lalu aku menatap arnold . Entah kenapa aku sangat sedih mendengarnya.

Aku lalu merenungi nilai-nilaiku. Aku tak bisa kuliah di jakarta kalau nilai-nilaiku jelek. Aku ingin sekali satu universitas dengan Arnold, aku ingin selalu berada disampingnya.

Keesokan paginya aku menemui randa, dia terlihat sangat murung . Randa akan menghadapi kompetisi nanti jadi dia akan dikarantina. Dia sedih jika dia harus meninggalkan sekolah. Aku memberikannya semangat.
Arnold melihat ku sedang bersama Randa lalu dia menghampiriku.

"Putri, wali kelas panggil kamu dikantornya" kata Arnold

"Hah aku? Perasaan akhir-akhir ini aku ga bikin salah" kataku heran . Lalu aku pergi ke ruang guru dan bertanya pada wali kelas ku. Lalu dia merasa jika dia sama sekali tak memanggilku.

Sepulang sekolah aku sangat sedih , wali kelas ku bilang aku tidak bisa berkuliah dijakarta karena nilai ku sangat rendah.

"Aku harus gimana dong?" Tanya ku pada arnold

"Emang kenapa kamu pengen kuliah dijakarta" tanya nya

"Soalnya aku pengen satu universitas sama kamu. Aku pengen ada disamping kamu terus" kataku membuat nya tersenyum malu-malu

"Tuh kan kamu senyum, itu tandanya kamu pengen aku ngikutin kemana kamu pergi kan" kataku menggodanya.

Arnold lalu sangat tersipu, dia mempercepat sepedanya.

Sudah beberapa hari bangku belakang kami kosong, Jirayut dan Randa mereka tak masul sekolah membuat kami sangat merindukan mereka.

Arnold datang membawa brosur universitas dijakarta, aku melihatnya

"Katanya kamu ga akan pergi ke jakarta?" Tanya ku

"Kenapa ga pergi? Ini kesempatan bagus" jawabnya flat. Membuatku agak sedih.

"Ooh semoga kamu sukses" kataku

Beberapa hari kemudian, Arnold bersiap-siap peegi ke jakarta selama 3 hari untuk mejalani test universitas nya.
Aku menunggunya didepan rumah. Dia diantar ibu dan adiknya. Arnold menyuruh adik dan ibunya masuk mobil duluan.

"Arnold, kamu pasti berhasil masuk universitas itu" kataku memberinya semangat. Dia tersenyum padaku lalu mencubit pipiku.

"Siapa tau aku ga masuk" katanya yang melihat ku tak rela melihat dia pergi.















a Love So Beautyfull (versi Lida DA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang