Dont be sad

102 10 1
                                    

Didalam perjalanan pulang, aku terus melihat ke arah jendela tak berhenti menitikan air mata. Arnold terus menatapku dari tempat duduknya

"Eh putri..putri"  seperti biasa jirayut ingin  mengajaku bercanda namun dia kaget melihatku sedang menangis. Rara menariknya kembali agar jirayut duduk kembali.
"Dia kenapa?" Tanya jirayut pada Rara

"Mana gue tau" kata Rara

"Jangan sedih Putri" ucap jirayut. Membuat arnold merenung.

Randa lalu mengantar aku pulang ke rumah, aku benar-benar tidak memperdulikan Arnold yang berjalan di belakang kami.

"Makasih ya, aku masuk duluan" kataku lalu langsung masuk kerumah.

Arnold dan Ranfa bertemu , aku tak tau apa yang mereka bicarakan. Aku tidak perduli lagi.
Ketika sampai kamar, aku kembali menangis. Aku menyobek semua foto dan surat cinta untuk arnold.  Namun aku berfikir kembali untuk memperbaiki foto Arnold dengan menambalnya menggunakan selotip.

Keesokan harinya , aku berangkat ke sekolah sendiri. Aku meninggalkan arnold dan berfikir mulai sekarang aku akan melupakannya.

Saat di kelas, aku mendengar suara Nia sepertinya dia menghampiri arnold lagi dibangkunya. Aku tidak mau melihat mereka.
"Arnold. Kali ini nilai kamu nomer satu lagi dikelas" kata Nia mengantarkan kertas ulangan yang sudah dikoreksi.

Nia lalu kebangku ku untuk memberikan kertas ulanganku. Aku muak melihat mukanya. Aku mendengar Rara mengeluh nilai nya turun. Kemudian jirayut mulai menggangguku lagi
"Putri berapa nilai kamu? Ayo bilang . Gausah malu, biasanya nilai kita ga jauh beda. Gausah khawatir kalai nilai kita sedikit kita bisa minta Arnold sama Rara buat ajarin kita" kata jirayut

"Aku cuma dapet 50 , aku rasa les ga akan membantu" kataku flat

"Rara, aku bingung sama suasana ini. Kita harus apa?" Tanya jirayut berbisik pada rara

"Kamu cukup diam aja udah ngebantu banget" kata Rara

Saat jam istirahat aku berpapasan dengan Arnold, lalu aku menghindarinya.

"Kalian kenapa sih?" Tanya rara agak sungkan padaku, aku hanya menggeleng

"Beneran?" Tanya nya lagi "jangan pura-pura ga ada apa-apa. Aku ga buta" kata rara merangkulku

"Aku kayanya mau nyerah aja" kataku

"Loh kenapa? " tanya rara

"Ga ada apa-apa. Aku rasa dia udah punya pacar" kataku murung

"Apa ini gara-gara si Nia?" Tanya Rara agak kesal

"Bukan. Ayo masuk" kataku , lalu aku mengajak rara untuk masuk kelas. Dikoridor sekolah aku malah berpapasan dengan jirayut dan arnold. Aku langsung berlari ke taman sekolah meninggkan rata, namun rara mengejarku.

"Put , kamu anggap aku ini sahabat bukan sih. Cerita dong put jangan nangis terus kaya gini" tanya rara

"Dia ga suka sama aku, segala cara aku udah lakuin tapi dia ga suka sama aku. dia kayanya udah punya pacar" keluhku

"Astaga, liat kamu kaya gini  aku juga sedih liat nasibku. Aku udah rajin kasih kode ke Dr.faul , dia malah ga peka-peka" kata Rara

Aku lalu kembali ke kelas. Mata ku sembab katena terlalu lama menangis. Hal itu membuatku mengantuk lalu aku mencoba memejamkan mataku walau sebenarnya aku masih terjaga. Belum lama aku memejamkan mata, Arnold menaruh sesuatu mejaku. Makanan-makanan yang dia beli disupermarket sekolah.

"Putri ini buat kamu" Arnold lalu kembali duduk ke bangkunya. Aku tak sengaja menjatuhkan plastik berisi makanan dari arnold , lalu randa yang baru datang mengambilnya dan menyerahkannya padaku.

a Love So Beautyfull (versi Lida DA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang