a Love So Beautyfull (versi Lida DA)

Sampai Jumpa

Keesokan harinya aku kembali berangkat sekolah sendiri, Arnold melihatku sedang duduk dikelas. Dia menyapaku

"Pagi" sapa nya padaku, aku hanya terdiam

"Gimana luka ditangan kamu" tanya nya melihat tangan ku

"Baik-baik aja" jawabku

"Lutut kamu gimana?" Tanya nya lagi

"Baik-baik aja. Bengkaknya udah hilanh" kataku , kami merasa sangat canggung

Lagi-lagi Nia menghampiri Arnold.  Sungguh aku berusaha untuk tak memperdulikan mereka lagi. Lalu aku pergi untuk mengambil air minum, didepan kelas aku melihat Nia menyerahkan sebuah kertas kepada arnold.
Tiba-tiba Randa mengagetkanku hingga Arnold menyadari aku melihat mereka berduaan lagi.

"Pagi-pagi kalian udah mojok aja" gurau randa pada arnold dan nia hingga membuat Nia pergi begitu saja.
Arnold menatap Randa tajam . Randa melihat arnold dengan tatapan sinis.

Diam-diam nia pergi ke Uks, Dr.faul tau jika Nia mengalami depresi . Nia meminta dokter faul memberikannya obat penenang  namun Dr.faul tak mau meberikannya. Dia hanya menyarankan Nia untuk melakukan prosedur kesehatan. Nia terus memaksa, lalu tiba-tiba Rara datang ke UKS. Nia pun pergi dari ruangan itu.

"Apa kamu sakit perut lagi?" Tanya Dr.faul pada Rara

"Kali ini tenggorokan ku sakit" Rara memegang tenggorokannya

"Rara, kamu jangan berfikir terus minum obat. Perbanyak minum air putih"  sarannya. Lalu dia memberikan Rara vitamin C. Rara membawa vitamin C ke kelas. Dia memamerkannya padaku

"Apa itu?" Tanya jirayut

"Bukan apa-apa cuma vitamin C" kata rara

"Minta dong, aku lagi ga enak badan nih" pinta jirayut

"Ga boleh. Kalau kamu sakit pergi aja ke dokter" Rara sangat pelit.

"Yaudah aku mati nih" kata jirayut

"Oh ya udah selamat jalan" ledek rara

"Astaga gitu banget sih " jirayut cemberut, lalu dengan terpaksa rara memberinya sebutir vitamin c.

Lalu arnold menawariku apa aku ingin dia ambilkan air minum?
"Gausah makasih" jawabku. Arnold pun lalu pergi. Beberapa detik kemudian dia datang lagi membawa botol minumnya yang masih kosong

" loh mana airnya? Katanya mau ngambil minum? Kamu pergi ngapain aja tadi?" Kata jirayut kepada arnold.

Lalu jirayut memanggilku, dia memaksa agar aku menemaninya ke perpustakaan. Aku tak mau tapi dia terus memaksaku.

Disisi lain Dini memperhatikan sikap Nia yang sangat aneh, dia seperti orang sakau dan depresi. Dia seringkali menjambak-jambak rambutnya sendiri.

Pada saat jam istirahat jirayut memaksaku untuk belajar di perustakaan untuk memecahkan soal matematika yang tidak bisa kupecahkan. Dia menyuruhku duduk disebuah meja lalu dia sendiri izin pamit ke toilet. Sungguh aku tidak mengerti kenapa dia begitu aneh .
"Aneh banget tuh orang, tiba-tiba maksa aku buat ngerjain soal. Sedangkan dia malah kabur" gumamku dalam hati

Tiba-tiba Arnold menghampiri ku. Aku melihat kiri dan kanan ternyata aku berada dibangku pojok. Paati ini jirayut yang mengatur semua ini agar aku tak bisa kabur. Terpaksa aku menggeser tempat duduku. Lalu arnold duduk disampingku, aku lalu melanjutkan mengerjakan soal lagi.  Aku bingung tidak bisa mengerjakan soal. Kebiasaan buruku yaitu menggigit-gigit ujung bolpen. Arnold tang melihatku langsung mengambil bolpenku lalu menarik buku ku, dia mencoba untuk mengajarkan aku tentang soal yang tak ku pahami. Qku lalu memperhatikannya dia menyuruhkan untuk mengerjakannya sendiri setelah dia memberiku contoh.
Aku kembali menarik bukuku, namun tetap kebiasaan buruku menggigit ujung bolpen tak mau hilang. Arnold memperhatikanku. karena aku terlalu menunduk , rambutku menutupi pandangannya ke wajahku. Dia lalu membelai rambutku dengan bolpennya dia menatapku, aku sungguh salqh tingkah dibuatnya. Lama sekali kami beradu mata dan akhirnya situasi menjadi canggung.
"Arnold ..... soal Nia . Kalau kamu ga mau cerita, aku ga bakal tanya-tanya kamu lagi. Tapi bisa ga kamu ga terus deket-deket sama dia? Kamu tau kan gimana aku begitu sukanya sama kamu" kataku berbicara padanya, namun dia hanya terdiam dan diam saja membuatku merasa akan terus salah paham.